"Kenapa, Ki? tanya Monik yang sedang break dan bergabung dengan kedua sahabatnya. Mereka sedang menunggu pesanan makan siang sambil duduk di saung dengan angin sepoi-sepoi. Diperkirakan Shooting masih berlanjut hingga jam setengah tiga sore ini. Masih sempat ikut kuliah jadwal berikutnya. Jadi tak banyak bolong absen Monik.
"Entahlah, bingung gue Kak Eja kenapa." jawab Kiki sambil menunjukkan pesan dari Reza kepada sahabatnya. Mereka pun tersenyum simpul. Sepertinya dugaan Monik benar, Reza ada hati dengan Kiki.
"Sheila juga sama gaya pakaiannya." Kata Intan sambil berfikir.
"Iya sama gue bisa ngomel begini, bagaimana sama pacarnya ya?" sambung Kiki membayangkan Sheila yang pasti sering di marahi Reza karena pakaiannya selalu menunjukan lekuk tubuhnya. Kiki langsung menggelengkan kepalanya.
"Pantas saja tadi dijalan mukanya tak pakai senyum pas lihat kita lagi memantau cowok ganteng, ternyata dia chat begitu." komentar Intan sambil tersenyum geli.
"Naksir elu kali, Ki." celutuk Monik. Intan mencibir sambil mengangguk. Bisa jadi pikirnya.
"Gile, kalian tidak lihat kemana-mana so sweet gitu sama Sheila." jawab Kiki menyangkal. Masih dengan ekspresi yang sama Intan mengangguk lagi.
"Sama Sheila sohib saja kali." Monik menduga-duga. Intan terdiam menunggu reaksi Kiki sementara Kiki mengangkat bahu tak mau tau.
"cewek sama cowok tuh tak ada sohib, kalaupun ada, salah satu pasti memendam rasa." Intan mulai bersuara.
"Iya benar." Monik setuju dengan pernyataan Intan. Kiki mulai membalas pesan Reza.
Makasih kak sudah mengingatkan aku
setelah pesan terkirim. Kiki kembali ngobrol fokus dengan sahabatnya. Tiba-tiba Monik menyerahkan paper bag titipan Anto pada Intan. Intan mulai curiga. Apaan nih pikirnya. Benar saja isinya boneka babi. Seketika nafsu makan Intan langsung hilang, wajahnya memerah dan perutnya seakan ingin mengeluarkan sesuatu. Intan memang tak suka dengan karakter binatang satu ini. Bukan saja karena dia tak makan babi. Tapi memang dia geli karena menurutnya binatang ini tampak gundul. Sama gelinya ia saat melihat cicak dan tikus. Jangan sampai Anto tahu, nanti dia kasih lagi boneka cicak dan tikus juga. Intan bergidik seketika.
"Kurang ajar nih si Anto." Oceh Intan sambil cepat memasukkan boneka tersebut ke paper bag. Dilemparnya paper bag itu sejauh mungkin. Monik dan Kiki tertawa. "Kenapa?" tanya Monik sambil tertawa. "Gue tak suka boneka babi huhu, geli." Intan bergidik, membayangkannya saja membuat Intan mual dan berlari mencari toilet untuk mengeluarkan isi perutnya. Setelah kembali dari toilet Intan mengeluarkan minyak angin minta Kiki memijat punggungnya.
Sesuai permintaan Anto, Monik membuat video dari awal dia menyerahkan paperbag sampai akhir nya Intan bersumpah serapah. Lalu diupload ke media sosialnya, tak lupa mention ke Alex, Kiki, Intan dan Anto. Sementara Anto yang sedang dikantor Alex terpingkal dibuatnya. Bahagia sekali Anto melihat ekspresi Intan. Tak bosan di ulang terus videonya. Karena penasaran Alex pun melihat video tersebut dan langsung terpingkal.
"Jangan dibuang ya, tanda sayang dari gue tuh." Kata Anto via telepon. Ia terpaksa menghubungi Intan lewat handphone Alex yang menghubungi Monik, karena Intan yang sedang kesal tak mau mengangkat teleponnya.
"Bisa kurus kering gue To, tiap lihat tuh boneka nafsu makan gue hilang, belum lagi tambah jackpot. Parah lu." Intan terus mengomel.
"Sorry gue tidak menyangka sampai begitu reaksi lu. Gue kira cuma ngomel . Ntar gue traktir deh, mau apa?" bujuk Anto akhirnya karena Intan tak berhenti mengomel. "Bodo amat." Intan pun menutup telepon kemudian minyak angin dibalurnya keperut dan hidung. Selang setengah jam makanan pun datang. Untungnya rasa mual Intan sudah hilang. Monik mengirim foto saat Intan sedang dipijit Kiki pada Anto.
"Kasihan." gumam Anto sambil memandang foto di handphonenya tetap dengan senyum jahil yang belum hilang. Entah kenapa ada kepuasan tersendiri bagi Anto jika sudah membuat Intan kesal. Tapi kalau sampai sakit begini diluar dugaan Anto.
"Lama-lama cinta lu." Kata Alex pada sepupunya disambut senyuman lebar dari Anto. Entah apa artinya, hanya Anto yang tahu.
Di Warung Elite, diruang kerjanya, Ekspresi Reza sudah kembali normal. Tak galau lagi setelah mendapat pesan jawaban dari Kiki. Sekarang Ia dan sahabatnya pun sedang mentertawakan video Intan. Terlebih melihat foto Intan yang akhirnya sedang dipijit sambil memegang minyak angin. Terlihat lemah dan tak berdaya. Sudah sejak pertama Kiki performe mereka sudah saling follow. Bahkan saling bertukar info.
"Ada ya orang seperti itu, cuma lihat boneka bisa mual dan muntah." komentar Andi sedikit heran.
"Psikologis tiap orang beda friend. Ada yang lihat jalanan kosong di depan langsung pusing seperti mau jatuh" Sahut Reza menjelaskan.
"Penyakit bukan tuh?" tanya Mario yang sedari tadi menyimak.
"termasuk fobia Spesifik kayanya, fobia terhadap hewan, objek, situasi atau aktifitas yang spesifik ." jawab Reza menjelaskan dengan detail.
"gue fobia ditolak cewek nih." sahut Erwin yang baru saja datang sehabis mengantar Sheila. Tugas mengantar Sheila sungguh membuat Erwin bahagia.
"Kalau ditolak ya cari yang lain friend," jawab Mario santai seperti tak ada beban.
"Gue mau minta dijodohkan saja kalau ditolak." jawab Erwin serius.
"Kenapa begitu?" tanya Andi tak kalah serius.
"Dijodohkan juga galau tuh temen lu." sahut Mario menunjuk Reza yang cengengesan.
"Rese. Gue lagi yang kena." sahut Reza sambil menggaruk kepalanya yang habis keramas dan pastinya tidak gatal.
Kembali pada Monik, Kiki dan Intan, saat ini mereka sudah dalam perjalanan menuju ke kampus. Jalanan sangat lancar dan tidak macet. Jarak tempuh hanya empat puluh lima menit, masih ada spare waktu untuk ngobrol bersenda gurau bersama teman-teman yang lain. Tak lupa sambil mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan sore itu.
Kiki sibuk membahas drama korea terbaru bersama Farida teman sekelasnya. Walaupun tak mengikuti K-Pop tapi Kiki mengikuti dramanya. Monik juga mengikuti K-Drama. Bagaimanapun monik yang terjun didunia akting harus juga melihat dan mempelajari akting dari bintang negara lain.
sementara dipojokan Intan lagi jadi pembahasan diantara teman sekelasnya karena video yang Monik unggah tadi. Mereka tertawa geli melihat reaksi Intan.
"Viral deh video gue. tanggung jawab lu Nik." Intan kembali mengomel.
"Anto yang suruh." jawab Monik melempar kesalahan ke Anto. Kiki tertawa sambil menepuk bahu Intan.
"Sabar Tan, kalau viral endorsan bertambah." gurau Kiki membuat intan tersenyum simpul.
"Benar juga lu Ki." jawabnya senang
"Niiik tak usah tanggung jawab. Tak apa karena ulah lu dan Anto gue jadi korban, yang penting endorsan nambah." Katanya pada Monik. Sambil membayangkan kiriman paket dan pundi-pundi yang akan masuk kerekeningnya.
Sejak berteman dengan Monik, Intan dan Kiki ikut terkenal. Walaupun hanya di media sosial dan tak tampil di TV. Intan dan Kiki saat ini termasuk bintang, banyak tawaran dari berbagai produk untuk diiklankan. Semua pun tertawa melihat tingkah Intan yang kocak. Beneran Tak ada Intan tak ramai.
Drrttt...drrrrtt... kembali pemberitahuan pesan masuk di HP Kiki. Reza, apa lagi nih sekarang batin Kiki.
Lipstick kamu kemerahan.
Tanpa tanda seru, tapi tetap membuat Kiki kembali terbengong. Sepertinya Reza lagi PMS.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 527 Episodes
Comments
Dera Sub®iπ
Ya Allah ngakak aku Thor baca part ini😂😂😂😂😂 dari bang Eja yg tembuluuu smpe Intan yg fobia boneka Babi..ih sama kt Tan geleh sama binatang2 itu 😑
2021-09-23
1
Mimi
suka Mario kok saya, maap ya Ja hahaha
2021-08-26
1
nobita
blm jd suaminya aja udh posesif.. apala udh suami istri.. malah parah. Reza.. Reza..
2021-07-02
4