"Yuk bareng keparkiran." ajak Reza. Kiki berjalan disebelah Reza. Sesekali kepalanya menoleh kebelakang mencari Monik dan Intan.
"Teman kamu sudah jauh didepan." Kata Reza sambil menunjuk Monik dan Intan. Tampak Intan sedang berlarian mengejar Monik. Tak lama terlihat Intan terantuk punggung Monik karena tiba-tiba saja Monik berenti diam ditempat. Tawa mereka terdengar dari kejauhan. Melihat tingkah laku teman barunya Kiki tertawa geli.
"Seneng sekali kamu." Reza ikut tertawa kecil melihat Kiki.
"Kocak mereka, bikin ketawa terus." sahut Kiki lagi. Tak lama mereka pun tiba diparkiran, tampak Sheila sudah berdiri didepan Honda BRV Reza.
"Hai Ki, ikut Reza juga?" sapa Sheila ramah
"Aku sudah dijemput papa, Kak" Kiki menunjuk mobil papa yang sudah terparkir didekat pintu keluar.
"Sebentar Shei." Reza meminta Sheila menunggu sambil memberikan kunci mobilnya, kemudian berjalan kearah Papa Kiki yang duduk dibangku kemudi dengan jendela terbuka. Pandangannya mengarah ke putri bungsunya yang berjalan beriringan dengan seorang pria.
"Sore om." sapa Reza sedikit membungkukkan badannya
Ryan mengangguk. "Ini Kak Eja, Pa. Anak tante Nina." Kiki mengenalkan Reza pada papanya.
"Hai Ja, apa kabar papa mama?" sahut Ryan sambil tersenyum ramah.
"Sehat Om Alhamdulillah." jawab Reza.
"Kapan kamu lulus, Ja?" tanya Ryan lagi.
"InsyaaAllah tahun depan Om." jawab Reza. Sementara Kiki sudah duduk manis disebelah papanya.
"Besok Kiki aku yang antar jemput saja Om, kita jadwalnya sama dua hari ini." Reza berinisiatif meminta ijin pada Papa Kiki.
"Nah enak kalau begitu. Ok besok kamu jemput dan antar Kiki ya." Reza menganggukan kepalanya. tampak tersenyum lega karena negosiasinya mendapat approval dari calon mertua. Sementara Kiki mengernyitkan dahinya kesal.
"Kasihan Kak Eja nanti repot." Kiki mencari alasan.
"Hati-hati dijalan om" Reza melambaikan tangannya tanpa menjawab perkataan Kiki. Ryan membalas melambaikan tangan sambil melajukan kendaraan perlahan. Tinggal Kiki menghela nafas merasa diabaikan. Kemudian Reza pun kembali menuju kendaraannya. Sheila sudah duduk dikursi penumpang menunggu Reza.
"Jadi ketemu Pak Farhan, Shei?" tanya Reza
Rencananya sore ini Reza mengantar Sheila bertemu orang percetakan untuk mengecek Novelnya yang akan naik cetak. Sheila hobby menulis dan sudah ada beberapa buku karangan Sheila beredar dipasaran.
"Jadi, Bang. Kewarung yang deket rumah saja bang, tadi janjiannya disana." sahut Sheila.
Meski sudah berbentuk restauran, tetap saja Reza dan para sahabatnya menyebut warung. Karena asal muasalnya dari warung tenda.
Rezapun melajukan kendaraannya menuju tempat usahanya. Setibanya disana Reza langsung menuju ruang kerja dan Sheilapun menemui Pak Farhan yang sudah tiba dari lima menit yang lalu.
Diruang kerja tampak Andi, Mario dan Erwin yang sudah duduk dimeja masing-masing. Reza tak heran karena hampir setiap pulang kuliah mereka selalu menyempatkan diri untuk datang ke salah satu lokasi restaurant, walaupun tak setiap hari. Hanya saja kebetulan hari ini mereka berkumpul dilokasi yang sama tanpa janjian.
"Friends, si Rizki menawarkan buka cabang di padang, dia punya lahan disana. Minat?" Erwin membuka percakapan setelah Reza duduk dibangkunya.
Reza hanya memandang ketiga sahabatnya, menunggu salah satu berkomentar.
"Jangan luar kota dulu menurut gue, kita masih pada sibuk dikampus." sahut Mario
"Iya nanti sulit mengawasinya." Sambung Andi lagi
Reza mengangguk setuju. "Iyalah pelan-pelan sambil menabung, nanti kita beli lahan sendiri." ucap Reza.
Erwin mengacungkan jempolnya, sepakat dengan keputusan sahabatnya.
"Sheila sama siapa tuh, Ja?" tanya Erwin sambil melihat keluar melalui jendela kantornya.
"Orang percetakan." jawab Reza .
"Kalian jadi perform ya jumat besok?" Reza memastikan sahabatnya yang akan bermain musik di Restauran mereka. Ketiga sahabatnya suka bermain musik cenderung jago. Kalau Reza hanya penikmat. Meskipun bisa tapi tak tertarik untuk tampil dipanggung.
"Jadi lah." jawab Mario
" Sudah gue pasang iklan di medsos nih." sahut Andi.
"Siap-siap ramai." Erwin mengingatkan Reza. Karena follower Andi di medsos sangat banyak. Andi cukup terkenal dimedsos karena sering mengunggah aksi panggungnya. Para penggemar Jazz pasti tau kepiawaian Andi, Erwin dan Mario.
"Undang Kiki, Ja. Biar dia ajak Monik tuh. Siapa tahu Monik mau share di medsosnya juga." Ide erwin. Reza hanya mangut-mangut sambil memainkan tuts laptopnya.
"Nanti gue coba ya." jawab Reza kemudian.
"kapan lamaran lu, Ja?" tanya Erwin lagi
"Pendekatan dulu lah, dia kan belum tahu kita dijodohkan." jawab Reza.
"Sepele itu sih." sambung Mario. Reza pun menganggukan kepalanya sambil menaikan alisnya. Suasana kembali hening, semua sibuk dengan aktifitas masing-masing. Tak lama Handphone Reza berdering. Tampak nama Sheila di layar.
"Ya shei.."
"Bang gue cabut dulu, bareng Pak Farhan." suara Sheila terdengar dari seberang. Reza memandang ke arah jendela. Tampak Sheila tengah berkemas beranjak dari bangkunya.
"Oke." Jawab Reza singkat sambil mematikan handphonenya.
"Kemana tuh Sheila?" Tanya Erwin kepo.
"Entah, cuma bilang cabut dulu." Sahut Reza Acuh.
"Kenapa memang?" Mario balik bertanya pada Erwin. Andi menahan senyum mendengar pertanyaan Mario. Erwin pengagum rahasia Sheila. Hanya mengagumi tak berani mendekati.
"Payah lu win." celutuk Andi kemudian.
"Saingan lu ama Kenan." Sahut Reza lagi.
"Nah itu si Kenan bikin gue tak berani maju." Erwin membela diri.
"Alasan, Maju mah maju aja." ledek Mario.
"Gue telepon Kenan nih, bagaimana biar kalian bersaing sehat?" Reza memainkan alisnya naik turun.
"Iya, daripada tiap sebentar lu nanya Sheila ngapain? Sheila sama siapa? Sheila kemana?" ledek Mario lagi
"Jangan!!!" Erwin beranjak dari bangkunya berusaha menahan Reza yang memainkan Handphonenya seakan hendak menelpon Kenan.
"Doakan saja." kata erwin kemudian.
"Doakan apa?" tanya Mario
"Biar Sheila yang dekati dia." ledek Andi membuat yang lain tergelak. Erwin mendengus kesal. Habis lah sore ini diledek sahabatnya.
"Coba tanya nyokap lu kenal orang tuanya sheila tidak?" kata Mario lagi.
"Biar apa? tanya Erwin polos
"Ya kali dijodohkan juga seperti Reza." celutuk Andi. Lagi-lagi mereka tergelak dibuatnya.
"Kalau tidak kenal, suruh kenalan dulu." sahut Reza.
"Ish apaan sih." sungut Erwin.
"Eh tapi mereka pacaran, Ja?" tanya Erwin kemudian. Reza menggeleng mengangkat bahunya.
"Sheila tak mau pacaran." sambung Reza lagi
"Wah majulah win, lamar." tantang Mario
"Kuliah belum beres friend, kalau sudah lulus gue berani." Erwin mulai menghitung kapan dia lulus. Seketika langsung teringat pelajaran statistik dan pemasaran yang harus diulang semester ini.
"Kapan lulusnya ya." gumam Erwin sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Andi cengar-cengir memggelengkan kepalanya melihat gaya Erwin. Lain Erwin, lain pula Reza. Meskipun dijuluki geng ganteng tetap aja mereka keok saat harus mendekati wanita yang mereka suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 527 Episodes
Comments
🌸EɾNα🌸
ceritanya keren ditunggu up nya 👍
jangan lupa feedback ke ceritaku ya
"Kekasih Simpanan Tuan Muda"
makasih 🥰
2021-01-06
2