Tepat pukul sembilan malam seperti yang sudah dijanjikan Ririn, Ryan dan Wina pun tiba dirumah. Karena tak melihat Kiki diruang keluarga, Ririn mengintip ke kamar Kiki. Tampak Kiki sudah tertidur pulas. Ririn pun masuk membenarkan selimut Kiki.
"Tidur." Bisik Ririn pada Ryan yang menyusul masuk ke kamar putri bungsunya. Ryan tersenyum "Dasar anak manja." selorohnya sambil berjalan keluar Kamar. Ririn pun menyusul keluar dan menutup pintu kamar perlahan. Takut Kiki terbangun.
"Jadi bagaimana Ma, kapan Kiki mau diberitahu?" tanya Ryan sambil menghempaskan badannya duduk disebelah Wina.
"Biar setahun ini Kiki fokus kuliah dulu, Pa." Jawab Ririn sambil melepas asesories di tangan dan telinganya.
"Biar Kiki selesaikan S1 nya dulu, Ma." saran Wina. Seperti Wina saat dilamar Herman dia sudah menyelesaikan kuliahnya walaupun sampai saat ini belum bekerja kantoran.
"Tadi kamu dengar sendiri tante Nina bilang apa, nak?" tegas Mama tak ingin dibantah. Wina mengangguk malas berdebat. Tante Nina memang bilang begitu Reza lulus sebaiknya segera menikah. Karena Reza sudah mampu menafkahi istrinya. Usaha restaurantnya berkembang pesat. Kalau Reza sudah menikah tentu Tante Nina tak khawatir lagi karena sudah ada yang mengurus Reza. Tinggal fokus memikirkan Kenan adik Reza yang masih kuliah di Malang. Apalagi Om Dwi, suami Tante Nina sering tugas di luar kota, jika anak-anak sudah menikah, tante Nina bisa menemani om Dwi di luar Kota tanpa beban.
"Jaga anak lelaki sama perempuan sekarang sama susahnya. Takut salah jalan." tante Nina menyampaikan kekhawatirannya tadi.
"Setahun ini biarkan Reza mendekati Kiki, Pa, tapi jangan biarkan lama berduaan." Kata mama lagi.
"Nikahkan saja sekarang Ma, Nanti kalau saling suka pasti pengen berduaan terus . seperti aku dan Mas Herman." seloroh Wina sambil tertawa. Kemudian mengingat kembali perkenalannya dengan Herman anak teman bisnis Papa. Pertama kenal sudah langsung saling suka dan bertukar nomor Handphone. Tidak pakai repot pendekatannya. Tiga bulan kenal langsung menikah. Herman yang tujuh tahun lebih tua dari Wina tak mau menunggu lama. Karena niat awalnya memang mencari istri.
"Baru kenal seminggu mereka. Biarkan saling tahu dulu." kata Ririn lagi.
"Tadi pagi aku ngobrol sama Kiki dia belum memikirkan cowok tuh ma. Masih mau kuliah sampai S3 dan mama sudah tahu belum teman baru Kiki di kampus? Artis loh Ma. Bisa-bisa anak Mama ketularan jadi artis tuh. Tadi aku lihat IG nya banyak follower baru Kiki. Sekarang sudah 2000an. Kan semalam Kiki menyanyi jadi bintang tamu saat Reza dan teman-temannya performe." lapor Wina pada mama.
"Kok bisa jadi bintang tamu. Apa tidak pipis dicelana dia?" tanya mama Konyol
"Maaaaa..... " teriak Kiki malu, Ia yang baru saja terbangun dan keluar kamar mendengar kalimat terakhir mama. Semua tertawa terlebih Wina, mengingat Kiki yang waktu kecil pernah pipis dicelana saat disuruh menyanyi dipanggung kelurahan untuk mengisi acara tujuh belasan. Kiki tak jadi menyanyi tapi menangis kencang diatas panggung. Sungguh memalukan dan pastinya merepotkan saat itu.
"Malam sekali pulangnya." Protes Kiki sambil memeluk Mama manja.
"Kita pulang tepat waktu, tapi kamu sudah tidur." jawab papa yang duduk diantara Mama dan Wina sambil membelai rambut Kiki.
"Bawakan aku apa?" tanya Kiki menagih oleh-oleh.
"Bawakan calon suami." celutuk Wina disambut delikan mata mama. Wina tertawa tipis.
"Bawakan calon suaminya yang seperti Mas Herman ya, yang kalem, tidak banyak gaya, ganteng, pintar, sukses, rajin ibadah" Kata Kiki panjang lebar.
"Pasti dong. Makanya jangan dekat-dekat sama cowok ya. Jangan pacaran. Nanti langsung nikah saja" Sahut Mama.
"Iya maaaa. Kaya sudah ada saja jodoh aku. Lagi pula aku lulusnya masih lama." tanggap Kiki.
"Mana coba papa lihat video kamu menyanyi, Nak." Kata Ryan lembut. Kiki segera beranjak mengambil HP dikamarnya. Kemudian membuka halaman IG nya dan menunjukkan Instastory hasil reupload dari para followernya. Ryan dan Ririn menonton bersamaan. Terkadang mereka tertawa membaca komentar follower yang lucu-lucu.
"Bagus." Komentar Ryan tak menyangka anaknya akan bernyanyi di tengah keramaian. Sementara Ririn masih fokus menonton, sesekali mengomentari permainan Reza dan teman-temannya.
"Reza terlihat kalem ya pa, tidak banyak gaya," Mama melirik Kiki, "Ganteng juga Reza ternyata," celoteh mama mengulang persyaratan calon suami dari Kiki.
"contreng di list." jawab Wina terkekeh
"Pintar tidak dia Ma?" tanya Ryan ikut menggoda Kiki.
"Lewatkan." sahut Wina
"Kalau sukses sih iya Pa, tadi juga ke mesjid bersama papa kan. Berarti masuk list tuh." Celutuk Wina lagi.
"Apaan sih.." jawab Kiki kesal di goda Mama, Papa dan Kakaknya.
"Yuk sudah malam kita tidur." ajak Papa sambil melihat jam dinding yang tak terasa sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
"Kiii jangan lupa besok temani gue kesalon." teriak Wina dari depan pintu kamarnya. Kiki mengangguk mengacungkan jempolnya.
"Habis dari salon shopping yaaa" pinta Kiki.
"Iyaaa." jawab Wina kemudian dan merekapun masuk ke kamar masing-masing.
Kiki yang sudah tak mengantuk kembali memeluk gulingnya sambil memainkan Handphone. Melihat-lihat IG Cindy sahabat SMAnya yang sudah sebulan ini di Kuala Lumpur. Tidak ada aktifitas terbaru dari Cindy. Mungkin sibuk adaptasi dengan lingkungan baru. Kiki belum ngobrol lagi dengan Cindy sejak dua minggu yang lalu. Biasanya mereka hampir setiap malam saling berkabar via telepon.
Terakhir telepon cindy, mereka bertukar cerita tentang aktifitas dan persiapan menjelang masuk Kuliah.
"Kangeeeen." Kiki mulai mengetik dan mengirimkan pesan tersebut kepada sahabatnya. Uppssss Kiki tak sadar jika pesannya terkirim ke Reza. Karena nama Cindy dilayar HP Kiki tertulis "Rempong".
Sewaktu di SMA Cindy memang terkenal dengan julukan rempong. Karena selalu membawa kipas dan sisir ditangannya. Sehingga tangannya selalu tampak penuh bawaan. Huaaa Kiki tersadar kalau pesannya salah kirim , Kiki segera ingin menghapusnya. Tapi pesan sudah terbaca. terlihat Reza sedang mengetik. Kiki panik, mukanya memerah.
maaf kak, aku salah kirim
dengan cepat Kiki mengirim pesan pada Reza. Bersamaan dengan pesan yang masuk dari Reza
Salah kirim yaaa.
Ah Kiki lega karena Reza lagsung menebak Kiki salah kirim.
"Belum tidur? Kangen sama siapa memangnya?"
"Belum. Tadi mau chat teman aku."
"Cowok?"
Baru hendak menjawab, HP Kiki berdering. Seperti kontak bathin Cindy menghubungi Kiki. Merekapun saling bercerita tentang kampus baru dan teman baru. Kiki melupakan Reza dan sibuk ngobrol dengan Cindy. Ada saja yang dibahas. Termasuk menceritakan aksi panggungnya yang tak sampai lima menit itu.
Sementara Reza gelisah menunggu jawaban Kiki yang tak kunjung terkirim. padahal status Wa nya online. Dari awal terima pesan Kiki, walaupun kaget bercampur senang tapi Reza sudah menduga kalau Kiki salah kirim pesan. Tidak mungkin Kiki seberani itu. Reza sudah dengar cerita Ririn tentang sifat Kiki yang pemalu. Ia jadi penasaran siapa yang membuat Kiki kangen. Kasihan Reza jadi tidak bisa tidur kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 527 Episodes
Comments
Dera Sub®iπ
bagus Thor ceritanya beda dgn yg lain..
aku berasa kembali di masa jd anak kuliahan 😂😂 aahhh indahnya masa ituu
2021-09-23
1
Cita Solichah
nih cerita ringan banget y.. berasa qt sndiri yg jalaninnya. asikk.. ngaliirr gitu. enjoy bacanya. gk Halu2 bngt. ssiip..aq suka author
2021-07-20
6
Ummi Salsabila
hahaha. kasian reza nda, bisa tidur
2021-06-23
2