Keesokan harinya jam 6.30 pagi, Kiki sudah tiba dikampus dengan segala atribut yang dibutuhkan, tampak beberapa mahasiswa baru sudah mulai berbaris dilapangan. Ah rajin sekali bukannya mulai jam 7 ya? Kiki celingak celinguk mencari Reza. Ya dia butuh Reza, butuh korek api sebenarnya. Tapi Reza tak tampak dilapangan. Mungkin Reza terlambat. Kiki ikut berbaris bergabung dengan Mahasiswa lain.
"Eh sini, kita sekelas." Seorang gadis tinggi menjulang menarik lengan Kiki. Kiki harus mendongak melihatnya. Ya karena Kiki mungil, Kiki tersenyum mengulurkan tangannya. "Kiki."
"Gue Monik." sahutnya. Monik cantik sekali. Kiki mengagumi wajah blasteran dengan rambut pirang itu. Gayanya pun terlihat trendy. "Aku kayanya sering lihat kamu tapi dimana ya nik?" Kiki mencoba mengingat berpikir keras.
Monik tergelak dengan suara sengau, "Majalah, Sinetron, Infotainment." sahutnya lagi masih tertawa geli.
"Kamu artis?" Kiki teriak tertahan, agak norak. Kiki jarang nonton TV, kalaupun nonton hanya selintas saat melewati ruang keluarga. TV dikamar lebih sering menjadi pajangan.
"Nanti malam Jam 7.30 nonton ya. Biar lu tak banyak pikiran." Monik kembali tergelak menggoda Kiki.
Kiki mengangguk dengan mata berbinar. Rasanya tak sabar mau pamer pada Papa dan Mamanya kalau dia punya teman artis.
"Kiki!!!" Kiki segera menoleh kebelakang karena ada yang memanggilnya. Tampak Reza dengan seorang gadis disebelahnya. "Sebentar ya, Nik," Kiki pamit pada Monik dan menghampiri Reza
Kiki tersenyum sambil menadahkan tangannya, meminta korek api yang sudah dijanjikan Reza.
"Kenapa tak menelpon? tanya reza dengan kening berkerut. Sebenarnya Reza sudah datang lebih dulu dari Kiki. Harapannya untuk ditelepon Kiki punah sudah, karena Kiki hanya menunggu tanpa inisiatif. Reza menggeleng tak habis pikir.
"Aku tak enak kak, takut kakak sibuk." Kiki membela diri.
"Lain kali telepon saja, jangan tak enak tak enak," Reza seperti mengomel.
"Ya sudah mana?" tanya Kiki sambil melirik gadis disebelah Reza. Kiki menganggukan kepalanya sopan ketika beradu mata dengan gadis tersebut.
"Namanya Sheila, senior kamu juga." Reza menjelaskan tanpa ditanya. Sambil menyerahkan korek api yang ditempel sticker bergambar 3 anak gajah. Kiki terus memandang korek api dengan perasaan lega. Berharap hari ini berjalan lancar tanpa ada kendala.
Kemudian "Salam kenal kak sheila, aku Kiki." sambil mengulurkan tangannya Kiki tersenyum manis. Entah kenapa jika tersenyum mata Kiki seakan bercahaya. Reza menatap kagum.
"Hai Ki." Sheila menyambut salam Kiki sambil tersenyum ramah. " Sheila menggunakan jas almamater sama seperti Reza.
"Jangan terlalu kagum begitu, biasa sajalah." Sheila berbisik sambil menyolek Reza. Membuat Reza cengengesan. Kiki yang tak mendengar bisikan Sheila merasa sungkan. Dimata Kiki mereka tampak mesra dan Kiki tak peduli, hanya Kiki tak mau mengganggu.
"Terima kasih Kak Eja." Kiki menggoyangkan korek ditangannya sambil menatap Reza.
"Kiki baris lagi ya." pamitnya pada Reza dan Sheila, segera kembali kesebelah Monik yang sibuk ngobrol dengan barisan berbentuk lingkaran bersama teman yang lain. Suasana barisan tak karuan karena semua mau dekat dengan Monik.
"Cakep kan shei?" kata Reza sepeninggalan Kiki.
"Hmm.." Sheila hanya menaikan dahinya tak komentar. "Yuk ah." Sheila memutar badannya meninggalkan Reza yang masih memandang Kiki. "Wooi bucin!!!" teriak Sheila lagi sambil terkekeh. Diteriaki begitu Reza tergelak menyusul Sheila sambil berlari kecil.
"Kekantin yuk Ki." ajak Monik saat istirahat siang
"Lapar ya habis dikerjai." Ledek Kiki. Pagi tadi Monik habis dikerjai teman-teman Reza. Mungkin karena dia Artis, jadilah target utama para senior. Selain itu Monik juga tampak mencolok dari yang lain.
"Lagian lu Nik, tumben mau ikut ospek begini. Kan bisa minta ijin." Intan sahabat Monik dari SMA tak habis pikir. Sambil berjalan menuju kantin Monik didampingi Kiki dan Intan. Intan sedikit lebih tinggi dibanding Kiki. Untungnya posisi Monik ditengah, Kalau Intan yang ditengah jadilah mereka bersusun seperti tangga.
"Gue mau merasakan juga. Masa pakai surat sakti terus." Tukas Monik. Suasana dikantin tampak ramai. Apalagi para pelayan masing-masing booth berteriak menyebut menu dagangan mereka.
"Berisik." keluh Kiki sambil menutup telinga kanannya
Setelah memilih menu mereka bertiga duduk dimeja yang masih kosong.
"Duh cakep cakep sekali senior kita, lelah mata adek, bang." Intan menutup matanya sambil menunduk. Kiki dan Monik tertawa melihat ulah Intan. Memang dari tadi senior yang lewat cakep semua. Apalagi yang bukan Panitia. Mereka berpakaian sangat modis.
Reza dan ketiga temannya yang duduk dimeja sebelah Kiki, ikut tertawa mendengar celotehan Intan. Kiki tak sadar kalau Reza ada disekitarnya. Sedari tadi Kiki dan Monik terbuai dengan tingkah Intan yang kocak. Intan makan sambil menundukan kepalanya dengan tangan kiri menutup mata seperti orang kesilauan.
Kiki sangat bahagia karena punya teman baru Monik dan Intan. Walaupun baru sehari kenal tapi Kiki berharap persahabatan mereka dapat terjalin dengan baik. Kiki belum melihat satupun teman SMA nya di Kampus ini. Mungkin beda jurusan atau belum tertangkap mata.
Selesai makan mereka langsung beranjak menuju kelas. Saat itu barulah Kiki melihat Reza. Kiki langsung tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya. Reza hanya mengangguk sambil menaikkan tangan kanannya tanpa melambai.
"Abang lu Ki, dari tadi dengar kita dong. Malu banget." Bisik Intan panik saat melihat Reza. Baru berasa malu mengingat kelakuannya tadi.
"Dengerin lu sih, kita mah kan hanya ketawain lu." ledek monik disambut tawa Kiki.
Intan mengira Reza abangnya Kiki. Karena sedari pagi Intan melihat Reza sibuk memperhatikan dan mengecek keperluan Kiki, seperti kakak terhadap adiknya.
"Gitu doang Ja?" Goda Mario setelah Kiki hanya lewat tak mampir, padahal dari pagi Reza sibuk memperhatikan Kiki. "Besok gue kerjai." lanjut Mario dengan senyum jahil.
"Mau lu apain, jangan macam-macam." tegas Reza melindungi Kiki.
"Satu macam aja Ja, biar dia tak kaku begitu." Andi menimpali. Reza berpikir keras apa yang akan dilakukan sahabatnya terhadap Kiki besok.
"Calon istri lu imut juga ya." Bisik Erwin menggoda Reza. "Enak dipandang." sambung Erwin lagi. Reza menyentil jidat Erwin. Hayalan Erwin andai dijodohkan Mamanya pun buyar.
"Gue mau nanya nyokaplah kapan mau reuni di warung kita. Ya kali, ada juga yang mau dijodohkan juga sama gue." cerocos Erwin. Membuat ketiga sahabatnya tergelak.
Tak terasa waktu istirahat pun selesai. Saatnya kembali ke kelas bimbingan, dimana para junior sudah berkumpul. Siang ini bagian Reza dan Andi bukan di kelas Kiki. Jadi mereka tak bertemu. Mario dan Erwin yang ada dikelas Kiki.
"Titip yaa. Jangan ada yang mengganggu." pesan Reza.
"Tenang friend hari ini dia aman." sahut mario sambil melambaikan tangannya karena mereka berpisah kelas.
Tak terasa hari pertama terlewati dengan aman. Saat bubar kelas, Kiki bertemu Reza yang kebetulan keluar dari kelas sebelah.
"Mau kuantar pulang, Ki?" tanya Reza berharap
"Aku dijemput papa kak." jawab Kiki, Reza sedikit kecewa, tapi apalah daya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 527 Episodes
Comments
Imas Masripah
bang eja manis banget
2022-01-18
3
Dera Sub®iπ
senyum senyum sndri baca smpe bab ini
2021-09-23
1