"Ki lagi ngapain? ngobrol yuk." Kiki yang masih leyeh-leyeh di kasurnya membaca pesan WA dari Wina.
"Masih mengantuk." Ketik Kiki dan mengirimnya. Tadi malam sehabis mendapat telpon dari Monik, Kiki tak langsung tidur. Sibuk pada Instagramnya sampai shubuh, terlalu senang membuat Kiki tak bisa tidur. sampai pagi ini followernya terus bertambah. Bukan hanya monik yang mengunggah video Kiki saat dipanggung, tapi puluhan followernya, kebanyakan dari mereka mention ke IG Kiki. Bahkan yang bikin Kiki senang, Anto dan Andi pun sekarang menjadi follower Kiki. "My favorite singer" tulisan Anto di IG storynya membuat Kiki tersenyum bangga. Tentu Kiki bangga, apalagi Anto yang terkenal sebagai pembalap dan model iklan yang sangat digandrungi oleh ribuan wanita. Kiki termasuk salah satu penggemar Anto. Hanya mengagumi karena Anto berprestasi.
"Tidak kangen sama gue ya parah, sombongnya." Tiba tiba Wina sudah ada di kamar Kiki dan menarik kedua kaki Kiki hingga melewati kasur. Kiki berteriak sambil tertawa. Sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh kakaknya.
"Lihat IGku deh kak, followerku sudah 2000." Kiki menunjukkan hpnya pada Wina.
"Kok bisa?" tanya Wina heran.
"Lihat saja." Kiki yang malas bercerita membuka ig story nya . Wina tersenyum bangga melihat aksi adiknya dipanggung. "Keren." kata Wina. Suara Kiki memang bagus. Hobby papa menurun pada Kiki.
"Ini siapa yang mengajak kepanggung?" tanya Wina sambil mengembalikan Hp Kiki. Dia tahu Kiki sangat pemalu dan demam panggung.
"Aku dipanggil temannya Kak Eja, minta tolong katanya. Aku kira mau ditolongin apa gitu jadi aku maju. Aku tau sih mau dikerjai.Tapi tidak tahu kalau akan disuruh menyanyi. Biasanya kalau mau manggung pakai gladi resik kan." Cerocos Kiki.
"Eja bagaimana?" pancing Wina mendengar nama Reza disebut.
"Dia yang main gitar." jawab Kiki
"Sudah tau itu sih. sudah pernah ketemu, dulu kan waktu kecil, Eja suka main bareng kakak. Waktu itu kamu masih digendong kemana-mana" Wina menjelaskan panjang lebar.
"Naksir tidak?" pancing Wina.
"Dia punya pacar kak, lagian kenapa tiap aku dikenalkan sama cowok ditanya naksir sih." Kiki mengomel, Wina selalu ingin tahu soal cowok yang dekat maupun akan dekat dengan adiknya. Karena dari dulu Kiki tidak pernah membahas naksir si A atau B pada keluarganya. Mungkin Cindy yang lebih tahu urusan hati Kiki. Mereka sering curhat bareng. Bikin Wina penasaran.
"Kata siapa dia punya pacar. Pernah tanya?" Tukas Wina. Kiki menggelengkan kepalanya.
"Aku sama kak Eja tidak sedekat itu. Baru juga kenal seminggu." sungut Kiki. "Tadi malam aku malah tidak enak hati sama pacarnya, Kak Eja mengantar aku pulang, pacarnya pulang sama kak Erwin." sambung Kiki masih bersungut. Bibirnya tampak mengerucut.
"Ya berarti bukan pacarnya lah." kata Wina lagi. Kiki mengangkat bahunya dan kepala sedikit miring kekiri.
"Kamu mau tidak dijodohkan?" tanya Wina menggoda Kiki.
"Tergantung, kalau seperti mas Herman mau deh." Jawab Kiki, bola matanya berputar membayangkan kakak iparnya.
"Cuma satu yang seperti Herman. Yang seperti Eja mau tidak?" Wina mulai to the point.
"Aku kan belum tahu kak Eja. Kesan pertama ok sih. Sudah ah aku belum berpikir kesana, aku mau kuliah sampai s3." Kiki mulai merasa risih dengan pertanyaan kakaknya. Lalu kembali memeluk gulingnya. Kembali tidur menghabiskan akhir pekannya di kasur.
"Sebentar lagi juga dilamar lu Ki." gumam Wina sambil membaringkan badannya disebelah Kiki. Entah Kiki mendengar atau tidak, karena tak ada jawaban dari Kiki. "Geser." kata Wina mendorong pelan badan Kiki lalu menarik guling yang Kiki pakai. Kiki yang mengantuk hanya pasrah mengambil guling yang lain lalu melanjutkan tidurnya.
Jam 12 lewat 15 menit Kiki terbangun. Wina sudah tak ada disampingnya. Perut Kiki lapar, tadi tak sempat sarapan karena mengantuk. Seperti habis kerja berat badannya terasa lemas. Mata masih mau tidur tapi perut lapar. Kiki keluar dari kamarnya mengambil handuk dan bersiap mandi. Setelah mandi baru terasa segar. Menggunakan celana pendek dan kaos rumahan Kiki menuju meja makan. Mengintip menu masakan Mama hari ini.
"Mau ikut, Ki?" tanya Mama yang sudah tampak cantik.
"Mama mau kemana?" tanya Kiki sambil menyendokan nasinya dimeja makan.
"Menemani Wina antar titipan Herman untuk ayahnya. Setelah itu Mama mau kerumah tante Nina. Tea time." Jawab Mama.
Kiki menggelengkan kepalanya "Aku masih mengantuk ma, Tidak tidur aku semalam." Oceh Kiki sambil mengunyah makanannya.
"Baru sekali kumpul sama Reza langsung tak bisa tidur." Mama menggoda Kiki.
"Bukan karena itu, Ma." sahut Kiki malas.
"Dia jadi artis semalam Ma. Tidak mau kalah sama Papa." Wina ikut menggoda adiknya. Kiki diam saja fokus dengan makanan dipiringnya.
"Nanti kita pulang malam ya, jangan rewel suruh mama pulang." ancam Mama. Memang si bontot ini jika magrib Mama belum dirumah, pasti tiap sebentar telpon Mama karena kesepian. Padahal kalau Mama dirumah pun kadang mereka sibuk dikamar masing-masing.
"Iyaa, tapi jam tujuh sudah dirumah ya." Kiki mulai posesif.
"Tidak bisa, mungkin jam sembilan. Kalau kamu mau susul saja Mama ke rumah Tante Nina." Jawab Mama tegas.
"Aku tidak tahu rumahnya. Tak mau ah. Kak Wina saja yang pulang duluan." tawar Kiki.
"Enak saja. Kakak kesini karena kangen sama Mama, ya quality time lah." Wina mencibir menolak permintaan Kiki.
Sepeninggalan Mama dan Wina , Kiki melanjutkan tidurnya, awalnya membaca novel sambil rebahan hingga ketiduran. Terbangun lagi di waktu Ashar. Lanjut lagi membaca novel, tak terasa sudah magrib lagi. Selesai sholat Kiki mulai kesepian. Tapi sudah diancam tak boleh telpon Mama. Pasti mama masih dirumah tante Nina. Akhirnya Kiki menelpon Papa.
"Papa dimana aku sepi, Mama pergi sama kak Wina." Adunya pada Papa.
"Papa lagi sama Mama nak." Jawab Ryan.
"Sudah dibilang tidak boleh telpon mama malah telpon papa." Mama ikut nimbrung ditelpon.
"Kan tadi mama tidak sebut sama Papa juga." protes Kiki. Suaranya yang diloudspeaker Ryan terdengar oleh keluarga Reza.
"Masih lama tidak? tega ya aku ditinggal sendiri. Sudah tidak sayang sama aku. Harusnya papa menemani aku." cerocos Kiki.
"Papa juga mau quality time sama gue." Sahut Wina membuat yang lain tertawa.
"Sekarang sudah dimana? Masih lama tidak?" tanya Kiki tak sabaran.
"Kesini saja. Ada yang jemput kok." Tante Nina ikut bersuara sambil melirik Reza.
"Loh itu suara siapa? tante Nina ya? tanya Kiki yang tak sadar suaranya di loudspeaker.
"Iya suara calon mertua lu."Bisik Wina tapi terdengar oleh yang lain. Sementara Reza hanya diam sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Mau kesini?" tanya Papa kemudian.
"Tanggung pa sudah jam segini. Ingat ya mama janji pulang jam 9." Kata Kiki lalu menutup telponnya.
"Siap-siap Ja, Calon istri kamu modelnya kaya gitu." Ledek Ryan disambut senyuman lebar Reza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 527 Episodes
Comments