Kiki menghampiri Mario, tak lupa membalas pesan Rino terlebih dahulu.
Gue masih ada kerjaan Rin, lain kali ya.
Setelah pesan terkirim, "Bantu apa kak?" tanya Kiki lalu duduk didepan meja Mario. Digesernya laptop Mario agar bisa melihat layar bersama.
"Lu pelajari lagu ini ya, Kalau jumat besok lu tidak bisa tampil, paling tidak untuk next performe." Mario menunjuk tiga videomusik yang sudah dia buka sebelumnya. Musik yang bergenre R&B.
"Raisa ok lah kak, kendrick lamar aku tidak bisa." Kata Kiki setelah menonton tiga video music tersebut.
"Itu nanti kita bikin versi jazz nya, Ki." sahut Andi yang ikut menyimak. Duh mesti latihan Kak, tak bisa aku." Kiki menyerah.
"Kemarin di lapangan tak pakai latihan bisa Ki." Mario mulai mencari lagu alternatif.
"Kalau Jazz In syaa Allah aku bisa kak." jawab Kiki malu-malu.
"Ya sudah Kendrick Laman ganti Sade saja Yo, Please send me someone to love." Andi melirik Reza ketika menyebut judul lagu itu.
"Kenapa lihat ke gue?" tanya Reza bingung. Urusannya dengan Bowo baru saja selesai sehingga Reza tak terlalu menyimak apa yang sedang dibahas. Andi menggeleng tak ingin memperpanjang. Reza menghampiri Mario dan Kiki lalu menarik bangku dan duduk disebelah Kiki.
"Bahas apa?" tanya Reza Kepo.
"Rahasia!!!" jawab Mario sambil menarik laptopnya menggoda Reza.
"Rese." Reza tertawa kesal sambil mengusap kepalanya sehingga rambutnya sedikit berantakan.
"Pulang yuk nanti kemalaman." ajak Reza pada Kiki. "Eh makan dulu deh." katanya lagi sambil mengambil buku menu dan menyerahkan pada Kiki. Mengingat tadi mereka makan siang jam dua belas siang.
"Kamu pesan, aku sholat magrib dulu." Kata Reza sambil menukar sepatunya dengan sendal jepit dibawah mejanya.
"Aku juga mau sholat kak." jawab Kiki.
"Gue pesenin deh, samakan saja semua ya." Mario yang non muslim mengambil alih buku menu dan menelpon staff nya memesankan menu yang akan mereka makan. Kiki dan Andi bergegas menyusul Reza ke musholla. Mereka sholat berjamaah. Reza yang menjadi Imam. Bacaan sholat Reza sungguh terasa syahdu. Membuat sholat mereka bertambah khusu. Entah mengapa Kiki menitikkan air mata. Selalu saja jika mendengar ayat Al quran, Kiki sangat mudah menangis. Seperti mengingat dosa sedari kecil. Selesai sholat mereka kembali keruangan. Tak pakai lama makanan sudah tertata rapi di meja. Merekapun makan bersama dengan lahap karena memang sudah waktunya makan malam.
"Si Erwin mana nih? tidak jadi kesini?" tiba-tiba Andi teringat Erwin.
"Mengantar Sheila ke percetakan dia." Jawab Reza santai. Kiki memandang heran. Kenapa bukan Reza yang mengantar Sheila.
"Karena mau antar aku pulang ya kak?" tanya Kiki pada Reza.
"Maksudnya?" Reza balik bertanya tak mengerti.
"Harusnya kan Kak Eja yang antar Kak Sheila." tegas Kiki. Dia merasa tak enak hati.
"Kenapa harus?" Kening Reza tampak berkerut.
"Perjelas dong, Ja." Celutuk Mario yang geregetan, sudah menduga jika Kiki mengira Sheila dan Reza berpacaran.
"Suka sekali bikin orang menduga-duga." Andi pun tak kalah geretan.
"I am comiiiing." tiba-tiba pintu terbuka, tampak Erwin datang dengan wajah sumringah. Diikuti pegawai yang membawakan makanan untuk Erwin. Rupanya tadi dijalan Erwin sudah menelpon untuk memesan menu makanan karena Sheila tak mau diajak makan.
"Bahagia banget friend." sindir Andi.
"Oh tentuuu." jawab Erwin sambil menghempaskan badannya ke sofa.
"Makan dulu yaaa. Lapar sangat gue." katanya sambil menyuap makanannya. Sementara pegawai yang mengantar makanan Erwin sudah keluar sambil membawa piring dan gelas kotor yang ada dimeja.
"Habis lu makan gue balik ya, kasihan Kiki." Ijin Reza pada sahabatnya.
"Ada yang mau di bahas tidak?" tanya Erwin masih menyuap makanan.
"Itu laporan dari Bowo dimeja gue. Kayanya mesti cari tempat untuk dapur pusat." Reza menjelaskan.
"Ya sudah nanti gue baca." kata Erwin sambil mencuci tangannya diwastafel.
Reza pun berpamitan pada sahabatnya. Kiki sudah jalan lebih dulu di depan Reza. Begitu Reza mendekati pintu, terdengar celutukan Mario yang menggelitik telinga Reza.
"Win tadi lu gandeng tangan Sheila tidak?" dengan muka cengengesan Mario memandang Erwin. Pura-pura tak melihat Reza yang sedang berhenti, menoleh ke belakang dan mengepalkan tangannya ke arah Mario dengan senyuman konyol, hidungnya tampak kembang kempis. Untungnya Kiki sudah diluar. Kasihan kalau Kiki mendengar dia pasti malu. Tak menunggu jawaban Erwin, Reza segera menyusul Kiki.
"Ada cerita apa nih, kayanya gue ketinggalan." Erwin kepo melihat sahabatnya cekikikan, sementara Reza sudah berlalu.
"Lihat cctv saja friend, kalau diceritakan tidak lucu." kata Andi masih tertawa. Erwin pun bergegas melihat cctv penasaran kemudian ikut terbahak bersama sahabatnya.
"Boleh dipraktekin nih ke Sheila." katanya lagi.
"Nanti saat ada Kenan lu tarik deh tangan Sheila." Andi memberi ide.
"Trus gue ditonjok Kenan gitu?" Erwin menghayal
"Masih belum pacaran juga dia sama Kenan, lu maju saja." Kata Mario memanasi Erwin.
"Tidaj mau ribut karena cewek. Gue maunya main bersih." Seketika Erwin langsung menelpon Kenan.
"Assalamualaikum Bang." suara Kenan terdengar karena Erwin meloudspeaker Hp nya.
"Waalaikumusalaam.. Ken gue mau bersaing sehat nih mendekati Sheila." Erwin to the point.
"Mau lu pacari apa nikahi, Bang?" tanya Kenan santai.
"Nikahi lah nanti begitu gue lulus." jawab Erwin percaya diri.
"Boleh saja sih Bang lu dekati. Tapi gue takut lu capek saja Bang. Karena Sheila pasti pilih gue." Kenan lebih percaya diri.
"Ya sudah gue maju ya. Kita lihat nanti Sheila pilih siapa. Siap-siap patah hati." Erwin menutup teleponnya. Lega karena sekarang dia bisa bebas mendekati Sheila tanpa memikirkan rasa tak enak pada Kenan.
"Selamat berjuang Bro." kata Andi membuat Erwin semangat.
"Siap-siap patah hati friend." Mario menepuk pundak Erwin seketika melemahkan semangat Erwin.
Dalam perjalanan menuju rumahnya , Kiki lebih banyak diam. Tak tahu apa yang mau dibahas, sesekali membalas pesan yang masuk lalu diam lagi. Reza pun ikut diam, sibuk berfikir siapa yang chat dengan Kiki. Mau bertanya takut dikira posesif. Padahal memang iya. Tapi Reza harus menjaga sikap supaya Kiki tak ilfil. Belum ada ikatan tapi posesif sungguh aneh.
"Kamu ikut mama ke S'pore saja Ki, tak usah perform dulu." putus Reza. Dia tak mau ikut Mario karena tak ada kepentingan ke Singapore. Mario sudah jelas dipanggil ayahnya pulang karena keluarganya bermukim disana. Jika Kiki berangkat sama Mario sudah pasti Reza akan ikut menemani. Lebih baik menyelesaikan skripsinya supaya cepat melamar Kiki.
"Memang kenapa kak?" tanya Kiki ingin tau
"Selesai acara biasanya jam 11 malam, Bisa sampai S'Pore jam 2 malam. Capek kan." Tegas Reza. Kiki pun menganggukan kepalanya setuju.
"Kak Eja ngapain ke Sing? tanya Kiki
"Aku tidak ikut. Mau mengerjakan skripsi." jelas Reza. " Kalaupun ikut ya pasti karena kamu." jawab Reza asal. Seketika Kiki memonyongkan bibirnya tak percaya. Membuat Reza gemas ingin mencubit pipinya. Ah lama sekali enam bulan lagi ya, Ja hehehe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 527 Episodes
Comments