Reza Suryaputra biasa dipanggil Reza atau Eja tampak sibuk diruang kerjanya. Mahasiswa semester akhir yang tengah merintis usaha bersama ketiga sahabatnya Erwin, Andi dan Mario begitu membanggakan. Warung tendanya kini sudah beralih menjadi Restauran yang mereka namakan "Warung Elite". Tentu saja ini suatu prestasi yang membuat Nina sang Mama bangga lalu mengundang sahabat SMPnya untuk reuni di Restaurant milik Reza dan sahabatnya.
"Jaaa, ayo kenalan dulu sama teman Mama." terdengar suara Mama via telepon.
"Iya ma." Reza segera beranjak dari ruang kerjanya menuju tempat Mama berkumpul
Suasana meriah terlihat di salah satu ruangan VIP, ada yang bernyanyi dan ada yang berjoget, ada juga yang hanya menikmati musik sambil bergoyang, hanya mengetuk meja dengan jari-jari. Mata Reza berkeliling mencari Mama Nina yang tampak sedang ngobrol dengan temannya, disebelahnya ada juga seorang gadis yang tampak cemberut sesekali melihat jam tangannya.
"Maaa.... bagaimana, aku belum belanja keperluan ospek besok. huhu.. beli korek api cap tiga gajah dimana lagi." Kiki merengek resah karena acara reuni SMP mama tak kunjung usai.
Sore ini Kiki terpaksa mengantar Mama reuni karena Mobil mama sedang dibengkel. Awalnya Mama bilang hanya didrop saja, setelah itu Kiki lanjut belanja, kemudian baru jemput Mama lagi. Tapi setiba di lokasi Mama meminta Kiki turun menemani. Kiki pun pasrah dan sekarang bercampur panik.
Mama hanya tersenyum seraya melirik Tante Nina sahabatnya.
"Jaa, kenalkan ini Tante Ririn sahabat mama dan ini Kiki anak tante Ririn." Nina mengenalkan Reza kepada Ririn dan Kiki. setelah bersalaman lalu umbar senyum, Nina yang penuh ide ini menggandeng Kiki.
"Diantar Reza saja ya Ki, nanti Mama pulangnya sama tante Nina. kamu langsung pulang saja kalau sudah selesai. bisa kan Ja, temani Kiki?" sahut tante Nina sambil meminta persetujuan Reza. Reza mengangguk, meskipun pekerjaannya belum selesai Reza tak pernah kuasa menolak permintaan Mamanya.
"Yuuuk ..." Setelah berpamitan pada Mama dan Tante Ririn, Reza mengajak Kiki menuju ke ruang kerjanya
"Aih mau cari dimana anak ganteng, penurut, pintar cari duit lagi." Ririn berbisik ke Nina dan merekapun tertawa bersama. Entah apa rencana sahabat karib ini.
Kiki mengikuti Reza ke ruang kerjanya, dipikirnya Reza mau mengambil sesuatu tapi ternyata,
"Kamu mau belanja apa? duduk dulu deh." Reza melanjutkan pekerjaannya yang tinggal sedikit.
"Keperluan ospek besok." sahut Kiki sambil mengeluarkan buku kecil catatannya melihat apa saja yang sudah dan yang belum dibelinya.
Reza tersenyum melihat gadis mungil didepannya. Mulutnya tampak komat kamit. Sesekali membenarkan poni yg menutupi mata. Celana Overall putih membuatnya terlihat semakin menggemaskan.
"Kak, kalau kakak sibuk aku belanja diantar supir saja." suara Kiki membuat Reza salah tingkah ketahuan sedang terpaku menatap gadis yang berdiri dihadapannya. Kiki sebenarnya risih harus belanja ditemani Reza. Apalagi mereka juga baru kenal
"Mana catatannya?" tanpa menjawab Reza menarik buku yang dipegang Kiki. Lalu tersenyum penuh arti. "Besok kita juga ketemu dikampus." sambungnya lagi. Kiki terbengong tak mengerti tapi malas bertanya lebih lanjut.
"Ayo ku antar pulang saja, kamu pasti bosan disana. Tak usah belanja." Reza mengambil kunci mobil dan keluar ruangan diikutin Kiki.
"Kenapa tak usah belanja? nanti aku habis dikerjai senior karena tak membawa perlengkapan." Kiki tampak gusar sambil mempercepat langkahnya mengejar Reza supaya bisa beriringan.
"Rumah kamu dimana?" Reza mengabaikan pertanyaan Kiki dan balik bertanya, kemudian memasang safetybeltnya, segera menstater Honda *** miliknya.
"Tapi aku harus mencari korek api dulu kak." suara Kiki terdengar seperti ingin menangis.
"Cengeng!!! hanya korek api kan? besok aku bawakan. Aku senior kamu besok, kamu tenanglah. Ingat besok jangan sampai telat." Reza fokus memandang kedepan, sesekali melirik Kiki . Kiki mengangguk tanpa melihat kesamping kanannya. Besok jam 7 pagi Kiki sudah harus dikampus, berarti jam 6 pagi berangkat dari rumah. Ia melamun sambil memandang lurus kedepan seperti memakai kacamata kuda.
"Belok kiri." Kiki mengarahkan Reza bak navigator dan Reza pun mengikuti. Terus saja begitu tanpa ada pembicaraan lain sampai mobil berhenti didepan rumah bertingkat bergaya American Style bertingkat dua.
"Kakak mau mampir?" tanya Kiki basa basi.
"Aku tunggu mamaku dimobil saja. kamu masuklah." jawab Reza tersenyum tipis.
"Wah bisa dimarahi Mama aku, kalau dia tahu Kakak menunggu dimobil. Masuklah ke dalam, Kak." Kiki bisa membayangkan akan seberisik apa kalau nanti Mama melihat Reza menunggu dimobil. Sudah mengomel didepan Reza pasti akan bersambung saat Papa pulang kantor bahkan berlanjut saat acara kumpul keluarga. Pasti itu lagi yang akan dibahas. Begitulah Mama Ririn kesayangan Kiki.
"Ayo kak!!!" bujuk Kiki tegas
Rezapun mematikan kendaraannya mengikuti Kiki menuju ruang tamu. Rumah tampak sepi tak berpenghuni. Hanya ada pembantu dan tukang kebun. Papa masih dikantor. Wina kakaknya setelah menikah langsung pindah ikut suami ke singapura.
"Minum kak." Kiki mengambil air mineral dari dalam dus dan meletakkannya di meja tamu.
"Terima kasih." meski tak haus Reza mengambil botol itu dan meminumnya perlahan tiga teguk lalu tiga teguk lagi perlahan sesuai sunah Nabi.
"Berapa orang teman kamu yang masuk jurusan ekonomi, Ki?" suasana hening beberapa saat terpecah dengan pertanyaan Reza. Kiki hanya menggeleng mengangkat bahu.
"Aku belum tahu." jawabnya santai.
Kiki memang tak tahu karena selama SMA, Kiki hanya berteman dengan Cindy. Awalnya Kiki ingin Kuliah bareng Cindy tapi Mama tak mengijinkan Kiki untuk Kuliah di Luar Negeri. Cindy melanjutkan Kuliahnya di Malaysia yang memang Ayah dan Ibu cindy sudah lama bertugas disana.
Jangan Heran kalau Kiki cuma punya satu orang teman, awalnya Kiki mempunyai empat orang teman. Mereka berlima yang kemana-mana selalu bersama. Walaupun tak pernah akur , selalu ada bahan yang bikin mereka ribut karena Rina anak yang gampang tersinggung. Vivi yang cuek semau gue cocok dengan Pipit yang slengean. Pikiran Kiki berkelana mengingat Rina, Vivi, Pipit dan Cindy. membayangkan betapa berisiknya mereka dulu. Akhirnya menjauh karena terpisah dikelas dua. Kini malah tak pernah menyapa satu sama lain. kecuali Kiki dan Cindy yang terus sekelas dari kelas satu sampai lulus. Bahkan duduk sebangku tanpa bosan. Begitulah masa SMA yang menurut Kiki tak ada seru-serunya. Berbeda sama orang-orang yang begitu terkesan dengan masa SMA mereka.
"Eh melamun.." Reza membuyarkan lamunan Kiki. Membuat Kiki tersenyum malu.
Duh manis sekali senyumnya bikin Reza meleleh, hehe.
Tak lama Mama Nina dan Tante Ririn pun datang.
"Ja, terima kasih ya sudah temani Kiki." Mama Ririn menepuk pundak Reza lembut.
"Sama-sama Tante." jawab Reza sopan dan Nina pun langsung berpamitan pulang setelah sedikit menggoda Reza dan Kiki.
"Sudah dikenalkan selanjutnya bisa usaha sendiri ya, Jaa?" Kode tante Ririn sambil dibalas cekikikan Mama Nina. Reza menanggapi santai senyum senyum memandang Kiki, sementara Kiki salah tingkah.
"Kalau tidak bisa, kita kawal, Rin, tenang." balas mama Nina.
Mama apa sih, kiki mendengus kesal. Dulu selalu pesan Kiki jangan pacaran, jangan dekat-dekat cowok sekarang malah disodor-sodori. Walau kesal Kiki tetap menemani mama mengantar Tante Nina dan Reza sampai mobil mereka hilang dari pandangan mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 527 Episodes
Comments