"Bagaimana?" tanya Nina pada Reza dalam perjalanan pulang dari rumah Ririn.
"Bagaimana apa?" jawab Reza bingung
"Kamu suka?" pancing Nina lagi
"Kiki? baru juga kenal Ma, ngobrol cuma sebentar. Belum tahulah. Eh tapi Ma, Kiki ternyata junior aku dikampus." sahut Reza, matanya berbinar-binar membayangkan besok akan ketemu Kiki lagi.
"Memang." jawab mama sambil senyum simpul. Reza menoleh ke Mama tanpa bertanya tapi penasaran. Keningnya sedikit berkerut.
"Memang sudah diatur, Ja. Supaya Kiki satu kampus sama kamu. Supaya kamu bisa menjaga dan mengenal lebih dekat calon istrimu."
Reza melotot mendengar jawaban Mama. Sepertinya Reza mencium aroma perjodohan yang sudah diatur Mama dan Tante Ririn.
"Cantik kan? bibit bebet bobotnya juga sudah jelas." sambung Nina lagi.
"Kesan pertama, not bad ma, aku juga tertarik sih." Reza cengar-cengir senang mendengar Kiki adalah calon istrinya. Rupanya rencana perjodohan ini sudah direncanakan dari mereka kecil. Hanya saja Mama dan Papa tidak pernah membahas. Untungnya Reza tak punya pacar.
Tiba-tiba Reza teringat Sheila tetangga dan teman kecilnya, yang selalu menempel kemanapun Reza pergi. Sehingga teman-teman dikampus mengira Sheila pacar Reza, kecuali ketiga sahabatnya. Mereka tahu Reza hanya menganggap Sheila teman tidak lebih. Entah bagaimana perasaan Sheila, Reza tak pernah mau tahu dan tak pernah bertanya juga. Sebenarnya Sheila satu angkatan dengan Kenan adik satu-satunya, mereka dua bersaudara. Hanya saja Kenan Kuliah di Malang karena diterima di Universitas Negeri.
"Mulai jaga jarak dengan Sheila ya Ja. Mama tidak mau dia salah sangka. Tak ada persahabatan murni cowok dengan cewek, salah satunya pasti ada yang suka." Nina mengingatkan anaknya. Sebenarnya dari awal Nina khawatir melihat kedekatan Reza dengan Sheila.
"Kamu tidak jatuh cinta sama sheila kan Ja?" Nina memastikan lagi
"Jangan khawatir, Ma. Kan aku sudah sering bilang aku anggap dia hanya teman." Reza meyakinkan mama tersayang.
Nina menarik nafas sedikit lega. Masih ada rasa khawatirnya. Sheila anak yang baik, tapi Nina sudah merencanakan perjodohan Reza dengan Kiki dari mereka kecil. Bukan perjodohan bisnis. Tapi persahabatan yang sudah seperti saudara. Bahkan saat pisah Kotapun mereka tetap berkomunikasi. Suami mereka juga mendukung perjodohan ini.
Obrolan yang mengalir menjadi tak terasa dijalan karena sekarang mereka sudah sampai dirumah. Tampak pria paruh baya sedang duduk di teras sambil membaca koran.
"Duh suami ditinggal sendiri, istri senang-senang sama temannya." oceh Dwi pura-pura ngambek.
"iih Papa tadi diajak tidak mau." sungut Nina. Awalnya Dwi memang mau ikut, tapi karena suami Ririn ke luar kota, Dwi pun malas.
"Sudah ketemu Kiki nih?" sepertinya Mama sudah laporan duluan ke Papa. Sekarang Papa menggoda Reza. Reza memonyongkan bibirnya malas menjawab. Sudah tau pasti Papa kepo mau dengar komentar Reza.
"Aman Pa, suka kok dia." sahut Nina
"Ih mama sotoy deh. Kan aku cuma bilang tertarik." Reza menggoda Mamanya.
"Yaah kalau tertarik berarti setuju. Kalau tidak mau mama jodohkan sama Kenan saja." Jawab Nina sekenanya.
"Ya janganlah ma. Mama belum kenalkan dengan Kenan, kan?" Reza mulai panik.
Bagaimana tak khawatir, selain gantengnya 11-12, Kenan adiknya paling ahli memikat wanita. Gampang sekali akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Mungkin karena supel dan suka humor jadi suasana selalu hangat dan ramai kalau ada Kenan.
"Segitu paniknya." goda Dwi lagi
"Ya kalau kenan sudah suka pasti aku mengalah lah, Kenan sama Sheila saja. Aku tak suka bersaing sama saudara." kening Reza berkerut. Mama dan Papa pun tersenyum melihat reaksi putra sulungnya.
Reza menghela nafas. Jangan sampai kejadian Sheila terulang. Sebenarnya waktu SMP Reza dan Kenan naksir Sheila. Cinta monyet sih tapi karena Kenan lebih supel dia lebih mudah akrab dengan Sheila. Entah mereka pacaran atau tidak. Akhirnya Reza pun mundur. Kedekatan Reza dengan Sheila sekarang juga atas permintaan Kenan untuk menjaga Sheila selama dia Kuliah di Malang. Biar tak ada Cowok yang dekati Sheila, dasar Kenan. Reza tersenyum mengingat tingkah adiknya.
Tidak seperti Nina dan Dwi, Ririn tidak membahas, menanyakan tanggapan Kiki mengenai Reza. Berbeda dengan Nina yang bisa ngobrol ngalur ngidul dengan anak-anaknya, menghadapi Kiki tak bisa begitu. Kalau terlalu frontal Kiki bisa menciut, bisa gagal acara perjodohan. Tugas Reza lah yang mendekati Kiki dikampus. Ririn dan suaminya sudah mengatur serapi mungkin supaya Kiki bisa berdekatan dengan Reza. Salah satu cara ya seperti tadi seakan tak sengaja berkenalan dan diantar pulang. Anak bontotnya ini bukan kutu buku tapi cenderung introvert. Tadi Ririn sudah bilang pada Nina supaya mengarahkan Reza.
"Urusan ospek kamu sudah beres Ki? tanya Ririn saat makan malam.
"Tinggal korek. Katanya Kak Eja mau bawakan besok, ingati Kak Eja ma." pinta Kiki
"Kamu chatlah Reza, tanya." Ririn sok cool
"Aku tak tahu nomor handphonenya. Lagi pula mana enak aku ma." Jawab Kiki sungkan. Begitulah Kiki, padahal anak-anak sekarang banyak sekali yang agresif. Tapi Ririn bersyukur putri bungsunya berbeda dengan anak sekarang yang cenderung kebabalasan.
"Ya sudah Mama chat Tante Nina." Ririn sibuk mengetik. Entah apa yang ditulisnya. Tak lama Handphone Kikipun berdering. Tampak nomor yang tak dikenal.
Sambil mengerutkan keningnya Kiki memencet tombol hijau meletakannya Handphone ditelinga kirinya tanpa bersuara.
"Halo Kiki...???" tanya suara pria diseberang.
"Iya siapa nih?" tanya Kiki lagi. Selama ini cowok yang menghubungi Kiki cuma Papa dan mas Herman kakak iparnya. Tapi itu bukan suara mereka.
"Reza. Kata mama ada yang mau ditanya?" sahut Reza langsung tanpa basa-basi
Ah cepat sekali pergerakan Mama dan Tante Nina. Tak pakai lama Reza langsung punya nomor handphone Kiki. "Oh iya kak, aku mau tanya korek api." jawab Kiki
"Sudah di tasku tenanglah, besok pagi langsung temui aku ya." Reza senang karena tak perlu cari alasan untuk mendekati Kiki.
"Ok kak makasih ya." Kiki langsung menutup telepon.
Ah Reza memandang layar Hp dengan kesal. Kaku sekali ya, tidak bertanya tadi macet atau tanya apa lah. Hihi semangat ya Reza!!! sepertinya Reza harus cari cara untuk mendekati Kiki karena Responnya yang minimize. Tak seperti kebanyakan teman wanitanya dikampus yang tak pernah kehabisan bahan bicara. Lain sekali Kiki sama Sheila, Sheila yang selalu ada bahan untuk dibahas saat bersama Reza. Mungkin karena mereka sudah kenal lama, sedangkan Kiki, baru tadi dia kenal. Baiklah, Reza mulai memikirkan bagaimana caranya supaya besok Kiki tak bisa jauh-jauh dari Reza. Seperti pesan Mama, Reza harus menjaga dan mendekati Kiki. kebetulan Reza juga tertarik dengan Kiki yang terlihat beda dari yang lain. Harus! harus nurut sama orangtua, menjaganKiki. Hihi Reza senyum-senyum sendiri. Baru kali ini ada yang dijodohkan tapi tampak bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 527 Episodes
Comments
Cinta Wati
nyimak dulu
2021-07-30
1