Setelah beberapa hari beristirahat kondisi tubuh Sabrang mulai pulih. Dia merasa tubuhnya sudah kembali sehat walau kadang masih merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya, dia melihat ke segala arah ruangan dan tidak menemukan kakek tua tadi.
“Dia pasti keluar mencari makan," gumamnya dalam hati. Sabrang kemudian duduk bersila, dia memejamkan mata dan mulai berlatih ilmu tenaga dalam namun tiba tiba dia menghentikan latihannya saat merasakan aliran tenaga dalamnya kacau.
"Apa yang terjadi dengan tubuhku?" ucapnya pelan.
“Aliran tenaga dalam mu kacau akibat luka yang kau derita, jika kau paksakan mengalirkan tenaga dalam tubuhmu akan terluka parah. Aku bingung apa guru bodohmu itu tidak memberitahukan hal sepenting ini?”. Kakek itu kembali membawa 2 ekor kelinci di tanganya.
“Ah kakek sudah kembali,” Sabrang membuka matanya.
“Bantu aku memasak untuk makan malam, sebagai gantinya akan kuajari ilmu tenaga dalam padamu," balas Suliwa.
Kakek tua itu menaruh kelinci di atas batu dan mulai membuat api. Sabrang mengikuti perintah kakek itu, dia membersihkan kelinci yang dibawa tadi agar siap di bakar.
Setelah mereka menyantap habis kelinci yang dibakar tadi, kakek tua itu duduk dan memanggil Sabrang.
"Hei anak muda! kemarilah, ada yang ingin aku tunjukan padamu,” ucapnya pelan.
Sabrang mendekati kakek itu dan duduk di hadapannya.
Kakek itu tiba tiba menotok beberapa bagian tubuh sabrang. Tak lama setelah totokan itu Sabrang merasakan aliran hangat menjalar disekujur tubuhnya. Dia kemudian memejamkan matanya dan mulai bermeditasi.
Terasa peningkatan tenaga dalamnya berkali kali lipat membuat suhu ruangan berangsur angsur berubah hangat. Kakek itu tersenyum sambil terus menatap Sabrang.
“Ilmu yang kau pelajari menitikberatkan pada tenaga dalam, aku tak percaya si bodoh itu mengajarimu ilmu ini saat tenaga dalam mu masih rendah," ucapnya pelan.
Sabrang membuka matanya, dia terkejut mendengar perkataan kakek tua itu.
“Anda mengenal guruku?” tanya Sabrang pelan.
Kakek tua itu tersenyum sambil menotok bagian tubuh lainnya. "Anggap saja aku mengenalnya, berlatihlah meningkatkan tenaga dalammu beberapa hari ini, aku akan menuntunmu. Setelah tenaga dalam mu cukup aku akan mengajarkan hal yang menarik," Pria itu kemudian memegang pundak sabrang.
Dia mengalirkan tenaga dalamnya ke tubuh Sabrang, terlihat keringat bercucuran dari tubuhnya karena suhu ruangan terus meningkat dengan cepat.
“Beberapa titik aliran darahmu masih tersumbat, aku akan membantu membukanya. Pusatkan tenaga dalam di perutmu, kemudian alirkan secara bersamaan ke seluruh sendi tubuhmu."
Pria tua itu kembali menotok beberapa bagian tubuh sabrang. Sabrang sedikit terkejut merasakan aliran tenaga dalam yang sangat besar di tubuhnya.
Sabrang duduk bersila dan kembali bermeditasi, dia merasakan tubuhnya sangat ringan, dia tidak pernah merasakan tubuhnya seringan ini.
***
Terlihat kakek tua itu mengamatinya tidak jauh dari Sabrang duduk. Sudah lima hari Sabrang dibimbing untuk meningkatkan tenaga dalamnya.
“Kau benar benar beruntung Ageng, bakat yang kau temukan ini sungguh luar biasa. Jika kau memutuskan untuk menurunkan ilmu Api Abadi pada bocah ini, aku yakin pertimbanganmu sangat matang. Mungkin memang sudah saatnya aku mengambil keputusan ini,” gumam kakek itu sambil memandang Sabrang dengan kagum.
Kakek tua itu kemudian bangkit dan berjalan keluar dari ruangan dan menuju salah satu celah kecil yang ada di dalam gua tersebut.
Tampak satu buah kotak dari kayu berukuran lumayan besar di dalamnya. Dia tertegun sejenak memandang kotak kayu tersebut sebelum membukanya.
Terlihat satu buah pedang terbungkus kain putih dan satu buah kitab di dalamnya. Dia mengambil pedang tersebut dan mengeluarkannya dari bungkusan kain putih. Sebuah pedang bergagang kepala naga berwarna kuning emas, dia memejamkan matanya, memusatkan konsentrasinya.
Tiba tiba terlihat hawa panas menyelimuti pedang tersebut. Pria tua tersebut mencoba menekan hawa panas di pedangnya dengan tenaga dalamnya.
“Setelah sekian Lama akhirnya kau berani menyentuhku lagi Suliwa, Terimalah kekuatanku dan kau akan menjadi yang terkuat hahahahaha," Terdengar suara di dalam pikiran Suliwa.
“Percuma kau coba membujuk ku Naga Api, aku sudah tidak perduli dengan dunia persilatan ataupun gelar terkuat," balas Suliwa sambil berusaha sekuat tenaga menahan hawa panas yang mencoba keluar dari pedang tersebut.
“Kau sangat naïf Suliwa, kau pikir dengan kekuatanmu bisa menekan kekuatanku? Jika aku mau maka saat ini kau sudah hangus terbakar dalam hitungan detik”. Suara itu meninggi seolah marah pada Suliwa.
Mendengar ancaman Naga Api Suliwa hanya tersenyum kecil.
“Kau lupa satu hal Naga Api, Sebesar apapun kekuatanmu jika tanpa perantara tubuh manusia kau hanyalah besi tua yang tidak berguna," Hawa panas pada pedang Naga api semakin membesar, Suliwa terlihat sekuat tenaga menahannya.
“Kurang ajar kau Suliwa, apa yang kau inginkan dariku?” bentak Naga api
Setelah dapat mengatur nafas suliwa kemudian berkata pelan “Aku ingin bertaruh sesuatu padamu."
“Apa maksudmu bertaruh? Kau ingin aku bakar sampai hangus?”
Suliwa terkekeh mendengar ancaman Naga Api, “Kau bisa membakarku dengan mudah dari dulu tetapi tidak kau lakukan, biar ku tebak kau masih membutuhkanku”.
Naga api terdiam mendengar ucapan Suliwa.
Suliwa tiba tiba menancapkan Pedang Naga Api di tanah, sebelum merapal sebuah jurus.
“Segel kegelapan abadi," Suliwa mengalirkan tenaga dalam ke tangan kanannya.
Terlihat cahaya biru masuk ke dalam pedang Naga Api dan menyelimuti hampir seluruh bagian pedang. Naga api tersentak kaget dengan apa yang dilakukan Suliwa.
“Kurang ajar kau Suliwa, bagaimana bisa kau mengasai jurus ini?” bentak Naga Api kembali.
"Kau pikir aku tidak melakukan persiapan apa apa selama lima belas tahun sebelum menyentuhmu kembali? Kekuatanmu sudah ku segel di dalam pedang, kau tak akan bisa merasuki jiwa penggunamu lagi dengan bebas."
Aura panas pada pedang Naga Api makin membesar membuat Suliwa seperti akan meleleh, dia melepaskan genggaman tangannya pada pedang itu dan sedikit menjauh.
“Kekuatan Naga Api sungguh mengerikan, bahkan Segel Kegelapan Abadi hanya sanggup menahan setengah dari kekuatannya, gumam Suliwa dalam hati.
“Pemilik ilmu segel kegelapan abadi telah mati ratusan tahun lalu, bagaimana kau bisa menguasainya?” Naga Api masih tidak percaya Suliwa mampu menguasai jurus kuno yang sudah punah tersebut.
“Aku menukar barang berhargaku dengan jurus ini pada Kelompok Teratai Merah. Segel kegelapan abadi memang ilmu yang sangat hebat bahkan butuh waktu hampir 14 tahun untuk dapat menguasainya tetapi sepertinya sebanding dengan hasilnya," ucap Suliwa sambil tertawa pelan.
“Apa yang sebenarnya kau rencanakan tua Bangka?" Kali ini suara Naga api semakin besar terdengar di kepala Suliwa membuat kepalanya hampir pecah.
“Naga Api, aku ingin bertaruh pada seseorang, aku harap dia tidak melakukan kesalahan seperti yang aku lakukan dulu, semoga dia dapat membawa dunia persilatan dalam kedamaian," ucap Suliwa pelan.
Naga api terkekeh mendengar perkataan suliwa, “Kau terlalu berharap Suliwa, nafsu manusia akan semakin besar seiring dengan kekuatan besar yang dimilikinya. Semua pemilikku terdahulu mengalami nasip yang sama jatuh kedalam nafsunya sendiri," jawab Naga Api.
Suliwa bangkit, memegang pedang Naga Api dan siap menyarungkannya kembali dalam kain putih.
“Jika anak ini berbeda dari generasi sebelumnya, apakah kau mau berjanji padaku untuk mengakuinya sebagai tuanmu?”
Naga api terdiam sejenak, “Lakukan sesukamu suliwa!!!”. Hawa panas yang menyelimuti Pedang Naga Api perlahan hilang, Suliwa memasukannya kembali pada kain putih.
“Terima kasih Naga Api, kuharap kau menepati janjimu kelak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 539 Episodes
Comments
Narraherry
zzzzzz, terlalu cepat Sabrang mendapatkan pedang naga api... 🤔🤔🤔
2023-12-20
1
Budi Efendi
mantap
2022-12-10
1
Eko Emizar Putra
ada kemiripan dgn cerita Cang Lin, Legenda Kaisar Naga Sejati
2022-06-12
0