“Hamba mohon diri gusti prabu,” ucap Wijaya dengan berat hati. Perasaannya campur aduk saat ini, ada rasa khawatir dan bersalah meninggalkan rajanya dalam keadaan genting.
Arya Dwipa mengangguk pelan “Berhati hatilah kakang, tolong jaga keluargaku," jawab Arya Dwipa sambil berusaha tersenyum untuk menenangkan patihnya.
“Daulat Gusti, hamba akan menjaga ratu dan pangeran dengan nyawa hamba."
Terpancar senyum tipis di wajah Arya Dwipa sambil memandang kepergian rombongan Patih Wijaya.
"Maafkan ayah nak, aku sepertinya tak bisa melihatmu tumbuh," gumamnya dalam hati.
"Yang mulia," ucap seorang prajurit yang berada dibelakangnya.
“Kumpulkan semua prajurit di aula tempur, aku akan segera menyusul setelah persiapanku selesai," perintah Arya Dwipa sambil menoleh kepada Lembu Dongga,
“Daulat gusti”. jawab Lembu Dongga.
Lembu Dongga adalah wakil patih Malwageni, posisinya setingkat dibawah Wijaya.
Setelah masuk kedalam kamarnya, Arya Dwipa melangkah menuju lemari penyimpanan dan mengambil sebuah kotak terbuat dari kayu, dia memandang sejenak kotak tersebut sebelum membukanya.
Muncul aura jahat saat dia membuka kotak kayu tersebut. Terlihat keris luk tujuh berwarna hitam dengan gagang berwarna kuning emas.
“Maaf menunggu terlalu lama, sudah saatnya kita bersama lagi sang penguasa kegelapan."
Arya Dwipa menyarungkan keris pusaka di pinggangnya. Keris penguasa kegelapan adalah salah satu keris paling dicari di dunia persilatan karena kekuatannya yang sangat hebat. Jika jatuh ketangan yang salah maka akan jadi malapetaka di dunia persilatan.
Arya Dwipa mendapatkan keris ini turun temurun dari ayahnya, selain sebagai senjata untuk berperang keris penguasa kegelapan juga sebagai simbol Wahyu Keprabon bagi Raja terpilih di Kerajaan Malwageni.
Belum selesai melakukan persiapan terdengar suara langkah kaki yang terburu buru.
“Ampun Gusti Prabu, hamba mohon menghadap,” terdengar suara Lembu Dongga dari luar. “Keraton telah dikepung gusti prabu."
Raut wajah Arya Dwipa berubah seketika, kedua tangannya mengepal menahan amarah.
“Sudah saatnya,” batinnya. Arya Dwipa melangkah keluar, ada perasaan lega karena permaisuri dan pangeran telah keluar dari keraton.
“Ayo kita sambut mereka," Arya Dwipa melangkah menuju gerbang keraton diikuti oleh lembu Dongga dari belakang.
***
Suara gemuruh terdengar di luar istana, terlihat ribuan pasukan perang dan resimen panah telah siap di posisi masing masing.
Sepuluh orang di atas kuda melihat sekeliling dengan wajah angkuh. Salah satu dari mereka, yang terlihat paling tua berbicara.
“Tuan Patih apalagi yang kita tunggu? ayo kita hancurkan Malwageni sekarang juga,” ucap Ki Barja tidak sabaran.
Ki Barja adalah salah satu tetua sekte Lembah Tengkorak yang terkenal kejam. Karena kekejamannya itulah dia di juluki Hantu pencabut nyawa. Dia adalah pendekar dewa tingkat lima.
"Kau selalu tidak sabaran pak tua, kau hanya ingin mencari Keris penguasa kegelapan untuk kepentinganmu sendiri bukan?” lelaki yang jauh lebih muda di sebelahnya mendengus kesal.
Walaupun masih terlihat muda tetapi dia adalah salah satu tetua terhebat di Sekte Iblis Hitam, dia adalah jenius yang lahir hanya seratus tahun sekali. Namanya Lingga Maheswara, dia dan ki Barja termasuk sepuluh pendekar terkuat di dunia persilatan.
“Apa kau ingin mati bocah ingusan?” sergah Ki Barja kesal.
“Jika demikian maka Junior minta petunjuk,” balas Lingga Maheswara menatap tajam. Terlihat kedua orang tersebut mengeluarkan aura membunuh dari tubuhnya.
“Bukan saatnya kita bertengkar pendekar,” ucap Tunggul Umbara menengahi. Dia sedikit khawatir jika dua pendekar pilih tanding ini saling menyerang rencana awal mereka akan berantakan.
“Aku akan mengirim utusan untuk meminta mereka menyerah, Mohon para pendekar untuk saling menahan diri."
Setelah berkata demikian, dia memerintahkan salah satu prajuritnya untuk menyampaikan pesan ke gerbang keraton agar Arya Dwipa menyerah sehingga dapat menghindari pertumpahan darah.
“Tuan patih terlalu lunak,” ki Barja melengos dengan kesal.
Tunggul Umbara adalah patih kerajaan Majasari yang sudah terkenal akan kehebatannya dalam berperang. Kemampuan ilmu kanuragannya juga tidak jauh di bawah tetua Barja.
Tidak lama utusan yang dikirim kembali sambil menahan sakit, tangannya memegang telinganya yang sudah berlumuran darah. Terlihat telinganya sudah tidak ada di tempatnya.
Tunggul Umbara geram melihat prajuritnya tumbang dihadapannya kehabisan darah.
“Arya Dwipa terkutuk!” suaranya meninggi lalu mencabut pedangnya dan dengan lantang berteriak, “Seraaang!!!! Hancurkan malwageni tanpa tersisa”.
Mendengar teriakan patihnya para prajurit Majasari langsung berlari ke gerbang keraton Malwageni. Ki Barja memilih menggunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk maju lebih dulu
“Arya Dwipa bagianku,“ tubuh ki Barja seperti berjalan di udara, hanya beberapa tarikan nafas dia sudah berada di pintu gerbang.
Para tetua lainnya memilih maju menunggang kuda sambil menghabisi prajurit Malwageni yang juga berlari kearah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 539 Episodes
Comments
Narraherry
Semangat.....
2023-12-20
1
Budi Efendi
lanjutkan
2022-12-09
1
Ahmad Surya Gumilang
saya rasa ini jauh lebih keren dari LPN. ini saja aku kembali membaca dari awal agar jauh lebih paham. Dari Pendekar Naga Api,Api di Bumi Majapahit,Geger di tanah nusantara dan Kitab Sabdo Loji sungguh pentalogi yang luar biasa,semoga diangkat di layar lebar atau minimal anime lah.
2022-04-10
0