Di dalam ruangan ketua sekte Sudarta menatap ki Ageng dengan wajah serius.
"Sekali lagi aku minta maaf jika muridku lancang menggunakan ilmu milik Rajawali emas tetua," ki Ageng kembali meminta maaf.
"Jangan terlalu dipikirkan, aku mengajakmu bicara bukan untuk mendengar permintaan maaf," jawab Sudarta lembut.
“Saudaraku, apakah kau ingat ada sebuah legenda ratusan tahun lalu tentang seorang pendekar tanpa tanding yang tidak terkalahkan. Selain memiliki bakat yang besar, dia juga mempunyai tubuh dengan ciri khusus. Dia bisa mempelajari semua ilmu milik sekte lainnya dan akhirnya semua sekte menjadi pengikutnya,” ucap Sudarta.
“Aku pernah mendengarnya tetua, legenda itu telah disampaikan turun temurun tetapi seperti legenda lainnya, belum ada yang bisa membuktikan apakah itu hanya karangan atau benar bemar terjadi," jawab ki Ageng.
“Bagaimana dengan muridmu?” tanya sudarta tiba tiba.
Ki Ageng mengernyitkan dahinya, “Dia memang selalu membuatku terkejut dan apa yang diperlihatkannya tadi sangat mengagumkan, tapi bukankah terlalu dini menyamakan dia dengan legenda itu."
“Kau tau, ilmu pedang Tarian Rajawali adalah ilmu yang sangat sulit dikuasai, cucuku bahkan membutuhkan waktu hampir setahun untuk mempelajarinya tetapi muridmu hanya sekali lihat?” Sudarta masih merasa kagum pada Sabrang.
“Memang apa yang diperagakannya tak lebih dari jurus tiruan namun jika dia menggunakan pedang yang terbaik dan tenaga dalam yang besar maka daya rusak jurus itu hampir menyamai jurus aslinya."
Ki Ageng terdiam sesaat, dia pun menyadarinya saat melihat gerakan Sabrang.
"Ku lihat tenaga dalam muridmu belum terlalu tinggi, aku sangat tertarik melihat saat dia menggunakan jurus pedang Tarian Rajawali dengan tenaga dalam yang tinggi. Apakah kau tidak melihat ciri pendekar legenda itu ada dalam dirinya?" tanya Sudarta.
Sudarta mengeluarkan sesuatu dari tempat penyimpanan dimejanya dan menaruhnya di atas meja.
“Ini adalah pil obat untuk meningkatkan tenaga dalam, berikan pada murid mu, Anggap saja rasa terima kasihku padanya karena telah menyelamatkan cucuku”.
Ki Ageng tampak terkejut melihat sikap Sudarta, dia tak menyangka Sudarta akan begitu mudah memberikan ramuan itu padanya.
“Tidak usah sungkan saudaraku, Anggap aku bertaruh untuk aliran putih, aku yakin dia akan menjadi pemimpin aliran putih kelak. Beruntung anak itu adalah muridmu, aku bisa sedikit tenang”.
"Terima kasih atas kebaikan hati anda tetua," jawab ki Ageng pelan.
"Apa kau pernah mendengar tentang kelompok Teratai Merah? mereka adalah kelompok yang sangat misterius, kudengar Kekuatannya semakin hari semakin hebat."
“Aku pernah mendengarnya tetua dan seperti yang tetua katakana mereka sangat misterius bahkan padepokannya pun tidak ada yang tau letaknya,” balas ki Ageng.
Sudarta mengangguk pelan, dia sedikit mendekatkan tubuhnya kearah ki Ageng.
“Guruku pernah berkata, enam belas tahun yang lalu ada kabar yang mengatakan tetua Sekte Pedang Naga Api mengasingkan diri di sana."
Ki Ageng tampak terkejut setelah mendengar ucapan Sudarta, setelah memutuskan mundur dari dunia persilatan, dia memang tidak pernah berusaha mencari kabar keberadaan gurunya.
“Apakah memang guru berada di sana dan masih hidup?” gumamnya dalam hati.
”Menurut kabar angin letak Padepokan Teratai merah berada di lembah tak berdasar bernama lembah Sukma Ilang. Walaupun sampai saat ini belum ada yang berhasil menemukannya."
“Lembah Sukma Ilang? bukankah lembah tersebut berada di tengah hutan kematian?” jawab ki Ageng.
"Benar, hutan yang sangat dihindari oleh para pendekar dunia persilatan," jawab Sudarta.
Hutan kematian adalah hutan yang dihindari oleh hampir seluruh pendekar dunia persilatan. Kabarnya belum pernah ada yang berhasil keluar dari hutan tersebut jika memasukinya.
***
Sabrang tampak berkemas bersama gurunya, walau dia sebenarnya masih ingin tinggal di sekte itu namun gurunya sudah memutuskan untuk kembali.
“Sabrang, ambilah ini untuk mengingkatkan tenaga dalammu. Tetua Sudarta sangat berterima kasih padamu karena telah menyelamatkan nyawa cucunya.
Beristirahatlah lebih cepat malam ini, besok pagi kita akan kembali ke gunung merapi pagi pagi sekali,” ki Ageng melemparkan bungkusan yang diberikan Sudarta padanya.
Sabrang menerimanya dengan gembira. Dia melihat isinya dan langsung meminum satu butir, kemudian bermeditasi untuk mencerna pil obat tersebut. Beberapa jam kemudian khasiatnya mulai terlihat, dia merasakan aliran tenaga dalamnya meningkat.
***
Wajah Kertasura memerah menahan amarah, terlihat aura hitam pekat menyelimuti tubuhnya. Aura tersebut menekan seluruh orang yang hadir. Mereka menahan nafas mendapat tekanan yang sangat kuat tersebut.
“Kau bilang rencanamu digagalkan oleh Sekte Pedang Naga Api?” tatapan Kertasura mengintimidasi tetua Racun selatan.
“Benar tetua, walaupun aku telah mengantisipasinya dengan melumuri muridku dengan minyak yang mudah terbakar agar mereka tidak dapat menggunakan ilmu Api Abadi tetapi ilmunya tetap bukan tandingan muridku," Suprana masih menunduk tidak berani memandang mata Kertasura.
“Jadi Pedang Naga Api sudah mulai masuk dunia persilatan? memang agak merepotkan jika harus berhadapan dengan pemilik Jurus Api Abadi tapi rencana harus jalan seperti semula, Iblis Hitam yang akan mengurus mereka,” perlahan lahan aura di tubuh Kertasura menghilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 539 Episodes
Comments
Narraherry
Semangat Sabrang... 💪🏼💪🏼💪🏼
2023-12-20
1
Budi Efendi
mantap
2022-12-10
1
Iof 2019
Xiao chen
2022-06-22
0