Sudah hampir satu bulan Clara tinggal di kampung. Hubungan nya dengan Reyhan pun mulai ada perkembangan. Reyhan sering mengajak Clara untuk jalan berdua sekedar menghabiskan waktu di sore hari.
Clara yang naif, selalu terbuai oleh rayuannya Reyhan dan sikap Reyhan yang selalu menyanjung Clara.
Tapi sampai saat ini, Reyhan tidak berani untuk berkomitmen lebih lanjut dengan Clara. Reyhan hanya menunjukkan kepeduliannya yang memang tulus dari hati. Jauh di lubuk hati, Reyhan ingin sekali memiliki Clara, menginginkan Clara menjadi teman hidupnya.
Namun, silsilah keluarga nya yang mengalir darah Ningrat itu selalu menuntut untuk mencari pendamping yang tepat, tidak sembarang orang yang bisa masuk ke dalam keluarga nya.
" Clara cantik.. udah siap belum? " sapa Reyhan yang baru saja sampai di depan rumah Clara.
Sore ini seperti biasa mereka berdua akan menghabiskan waktu berjalan-jalan menyusuri jalan yang terapit dengan hamparan sawah.
" Udah dong.. " dengan wajah yang ceria Clara menyambut kedatangan Reyhan. Betapa bahagianya Clara mendapatkan perlakuan manis dari Reyhan akhir-akhir ini.
Clara segera menaiki motor, membonceng Reyhan yang telah siap membawanya pergi. Tangannya melingkar di perut yang terasa liat itu.
Wajahnya selalu di hiasi senyuman, membuat gigi putih nan rapih itu terasa kering.
Senyum yang mengembang perlahan surut saat mereka melewati rumah Reyhan. Di sana berdiri tegak Bastian yang terlihat akan pergi meninggalkan rumah.
Reyhan membunyikan klakson motor untuk menyapa Bastian. " Duluan ya. " ucap Reyhan.
Sedangkan Clara memperlihatkan wajah juteknya, tidak lupa Clara menjulurkan lidahnya, seraya mengejek Bastian.
Bastian dengan wajah datarnya tidak menghiraukan Reyhan dan Clara. Menurutnya dua sejoli itu tidak penting. Berurusan dengan Clara membuatnya selalu tertimpa masalah. Bastian tak mau mengulangi nya!
" Kamu suka gak tempat ini? " ucap Reyhan saat mereka tiba di sebuah saung dengan pandangan sawah. Banyak pasangan pemuda pemudi yang menyukai tempat itu.
" Aku suka.. rame ya di sini. " ujar Clara menatap sekeliling yang sudah di penuhi banyak anak remaja.
" Iya di sini tuh tempat favorit para pemuda untuk nongkrong. " jelas Reyhan.
Clara segera memakai maskernya saat beberapa orang tengah memperhatikannya. Clara tidak ingin acara kencannya terganggu oleh fans dadakannya.
" Aku pake masker ya.. gak papa kan? " Clara.
" Iya gak papa. Aku ngerti kok. " ucap Reyhan.
" Kamu sering ke tempat ini? sering ngajak cewek cewek ya? " Clara.
" Hehe.. sering sih.. tapi ama Bastian. Kamu doang kok cewek yang pernah aku bawa kesini. " Reyhan mulai mengeluarkan rayuannya.
" Cie.. beneran nih? gak boong? "
" Beneran dong Clara cantik... " jawaban Reyhan membuat Clara tersenyum lebar. Reyhan selalu bisa membuat hati Clara di atas awan dengan segala ucapan yang terdengar sangat romantis bagi Clara.
Mereka berdua duduk berdekatan, jarak antara mereka pun sangat lah tipis membuat hati keduanya berdebar.
Reyhan menatap kedua manik Clara, tangannya terulurkan meraih anak rambut Clara dan menyelipkannya ke belakang telinga. Hal itu cukup membuat Clara semakin yakin jika Reyhan memiliki perasaan yang sama sepertinya.
" Cantik... " lirih Reyhan.
Clara tersipu malu saat Reyhan tak berkedip menatap dan memujinya.
Jika Reyhan memiliki perasaan padanya, lalu kenapa tidak mengatakan langsung? apa hanya dengan perbuatan dan perhatiannya itu mereka bisa dikatakan sudah resmi menjalin hubungan yang serius? pikir Clara.
Hari semakin gelap, Reyhan mengantar Clara ke rumah eyang Minah sebelum adzan maghrib berkumandang. Menghabiskan waktu berdua dengan Reyhan membuat Clara semakin betah di kampung, melupakan sejenak keinginannya untuk kembali ke ibu kota.
" Darimana lu? " tanya Lisa yang melihat Clara baru datang.
" Kepo! " jawab Clara.
" Ikh.. ni anak ya! " seru Lisa.
" Abis jalan mbak sama dokter Reyhan. " jelas Sinta yang sempat melihat Reyhan mengantarkan Clara.
" Oh... pantesan mukanya girang banget. " cibir Lisa.
*
Keesokan harinya beberapa truk dan mobil tiba di kampung itu. Mereka membawa peralatan untuk shooting film terbaru yang akan di perankan oleh Jesica, yang sebelumnya adalah proyek film milik Clara. Rombongan mereka sudah jauh jauh hari telah meminta ijin ke pada kepala desa setempat.
Beberapa adegan berlatar belakang di sebuah pedesaan mereka mengambil lokasi dimana Clara tinggal sekarang. Tentu saran di usulkan oleh Jesica, entah apa tujuan Jesica hanya dialah yang tau.
Shooting membutuhkan waktu selama seminggu untuk mengambil beberapa adegan. Mereka pun sudah menyiapkan rumah sewaan untuk para crew dan juga artisnya.
Sedangkan Jesica dan asisten pribadinya menepati rumah tepat di samping rumah Reyhan dan Bastian.
Sama halnya dengan Clara, kedatangan Jesica di kampung itu membuat heboh kembali warga sekitar. Jika Clara dengan senang hati menyambut fansnya, tapi tidak dengan Jesica yang terlihat sombong dan arogan.
Lisa segera menghampiri Clara yang sedang bersantai di kamarnya. " Ra... liat di depan deh.. " ujar Lisa.
" Apaan si? " seru Clara saat lengannya ditarik oleh Lisa.
" Liat tuh.. rombongan Jesica dateng ke kampung ini.. " jelas Lisa yang kini tengah menyaksikan Jesica dan asisten nya sedang di krumuni warga lewat jendela ruang tamu.
" Ngapain mereka kesini? " tanya Clara yang masih belum mengerti maksud kedatangan Jesica ke kampung ini.
" Katanya mau syuting di sekitar sini. Syuting film yang gagal lu peranin. " Lisa.
" Oh... kok bisa pas banget ya, ngambil lokasi dikampung ini. " Clara.
Lisa menggedikkan kedua bahunya, dia juga tidak tahu mengapa lokasi syuting di ambil di tempat saat ini mereka tinggal.
" Yaudah yuk.. kita sambut kedatangan mereka. " ucap Clara yang tidak tahu bahwa Jesica sangat tidak menyukai dirinya. Clara pikir tidak ada salahnya menyapa teman sesama artisnya. Toh, Clara tidak merasa iri dengan peran yang di dapatkan oleh Jesica. Karena setau Clara di antara dirinya dan Jesica tidak mempunyai masalah apapun.
" Ngapain nyapa mereka! lu gak sebel gitu. sama si Jesica? " tanya Lisa. Lisa sudah mencium ada kecemburuan pada Jesica terhadap Clara saat Clara memenangkan film festival Indonesia.
" Gak.. biasa aja. Gue gak pernah ada masalah ama dia. " ujar Clara. " Gak baik kalo kita cuek, sedangkan kita memang kenal ama Jesica. "
Tidak mau berdebat lagi, Lisa mengikuti Clara yang hendak menyapa kedatangan Jesica, meski sebenarnya sangat malas.
Jesica dan Rita yang sudah terhindar dari kerumunan warga, memasuki rumah yang memang tidak terkunci.
" Rit, bener ini rumahnya? " tanya Jesica saat masuk ke dalam rumah yang akan mereka tempati sementara.
" Kayanya iya deh.. coba aku tanya ke Nurman dulu. " ucap Rita sembari melangkah keluar untuk mencari keberadaan Nurman.
" Rita! " panggil Lisa yang sudah mengenal asisten Jesica itu.
" Clara, Lisa. " ucap Rita yang pura-pura terkejut melihat mereka. Padahal dari awal Rita susah tau jika Clara dan Lisa berada di kampung ini.
" Jesica mana? " kali ini Clara yang bertanya.
" Ada di dalam! " jawab Rita.
Clara dan Lisa saling menatap saat melihat Jesica berada di rumah Reyhan dan Bastian. Kenapa Jesica ada di rumah Reyhan?ada apa ini?
" Gak salah, Jesica ada di dalem? " Lisa memastikan lagi.
" Gak! emang kenapa? " seru Rita.
Clara dan Lisa sedikit terkejut mendengar jawaban Rita yang terdengar ketus, seperti tidak menyambut kedatangan mereka. Clara berfikir, dirinya tidak pernah membuat masalah pada Jesica ataupun Rita, tapi kenapa sikapnya seperti itu?
*
*
*
Guys.. Sorry baru up...
...Jangan lupa berikan dukungan kalian....
...Like. komen. vote....
...Bye.. bye......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
di bonceng Reyhan kali ya?
bukan Membonceng.. klo membonceng, berarti Clara yg bawa motornya, dan Reyhan yg di bonceng Clara.
2022-01-15
0
novi 99
Jessica cari ribut , dasar serakah + jahat gak ada puasnya
2021-12-07
0
Sri Utami
Clara naif ya Thor 😁
2021-12-05
0