Hujan tak kunjung reda pagi itu, membuat Clara dan Lisa bertahan di rumah Reyhan, meski jarak rumah eyang Minah tidaklah jauh. Tapi Clara enggan untuk pulang, gadis itu masih menikmati kebersamaannya dengan Reyhan.
Berbeda dengan Bastian yang merasa jengah melihat dua gadis yang berlama-lama di rumahnya. Apalagi Bastian masih merasa malu berhadapan dengan Clara.
Obrolan mereka bertiga terhenti tatkala mendengar salam dari seseorang yang datang dengan payung dan sebuah rantang susun di tangan kirinya.
" Assalamu'alaikum.. "
" Walaikumsalam.. " jawab mereka bertiga serentak.
Kedua mata Clara menelisik gadis yang berdiri di hadapannya. Senyum yang terbit di wajah gadis itu terlihat berbeda, seperti ada maksud tertentu dengan kedatangan nya.
" Pagi Melati.. " sapa Reyhan.
" Pagi mas Reyhan.. " jawab Clara, pandangnya teralihkan pada Clara dan Lisa. " Pagi mbak Clara.. mbak Lisa. " sapa Melati yang memang sudah tau nama mereka berdua. Lisa dan Clara hanya mengangguk dan tersenyum
" Kamu mau cari Bastian? " tanya Reyhan dan di jawab anggukan oleh Melati.
" Bastian ada di dalem tuh.. masuk aja! " ujar Reyhan, yang tahu betul jika Melati datang untuk menemui Bastian. Gadis itu dengan suka rela setiap pagi membawakan sarapan untuk Bastian dan Reyhan tanpa di minta.
Melati yang tertarik pada Bastian berusaha untuk mendekatkan diri dan meraih simpatik pada Bastian. Namun, pendekatannya belum juga membuat Bastian meliriknya. Bastian selalu saja cuek, bahkan pernah bilang untuk tidak lagi membawakan sarapan ataupun makan siang untuk nya.
Melati melangkah masuk ke dalam rumah, tak lupa gadis itu permisi ketika melewati Clara dan Lisa.
Melati terlihat sangat sopan dan baik. Gadis itu telah meraih gelar sarjana satu tahun yang lalu dengan predikat cumlaude. karena itulah Melati berani mendekatkan diri pada pria yang berprofesi sebagai dokter itu. Namun cinta mana bisa di paksakan. Bastian tidak tertarik pada Melati, meski wajahnya terlihat ayu jika di pandang.
" Kita juga masuk yuk... di luar mulai dingin. " ajak Reyhan pada Clara dan Lisa.
Clara dan Lisa pun mengiyakan, karena percikan air hujan mulai mengenai kaki mereka.
" Ehem.. " Clara berdehem saat melihat Melati menyiapkan sarapan nya di meja makan. Ruang tamu dan meja makan tidak ada skat penghalang, memudahkan Clara bisa melihat jelas aktivitas Melati.
Sedangkan Bastian belum terlihat batangan hidungnya. Sepertinya, Bastian masih di kamarnya untuk bersiap bekerja di puskesmas.
" Mbak.. mas.. mari gabung.. kita sarapan bersama. Kebetulan saya masak cukup banyak. " ujar Melati.
" Wah... aku juga udah laper nih.. masakan Melati emang selalu nikmat di lidah.. sudah cantik.. pinter masak lagi.. Bastian pasti tambah cinta. " ujar Reyhan.
Melati tersipu malu mendengar pujian Reyhan, apalagi saat Reyhan mengatakan jika Bastian akan bertambah cinta padanya.
Lain hal dengan Clara yang tak suka mendengar Reyhan memuji-muji Melati, Clara tak terima itu!
Reyhan menghampiri Melati dan duduk di kursi meja makan di ikuti oleh Clara dan Lisa. Mereka berempat sudah duduk siap untuk memulai sarapan pagi dengan menu sederhana, hanya tinggal menunggu Bastian saja.
Tak lama Bastian keluar dari kamarnya. Bola matanya terkejut melihat Clara yang menatap dirinya dengan tatapan mengejek. Bastian sungguh malu saat ini, apalagi tatapan Clara tertuju pada benda di balik kain, tepat di bawah sana. Reflek, Bastian menutupi dengan tangannya, sembari melangkah menuju meja makan.
Bastian menghela nafas saat melihat wajah Melati yang tersenyum binar padanya. Gadis itu tak henti menyerah meski sudah berapa kali Bastian mengacuhkannya.
Bastian duduk tepat di depan Clara dan di samping Melati, karena kursi itulah yang masih kosong.
Melati dengan cekatan mengambilkan piring lalu meletakkan beberapa menu masakan nya.
" Tidak usah! saya bisa ambil sendiri. " cegah Bastian, kalimat nya di katakan seformal mungki. Tapi tak di indahkan oleh Melati.
Melati tersenyum. " Gak papa, aku ikhlas kok. " ujar Melati.
" Ehem... mas Reyhan mau aku ambilkan? " seru Clara yang tak mau kalah dengan Melati, menyiapkan untuk sang pujaan hati.
" Dengan senang hati cantik.. " Reyhan memberikan piringnya pada Clara. Lisa dan Bastian melihatnya jengah. Lisa yang muak melihat Clara tersipu malu-malu, sedangkan Bastian jengah melihat Reyhan yang selalu memanggil wanita manapun dengan tambahan kata cantik di belakang nya.
Kelima orang itu, makan dengan tenang. Sesekali pujian Reyhan terontar untuk Melati.
" Aku juga bisa masak! " seru Clara yang iri mendapatkan pujian dari Reyhan.
" Uhuk.. uhuk.. " Lisa terbatuk mendengar pengakuan Clara. Lisa sangat tau jika Clara tidak bisa masak sama sekali. Lalu kenapa Clara mengaku bisa memasak?
Clara memberikan segelas air minum untuk Lisa. " Hati-hati. "
" Kamu bisa masak? " tanya Reyhan.
Clara mengangguk mengiyakan. " Bisa. Masakan aku enak kok. "
" Waow..perfect! udah cantik, pinter masak, pas banget kalo di jadiin istri! " seru Reyhan.
wajah Clara berbinar. " Apa? di jadiin istri? mau! mauuuuu banget! jadi istri Reyhan. " batin Clara berteriak histeris.
" Cih.. " terdengar decihan dari Bastian. Pria itu tidak percaya begitu saja dengan pengakuan Clara yang bisa memasak.
Clara melebarkan matanya ke arah Bastian. melotot tak Terima dengan ejekan Bastian walau tak langsung di ucapkan.
Bastian tersenyum remeh menanggapi Clara yang sudah menunjukkan tanduknya. " Aku gak percaya! " ucapnya dengan santai.
Clara di buat semakin kesal, bukannya minta maaf, Bastian malah meneruskan hinaannya. " Awas saja! "
" Kenapa kamu gak percaya? " sarkas Clara.
Bastian hanya mengedikkan bahunya, takau ambil pusing apalagi melanjutkan perdebatan nya.
" Ikhh... menyebalkan! dasar pria impoten! " umpat Clara yang berhasil membuat semua orang yang ada di meja makan menghentikan aktivitas nya.
" Kamu! " marah Bastian.
" Apa? emang iya kan lu itu impoten! lu gak tertarik ama cewek! " seru Clara yang asal bicara. " Ah.. Jangan-jangan bukan sekedar impoten, lu gak gay kan? " sungguh Clara keterlaluan asal tebak saja.
Reyhan dan Melati memandangi Bastian. Apa benar yang di katakan Clara? pantas saja Bastian tidak tertarik pada Melati?Dan tidak mempunyai hubungan spesial dengan wanita manapun.
" Clara! jaga bicara mu! " seru Lisa yang sudah tau luar dalam sifat Clara. " Lu baru juga kenal dokter Bastian! jangan mengada-ada deh.. "
" Gue gak ngada-ngada! buktinya senjata dia gak bangun tuh waktu gue -- Oopss... " Clara menutup mulutnya. Hampir saja keceplosan! kalo dirinya pernah melihat milik Bastian.
" Waktu kamu ngapain? " tanya Reyhan yang ingin mendengar lebih lanjut perkataan Clara yang belum selesai.
Clara dan Bastian menjadi gugup. Tidak mungkin jika Clara mengakui di depan Reyhan, bisa di blacklist jadi calon istri Reyhan. Sedangkan Bastian tidak mau mempermalukan dirinya sendiri.
" Heheh... " Clara menyingir menunjukkan gigi putihnya. " Aku cuma bercanda kok.. "
" Pis.. " jari Clara membentuk huruf V.
Melati dan Reyhan bernafas lega mendengar nya, ternyata Clara hanya bercanda!
Tapi tidak dengan Bastian yang masih menahan kekesalan pada Clara. Nasib sial apa yang menghampiri dirinya, bertemu dengan gadis sinting seperti Clara, pikir Bastian.
*
*
*
...Jangan lupa berikan dukungan kalian. ...
...Like. komen. vote. ...
...Bye.. bye.. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Rezamal Nazriel
👍👍
2023-05-20
0
Ibelmizzel
Kren novelmu Thor Qu suka😘😘😘
2022-06-03
0
Meimei
astaga, ngakak baca novel ini, koplak
2022-05-17
0