Setelah Delapan jam lebih menempuh perjalanan untuk sampai ke kota terpencil itu. Clara dan Lisa dengan lesu menunggu jemputanya untuk menuju rumah Eyang Minah, yang ternyata masih sangat jauh.
Selama di perjalanan, Clara tidak lupa menutupi identitasnya agar orang di sekitar tidak mengenali dirinya, yang notabene nya adalah artis terkenal, Clara Anastasya.
" Oh.. God! jauh banget sih.. pinggang gue rasanya mau copot, bok*ng gue panas duduk berjam-jam. " keluh Lisa sembari mengelus pinggangnya.
" Sama gue juga! " Clara.
" Gue gak nyangka, nyokap lu yang cakep banget berasal dari desa terpencil. " ujar Lisa. Gadis itu tidak menyangka jika Elsa berasal dari desa yang sangat jauh dari ibu kota, di lihat dari gaya busananya dan wajah yang selalu terlihat anggun.
" Berarti udah cantik dari lahir nyokap gue. Buktinya anak-anaknya cakep gak ketulungan, kaya gue! " ucap Clara dengan bangga memuji kecantikannya sendiri.
Lisa memutar bola matanya malas, mendengar kenarsisan Clara." Iya.. iya.. terserah lu deh. "
Tidak lama jemputan mereka datang. Seorang pria paruh baya pun menghampiri mereka. " Punten.. mbak Clara sama mbak Lisa bukan? " tanyanya untuk memastikan benar atau tidak, pasalnya kedua wajah cantik itu tertutup dengan masker serta kacamata hitamnya yang bertengger di hidung mancung nan mungil.
" Iya, ini pak Sabar ya? suruhan eyang Minah? " Clara.
" Iya mbak, saya pak Subur. Mari mbak mobilnya saya Parkir di sana. "
Clara dan Lisa mengikuti langkah pak Subur menuju mobil yang ngetren pada masanya.
" Serius nih pak, kita pakai mobil ini? " tanya Clara yang sudah sampai di depan mobil Ca*ry berwarna merah berbentuk kapsul.
" Iya mbak.. jelek ya? " ucap pak Subur.
Clara hanya menghembuskan nafasnya kasar tidak mengiyakan ucapan pak Subur.
" Gak kok pak. " sela Lisa yang tidak merasa enak pada pak Subur.
Di dalam mobil, Clara dan Lisa segera melepaskan topi, masker dan kacamata nya. Terasa sangat gerah saat di mobil, mengingat tidak ada pendinginan di dalam.
" Mbak Clara artis itu kan? " seru pak Subur saat melihat wajah Clara yang sudah tidak tertutupi oleh masker. Pria tua itu cukup senang bisa melihat dan bertemu langsung dengan idolanya.
Clara mengangguk dengan bangga, merasa di atas awan jika dirinya seterkenal itu hingga ke ujung pelosok.
" Boleh minta foto gak mbak? "
" Boleh.. nanti ya kalo udah sampe. " jawab Clara.
Semilir angin menerpa wajah cantik itu saat melewati hamparan sawah di sisi kanan kiri jalan. Tubuhnya terguncang saat melewati jalanan bebatuan, membuat kedua gadis itu merasa pusing dan mual.
Mobil terus bergoyang saat jalanan berlubang menyambut mereka, berbeda jika di ibu kota. Mobil bergoyang karena ada kegiatan panas di dalamnya.
Butuh waktu sekitar dua jam setengah untuk sampai ke desa dari Kabupaten. Mobil berbentuk kapsul itu terhenti di depan gang yang tidak bisa di lewati oleh mobil.
" Udah sampe mbak. " ucap pak Subur memberitahu.
Clara dan Lisa segera turun, mereka cukup lega saat mendengar tujuannya sudah sampai. Tidak lupa Clara memakai kacamata hitamnya kembali, untuk melengkapi penampilan nya, meski hari matahari bersiap menyembunyikan diri.
" Auww.. Oh God! " pekik Clara saat baru turun dari mobil. Gadis itu sangat terkejut saat sepatu boots nya yang ia beli dengan harga puluhan juta menginjak tanah yang becek.
Pak Subur yang sedari memperhatikan Clara terkekeh geli. " Di kampung memang begini mbak jalanannya.
Clara hanya bisa mendengus kesal. Berbeda dengan Lisa yang sudah bisa menebak suasana di kampung. Lisa bisa menyesuaikan diri dengan pakaiannya dan sepatu yang ia kenakan.
" Mana rumah Eyang? " tanya Clara yang sudah tidak sabar mengistirahatkan tubuhnya yang terasa letih.
" Dari sini harus jalan kaki dulu. " ucap pak Subur sembari menunjukan jalan menuju rumah Eyang Minah.
" Sial! " umpat Clara dalam hati saat melihat jalanan kecil yang tidaklah mulus, jalanan yang terbuat dari tumpukan batu-batu kecil.
Di sepanjang perjalanan menuju rumah Eyang Minah Clara tak hentinya menggerutu, karena kesusahan saat berjalan dengan sepatu boots sedikit berhak. Lisa yang mendengar gerutuan Clara hanya bisa menggelengkan kepala.
Warga sekitar yang melihat kedatangan Clara segera berkumpul dan mengikuti mereka dari belakang. Bisik-bisik warga pun terdengar.
( Dalam bahasa jawa yak!)
" Wah.. ada artis! "
" Pak Subur.. itu Clara artis terkenal kan? "
" Ternyata cantik banget yak."
" Mbak Clara minta foto dong mbak. "
" MasyaAllah cantik banget. "
" Ini Clara anaknya si Elsa? "
" Iya.. kayanya anak si Elsa. "
Riuh pikuk warga semakin ramai, hingga warga yang sedang berada di dalam rumah berhamburan keluar untuk berjumpa dengan sang idola.
Clara hanya menebar senyum manisnya menanggapi semua antusias warga kampung itu.
Warga yang berkumpul membuat jalan Clara menuju rumah eyangnya terhambat. Clara dengan sabar meladeni semua warga yang meminta berfoto dengan nya.
Cukup lama Clara harus menyambut fansnya. Namun bukannya semakin surut, warga malah bertambah semakin banyak membuat Clara dan Lisa kewalahan menghalau mereka.
Untung saja anak dan cucu dari Eyang Minah segera datang dan membantu Clara keluar dari kerumunan warga.
" Makasih ya pak Subur. " ucap Clara setelah sampai di teras rumah Eyang Minah.
" Sama-sama mbak. " jawab pak Subur sembari meletakkan tas bawaan Clara dan Lisa. Tidak lupa juga meminta foto dengan Clara.
Clara bersyukur mendapati rumah Eyang Minah yang tidak terlalu buruk. Musnah sudah ketakutannya tinggal di rumah kampung yang notabene nya terbuat dari bilik atau kayu. Semua itu karena Adrian yang selalu membantu finansial keluarga Elsa di kampung yang sudah berjasa merawat Elsa.
Pintu gerbang di depan sudah tertutup rapat, membuat para warga bubar dengan teratur.
Clara menyapa Eyang Minah, tidak lupa mencium tangan nya, serta sanak saudara yang tengah berkumpul menyambutnya.
Setelah bercakap-cakap, Clara di antar ke kamarnya. Kamar dimana dulu Elsa tempati semasa sekolah. Bedanya sekarang sudah sangat rapih dengan bangunan yang kokoh.
" Akhirnya... " Clara menghempaskan tubuhnya di kasur yang lumayan empuk di ikuti dengan Lisa yang berbaring di samping nya.
Mereka berdua yang kelelahan di perjalanan dan menyapa warga sekitar langsung tertidur tanpa membersihkan tubuh terlebih dahulu.
*
*
*
...Jangan lupa berikan dukungan kalian. ...
...Like. komen. vote. ...
...bye. . bye.. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ranie
jadi penasaran sama kisahnya Elsa dan Adrian nih 😁
2022-05-17
0
Nadia Laili
hmm teringat dulu kalau mau di ajak ibuk pulkam ke rumah nenek,dr kota kabupaten masih 1,5 jam,terus dr jalan besar masih 10 km,masih masuk gak yg hanya bisa lewat satu mobil ,sdh gitu belum ada WC pup nya mesti ke jumbleng orang Jawa bilang letaknya di tengah pekarangan yg di tumbuhi tanaman kelapa dan buah-buahan,bayngin kalau malam,belum ada listrik pula, makanya kalau mau ke rumah nenek di suruh makan buah Salak yg rasanya sepet biar gak pup selama di sana hahaha,gak sangka desa tempat nenek tinggal sekarang cm sdh sangat maju dan ramai berkat banyak penduduk yg berternak ayam
2022-02-05
1
Alika Nailaputri
udah baca ke 3x tpi kaga ngebosenin ' seruuu bgtt ceritanya.... 🥰🤣🤣
2022-01-10
0