"Sekarang bagaimana caranya agar aku bisa mengalahkannya, kekuatannya bahkan tiga kali lipat daripada Louis" ucap Arcelio datar dalam hati, seperti seseorang yang tidak memiliki emosi dan tak kenal takut.
Arcelio dan wanita itu saling memberikan tatapan dingin satu sama lain membuat siapapun yang melihatnya menjadi ketakutan karena tekanan yang sangat kuat dari wanita itu.
"Salam pangeran Arcelio apa yang membuat anda berada di tempat seperti ini" ucap wanita itu sambil berlutut di hadapan nya.
"Alexandra kamu harus mendisiplinkan bawahanmu, bagaimana bisa para bajingan rendahan ini menghina pangeran, kau sungguh payah dalam mengurus bawahanmu Alexandra" ucap Louis dengan nada kesal seolah-olah dia tidak takut sama sekali dengannya.
"Diam kau Louis bagaimana bisa kau menyala pembicaraanku dengan pangeran Arcelio" ucap Alexandra dengan wajah yang sedikit kebingungan saat itu.
Alexandra dan Louis mengalami perdebatan kecil waktu itu hingga saling sindir, tentu perdebatan itu dimenangkan oleh Louis dan membuat Alexandra memasang wajah kesal waktu itu.
"Ahh maaf tuanku kami melakukan tindakan bodoh dengan berdebat di depan Anda, gara-gara si bodoh ini tidak becus dalam mengurus bawahannya" ucap Louis sambil membungkukkan badan di hadapan Arcelio.
"Apa kau bilang...." Alexandra yang saat itu mendengar perkataan Louis memasang wajah emosi. dia menarik-narik rambut Louis dan beberapa kali memukul kepala Louis juga.
Arcelio tersenyum kecil saat itu melihat tingkah laku keduanya.
"Ano maaf, bukankah kalian terlalu tidak sopan bertengkar di hadapan Pangeran" ucap salah satu bawahan alexandra yang merupakan penjaga penjara itu.
"Maafkan aku tuan Arcelio kakakku ini memang barbar sejak dulu, oleh karena itu menjadi sipir penjara sangat cocok untuk dirinya" ucap Louis dengan senyuman yang dipaksakan karena sambil menahan kakaknya yang sudah termakan emosi.
Melihat mereka berdua seperti melihat kucing dan tikus yang selalu bertengkar saat bertemu satu sama lain.
"Louis aku izinkan kamu untuk menjelaskan apa tujuan ku datang ke sini kali ini"
"Siap tuanku" ucap Louis tegas.
Louis pun menjelaskan kepada Alexandra tentang tujuannya datang ke penjara ini, dia berkata kepada Alexandra untuk mengantarkannya ke tempat seseorang yang ingin ditemui oleh pangeran.
"Louis apa kau yakin" ucap Alexandra berbisik kepada adiknya.
"Banyak rumor jelek yang terdengar dari orang itu" bisik Alexandra meyakinkan Louis.
Arcelio yang melihat keduanya hanya diam dengan wajah datar tanpa emosi.
Louis yang sadar jika Pangeran melihatnya merasa jika sikap kakaknya kurang profesional dan sangat tidak sopan. Louis menggenggam tangannya dia terlihat marah karena tingkah konyol kakaknya.
"Kamu, beraninya kamu mempermalukan ku di hadapan Tuan Arcelio" dia memukul kepala kakaknya dengan wajah yang terlihat emosi.
Setelah perdebatan kecil itu selesai, akhirnya mereka pun pergi menuju ke tempat di mana orang itu berada. Rumor mengatakan jika dia pernah membunuh tuannya sendiri waktu itu.
...***...
"Tuan di sinilah tempat orang itu berada" Alexandra membuka pintu penjara itu.
Tak lama setelah itu Alexandra memasuki ruang penjara dan membawa seseorang keluar dari sana.
Sungguh mengagetkan tanpa diberi arahan pun orang itu nampak terlebih dahulu memberi salam kepada pangeran Arcelio, sudah seperti orang yang berpengalaman dalam kerajaan.
"Salam Pangeran Arcelio"
"Aku izinkan kamu untuk memperkenalkan diri"
"Siap, perkenalkan Pangeran nama saya Claudia"
"Mungkin ini sedikit tidak sopan"
"Tidak masalah lanjutkan"
"Sebenarnya saya dan Louis adalah teman masa kecil yang hidup dan tumbuh bersama di desa kecil Kerajaan Lasthe"
"lalu" ucap Arcelio.
"Tidak saya hanya penasaran apakah Louis yang membuat anda datang ke tempat seperti ini" ucap Claudia dengan penuh penekanan di setiap kata-katanya.
...Status...
...Claudia...
...Combat power: 70...
...{Ahli Strategi dan Politik}...
...{setia kepada Kerajaan Lasthe}...
Suasana menjadi sedikit hening waktu itu, udara lembab dan ruangan yang pengap adalah sesuatu yang biasa di sana.
setelah melihat status Claudia, Arcelio hanya diam entah apa yang dipikirkan Arcelio waktu itu apakah dia merasa senang atau kecewa.
"Claudia tidak ada yang bisa aku jelaskan di sini tapi kalau kamu penasaran kamu bisa ikut aku sekarang"
"Alexandra" ucap Arcelio.
"Ya Tuan" timbal Alexandra dengan cepat dan tegas.
"apakah kamu tidak keberatan jika aku membawa Claudia" ucap Arcelio sambil berjalan menuju arah Claudia dan menepuk bahunya.
"Ya Tuan, apapun untuk anda. Keinginan anda adalah kewajiban saya" sahut Alexandra dengan sikap formal khas prajurit Kerajaan.
Louis yang saat itu berdiri di samping kakaknya juga bersikap formal mengikuti kakaknya waktu itu, seolah-olah dia reflek saat melihat kakaknya bersikap seperti prajurit yang berwibawa dan terhormat.
"Aku tidak akan memaksamu, semua keputusan ada di tanganmu apakah kamu mau mengikuti aku atau menerima semua dengan pasrah dan tidak berbuat apapun terhadap orang yang membuatmu seperti ini" ucap Arcelio Datar seolah-olah tidak ada emosi di dalam setiap katanya.
"Claudia yang mendengar itu kaget, seingatnya Pangeran tidak seperti ini dahulu. Dalam benaknya dia hanya bisa bertanya-tanya apakah ini benar Pangeran yang aku kenal"
Tak lama kemudian Arcelio berdiri dan berbalik meninggalkan Claudia saat itu, tak ada sepatah kata pun yang terucap dari Arcelio setelahnya.
"Tunggu tuan, tidak maksud saya Pangeran Arcelio saya akan mengikuti anda jadi tolong bawa saya" ucap Claudia tergesa-gesa karena terlalu banyak yang terjadi hingga membuat dia menjadi kebingungan.
Arcelio yang saat itu tidak jauh dari Claudia menghentikan langkahnya dan berbalik, dia hanya mengangguk yang berarti dia menerima Claudia sebagai pengikutnya. setelah itu Arcelio pergi meninggalkan mereka.
Claudia yang melihat itu tersenyum bahagia, terlihat jelas jika di wajahnya menunjukkan rasa kebahagiaan yang sangat dalam.
Alexandra pun melepaskan borgol pada tangan Claudia saat itu yang menunjukkan jika Claudia sudah terbebas dari penjara. Louis pun menghampiri Claudia dia hanya tersenyum melihat sahabatnya terbebas dari tempat yang seperti itu.
"ehem ehem, cinta lama bersemi kembali" ucap Alexandra sinis.
Tapi Louis tak menggubris apa yang diucapkan kakaknya, baginya bisa melihat Claudia terbebas adalah sebuah anugerah.
Claudia yang saat itu berada di depan Louis langsung memeluk Louis.
"Terima kasih telah menepati janjimu Louis" ucap Claudia.
"Aku juga senang jika kamu sudah terbebas Claudia" dia mempererat pelukan Claudia, yang menandakan jika dia juga sangat senang melihat sahabatnya terbebas dari penjara.
Melihat kedua sahabat yang bertemu kembali membuat Alexandra hanya bisa tersenyum waktu itu.
"Terima kasih telah merawat ku selama ini kak Alexandra" ucap Claudia dengan sedikit membungkuk.
Alexandra menghampiri Claudia dan mengelus-elus rambutnya, dia sudah menganggap Claudia sebagai adiknya sendiri.
"Iya, aku selalu percaya jika kamu tidak bersalah Claudia, karena aku lebih tahu kamu daripada siapapun bahkan dari Louis sendiri" ucap Alexandra sambil memeluk Claudia waktu itu.
Louis yang melihat itu hanya bisa tersenyum lebar, tak ada yang bisa mengungkapkan apa yang Louis rasakan saat itu mungkin perasaan kehangatan dan kebahagiaan yang dirasakannya waktu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments