Akulah Sang Raja
"Di Bumi kalian pasti pernah mendengar tentang orang yang bisa membelah lautan atau orang yang bisa menghidupkan orang mati. Itu semua adalah mukjizat dan kamu akan mendapatkan salah satunya."
Devan masih tak percaya dengan suara misterius tersebut. Dia berpikir jika dirinya hanya berhalusinasi sebelum kematian.
"Hahaha ... mana mungkin aku percaya perkataan orang yang bahkan tak ku kenal dan tak bisa kulihat. Mana mungkin aku percaya denganmu!"
"Namamu Devano Devan lahir di kota S tanggal 20 pada bulan Mei tahun 2000, setelah dibuang keluarga dan ditinggalkan Ayah, kamu hidup bersama Ibumu. Sampai waktu kelulusan SMA, Ibumu meninggal karena mendonorkan jantungnya kepadamu."
Devan tak percaya jika ada orang lain yang mengetahui masa lalu nya dan itu membuatnya sangat marah.
"Hah, bagaimana kamu bisa tau semua itu, kamu sampah ... Apa semua itu hanya lelucon bagimu?"
"Meski begitu, kamu tetap sabar dan tetap berada pada jalan kebajikan. Itu adalah salah satu syarat mutlak untuk menjadi Raja."
Devan menjadi agak muram karena banyak nya kejadian tidak masuk akal yang di alaminya beberapa hari ini. Dia Mencoba menenangkan diri untuk memperjelas situasi dirinya.
"Terserah kamu, lakukan apa saja yang
kamu inginkan! Percuma saja aku melawan dan membantah, karena kamu sudah mengetahui tentangku bahkan masa lalu ku sekarang apa yang kamu inginkan dariku?"
"Sekarang kamu akan menjadi Raja, jadi pilihlah salah satu mukjizat seperti yang kamu inginkan!"
"Apakah ada syarat khusus atau larangan larangan setelah aku menerima mukjizat?"
"Menerima mukjizat berarti menjadi tangan kanan Tuhan, jadi kamu bisa menghukum manusia. kamu adalah Raja, jadi kamu bebas melakukan apapun demi kebajikan."
"Kalau begitu, aku ingin mempunyai penyimpan dimensi!"
"Aku akan memberi satu saran kepadamu, pilihlah mukjizat lain! Seperti menghidupkan orang mati. Yaitu sebuah mukjizat yang tak akan membuatmu menyesal."
"Memang, menghidupkan orang mati adalah satu kemampuan yang aku inginkan dan sedikit menarik, tapi aku tak tertarik akan hal itu. Menurutku menghidupkan orang mati tak cocok bagiku. Bukan kah aku bebas memilih mukjizat yang aku inginkan? Tentu, aku ingin penyimpanan dimensi yang ideal bagiku!"
"Jika itu yang kamu inginkan, maka akan aku berikan sesuai permintaan mu."
[Я молю бога, даруй ему святые чудеса, в долгом путешествии и святости луны, даруй ему великую силу и могу разрушить мир, я умоляю тебя ценой моей жизни•••Gift•••]
Suasana yang tadinya mencekam seakan menjadi luntur karena ada sebuah cahaya yang masuk ke dalam tubuh Devan. Perasaan damai Devan rasakan saat cahaya itu memasuki tubuhnya.
"Sekarang kamu sudah mempunyai satu mukjizat seperti apa yang kamu inginkan, jadi aku akan mulai menghidupkan mu."
"Tunggu, apa sekarang aku bisa melihat Ibu?"
"Sayang sekali Devan, hal itu tidak diperbolehkan."
"Setidaknya Ijinkan aku bertanya!"
"Silakan bertanya, asalkan tidak melewati batas dan masih bisa aku jawab pasti aku akan menjawab mu."
"Siapa kamu dan dimana ini?"
"Aku merupakan suatu keberadaan yang manusia biasa sebut sebagai Malaikat dan sekarang kamu berada di dunia setelah kematian."
"Apakah membunuh manusia yang berbuat jahat adalah sebuah kesalahan?"
Suasana menjadi hening dan tak ada jawaban atau suara saat itu.
"Jawab aku wahai malaikat!"
"Untuk pertanyaan itu kamu bisa memikirkannya sendiri, renungkan lah wahai Devan atas apa yang kamu perbuat dan pasti kamu akan mendapat jawabannya."
"Pertanyaan terakhir, apa ada di bumi seseorang yang memiliki mukjizat sepertiku?"
"Maaf untuk pertanyaan itu aku juga tak bisa menjawabnya, kamu harus mencari tahu sendiri."
Mendengar jawaban itu Devan menjadi lesu dan kecewa.
"Kalau begitu, setidaknya tunjukkan wajahmu kepadaku!"
Sosok wanita dengan kulit putih pucat dan rambut pirang tersenyum ke arah Devan. Dengan tubuh ideal dan wajah tirus, Malaikat itu mendekat kepada Devan seolah akan menciumnya.
[Wahai jiwa yang suci yang tak akan pernah ternodai, jiwa yang bahkan lebih Putih dari cahaya rembulan, jiwa yang lebih hangat dari matahari, jiwa yang lebih lembut dari sutra. Sekarang saatnya bagimu untuk bangkit, tegak kan aturan aturan mutlak di dunia dan jadilah Raja Dunia. Meskipun akan banyak darah yang tumpah, berikanlah harapan untuk manusia di dunia. Pimpin lah manusia menuju jalan kebajikan, selamat berjuang jiwa yang suci. cerita dan asa'mu akan hidup dalam keabadian••*R**esurrect*••]
"Semoga kita bisa bertemu lagi Devano Devan."
******
Ruangan jenazah rumah sakit Kota S 20××.
"Wih ada rezeki nomplok nih bor, enaknya kita lelang aja organ dalamnya di pasar gelap, meskipun organ bagian perut rusak karena pendarahan, setidaknya masih ada jantung, mata, dan kulit wih gak sabar nih bisa untung besar kita hahaha ..."
"Ya udah, cepetan kita kerjakan! Toh ini juga mayat yang tidak memiliki keluarga. Cepetan! Kerjain sebelum organ dalam lain ikutan rusak."
Pada saat mau membedah tubuh, kedua Dokter itu dibuat terkejut setengah mati karena tangan dan bagian tubuh lain beregenerasi dengan sangat cepat hingga bekas luka tusukan di perut sudah menutup sempurna.
"Mau kalian apakan tubuhku?"
Mendengar itu kedua Dokter pun kaget seakan tak percaya jika ada mayat yang hidup lagi.
"Aaaa ... ada mayat hidup!" Dokter itu langsung lari.
Devan langsung membuat penyimpanan dimensi yang membuat Dokter itu tak bisa keluar.
"Siapa yang kalian sebut mayat hidup? Enak aja, mentang mentang kerja di rumah sakit panggil orang sembarangan."
Kedua Dokter pun syok dan bingung memutuskan untuk membungkuk dan memohon maaf.
"Ngomong-ngomong kenapa kami tidak bisa keluar?" ucap salah satu dari kedua Dokter itu.
Dokter tidak tahu kalau mereka sebenarnya berada dalam sebuah kotak menyerupai penjara.
"Tolong lepaskan kami, kami mengaku salah dan tak akan mengulangi perbuatan tercela ini lagi, kami masih punya anak dan istri di rumah. Nanti kalau kami tiada bagaimana nasib anak dan istri kami?"
Dalam posisi nya sekarang tubuh Devan lemah, kelaparan dan tak ada tempat untuk pulang.
"Uang, mana uang!"
Kata Devan dengan nada membentak. Kedua Dokter pun tak ada pilihan lain selain menuruti kata Devan. Devan langsung merampas dompetnya dan mengambil semua uang di dompet itu.
Setelah mengambil pakaian dari kedua Dokter itu dan sedikit membersihkan diri, Devan hanya terdiam dan merenung tanpa sepatah katapun, yang mana itu mengakibatkan suasana menjadi begitu mencengkram.
"Anu ... apa kami boleh keluar sekarang?"
"Aku pikir kalian sudah banyak menjalankan bisnis gelap, dengan jual beli organ manusia secara ilegal. Bahkan saat aku cek semua mayat disini, seperti kepompong yang sudah tak ada isinya!"
Pandangan Devan dingin dan tajam ke arah ke dua Dokter tersebut. Seperti singa yang siap menerkam domba, begitulah gambaran suasana yang tepat pada saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
ghaitsaa
semangat
2021-01-10
1