"Alya,, kita makan siang dikantin ya", okta mengajak alya untuk makan siang bersama nya.
"Kamu pergi sendiri ya ta soalnya aku ada janji bertemu dengan seseorang," ujar alya.
"Makan siang bareng pak rendy ya??" balas okta dengan tatapan yang mencoba menggoda alya dan alya hanya membalas dengan senyuman.
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ya!!" okta berjalan meninggalkan alya.
Alya sebenarnya merasa ketakutan yang luar biasa untuk bertemu dengan ayah nya rendy. Ia menggigit ujung pensil yang ia pegang untuk menghilangkan rasa ketakutan nya dan ia menarik napas nya dalam. Alya segera pergi menuju ke tempat yang telah ayah rendy dijanjikan dengan nya.
***
Alya membuka pintu cafe dan melihat ke arah sudut ruangan. Ayah rendy sudah menunggunya disana dan alya segera menghampirinya.
"Maaf pak sudah membuat anda menunggu," ujar Alya sembari membungkukkan badan nya sebagai tanda memberi hormat kepada orangtua rendy.
"Duduklah," ujar pak lukman sambil menunjuk kursi yang ada dihadapan nya.
Pak lukman menyeruput kopi yang ia pesan dan matanya menatap wajah alya yang sedang tertunduk sebab alya tak berani untuk menatap wajah ayah rendy.
Pak Lukman memulai pembicaraan nya.
"Begini nona alya, saya tidak ingin berbasa basi. Bisakah anda memenuhi satu keinginan saya?"
"Maksud bapak keinginan apa pak?" jawab alya
"Saya mau kamu menjauh dari hidup rendy karna rendy sekarang menjadi anak yang keras kepala." ujar pak lukman.
"Maaf pak, saya tidak pernah memaksa rendy untuk hidup bersama saya dan saya tidak pernah memberi pengaruh apapun kepada anak bapak." suara alya terdengar gemetar.
"Kalau begitu keinginan saya ini sangat mudah kan nona alya? karna rendy akan segera menikah dalam waktu dekat ini, saya tidak ingin ada orang yang mengacaukan nya." ujar pak lukman dengan tatapan sinis nya.
"Dan satu lagi nona, berhentilah menyandarkan beban hidup mu kepada anakku dan biarkan ia menikah dengan wanita yang layak bersama nya." timpal pak lukman sebab pak lukman meng-audit laporan keuangan perusahaan rendy yang tidak sehat. sebab, rendy mengeluarkan uang dalam jumlah besar tanpa nama akun yang jelas.
"Baiklah pak," hanya itu saja yang ingin bapak sampaikan kepada saya??" saya sudah mengerti dan saya permisi." alya meninggalkan pak lukman karna ia tak ingin mendengar lagi ucapan pak lukman yang sangat menyakitkan hati nya dan menuduh nya sebagai pengacau.
Alya meneteskan air mata nya dan ia berjalan dengan cepat meninggalkan cafe tersebut. wajah nya tampak marah, sedih dan kesal. alya segera menghapus air matanya yang menetes.
Alya kembali kekantor nya padahal jam makan siang masih lama, tapi ia tak berselera untuk makan. alya duduk diruangan nya dan menopang wajahnya dengan sebelah tangan nya.
***
Dilain tempat, Qanita sedang memilih baju pengantin yang ia inginkan, sebenarnya ia ingin menempah gaun pengantin nya yang didesign langsung oleh designer terkenal tapi pasti waktunya tidak akan cukup karna pernikahan nya awal bulan depan.
Dia mencoba beberapa gaun nya dan meminta pendapat kepada rendy,
"bagaimana dengan gaun yang ini? cantik gak??" Qanita memutarkan-mutarkan badannya melihat kecermin besar yang ada didepan nya.
Rendy melihat Qanita yang tersenyum senang, dia membayangkan alya yang memakai gaun pengantin nya.
"gimana mas??" Qanita melihat rendy melamun.
"Pilih lah yang kamu suka." rendy pergi meninggalkan Qanita dan Qanita menarik bibir nya karna tak mendapat respon rendy.
Qanita pun telah selesai memilih gaun yang akan dikenakan nya. Dia menghampiri rendy yang menunggu nya didalam mobil.
"Mas, aku tau kamu belum bisa mencintai aku karna kita baru ketemu, tapi berusahalah baik kepadaku."
"hhemm", rendy melajukan mobil nya.
"mas, aku mau kita lihat cincin pernikahan ya, kita bisa pergi ke toko berlian di mall nya papa."
"Qanita,,kenapa kamu setuju begitu saja dengan perjodohan ini?, apa kamu tidak ingin menikah dengan lelaki pilihan mu sendiri?" tanya rendy.
"Aku percaya dengan pilihan orangtua ku, mereka pasti memilih lelaki yang terbaik untukku". jawab qanita
"bagaimana kalau ternyata aku bukan lelaki yang baik untuk mu, qanita,,aku mencintai seorang wanita." rendy menekan setiap kata-katanya.
"aku tidak perduli mas, aku akan berusaha membuatmu mencintaiku seperti kamu mencintai wanita itu". jawab Qanita.
Rendy mengusap wajahnya kasar, dia pikir Qanita akan menyerah setelah dia mengatakan telah memiliki wanita lain tetapi jawaban Qanita tidak memuaskan hatinya.
"kita jadi kan memilih cincin nya?"
Rendy membelokkan mobil nya kesebuah mall, dia memarkirkan mobil nya dan mereka turun dari mobil nya.
"Selamat sore mbak Qanita," sapa pramuniaga dengan ramah ketika melihat kedatangannya.
"Saya mau sepasang cincin limited edition", ujar Qanita.
"baik mbak", pramuniaga itu pun pergi kedalam mengambil apa yang qanita minta.
Rendy tak ingin duduk, matanya melihat jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 4 sore, "pasti alya sudah pulang" batin nya.
Qanita menatap wajah rendy yang resah melihat jam tangan nya.
"kenapa mas??, apa kamu sibuk??"
Belum sempat rendy menjawab, datang seorang pramuniaga membawakan sebuah kotak cincin.
"ini mbak yang anda minta". ujar pramuniaga
Qanita membuka nya dan memakaikan nya ke jari nya yang panjang, tampak begitu berkilau dijarinya.
"mas, kamu ga mau mencoba cincin kamu??"
"tidak usah" jawab rendy singkat.
Rendy pun mengeluarkan kartu kredit nya dan memberikan nya kepada pramuniaga tersebut.
Setelah selesai pembayaran, mereka pun berjalan keluar mall. Qanita menggandeng tangan rendy dan membuat rendy risih, ia melepaskan tangan qanita dan qanita kembali memeluk lengan rendy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Meylantha Ranchaxbana
gaya g mau nikahi ech ternyata
2021-02-01
0
Asna Deli
gila bapak sirendy..alya kan tak perna minta sma rendy..rendy yg menberikan semua..
2020-12-11
0
Zienna Hara
cwe tak tau mlu
2020-06-21
0