Rendy bergegas masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuh nya, setelah selesai ia kembali memeluk alya yang terus menangis karna perlakuan rendy yang sudah kelewat batas.
Rendy berkali-kali meminta maaf kepada alya dan memohon agar alya menghentikan tangisan nya.
Rendy berusaha menenangkan alya. ia menggenggam tangan alya dan meletakkan nya di dada nya.
"Alya, aku akan bertanggung jawab atas apa yang sudah aku lakukan padamu dan aku akan menikahi kamu." ujar rendy sambil mengelus pelan rambut alya dan mencium kening nya.
Alya menangis sejadi-jadinya karna mendengar kata pernikahan.
"Rendy, aku ini masih sekolah, gimana perasaan ibu aku kalau sampai dia tau aku tidak bisa menjaga diriku?" ujar alya berteriak sambil memukul tubuh rendy berulang ulang kali tetapi rendy membiarkan perlakuan alya kepadanya karna rendy merasa dia memang pantas mendapatkan nya.
Rendy memeluk alya dengan erat. "percayalah alya aku pasti menunggumu sampai kamu siap untuk menikah." ujar rendy memberi harapan kepada alya.
Alya menghentikan tangisan nya karna ia merasa percuma untuk terus menangis. toh kesucian nya tidak bisa kembali lagi.
Alya cuma bisa berharap dengan ucapan janji rendy.
Alya berjalan menuju kamar mandi yang berada didalam kamar rendy. ia menahan rasa sakit yang ia rasakan. Rendy ingin menolongnya tapi alya menolak dan tak ingin disentuh rendy lagi. Rendy hanya menatap alya dengan rasa kasihan.
Setelah alya selesai membersihkan tubuhnya, alya kembali kekamar nya dan melihat nina sedang tertidur pulas.
Alya memandang wajah nina, dia ingin bercerita kepada sahabat nya karna hanya nina lah selama ini tempat pengaduan nya tapi alya merasa tidak mungkin menceritakan hal buruk ini kepadanya, apalagi ini perbuatan kakaknya. Alya hanya menahan sesak didada nya.
Sementara itu, dikamar nya rendy menyesali perbuatan nya. tapi apa boleh buat semua sudah terjadi. namun yang pasti rendy akan bertanggung jawab atas perbuatan nya.
***
Keesokan harinya,
Alya duduk ditepi ranjang sambil melamun.
"Alya, kamu udah bangun!!" sapa nina membuyarkan lamunan alya.
Alya melihat kearah nina sambil tersenyum tipis.
"mata kamu kenapa, kok membengkak?? habis nangis??" ujar nina
Alya segera memeriksa matanya.
"Aku nggak bisa tidur semalaman nin, sebab aku nggak terbiasa tidur ditempat dan suasana yang baru." jawab alya berbohong.
"Maaf ya alya, aku malah tinggalin kamu tidur." ujar nina sambil memeluk alya.
"Badan kamu kok panas!! kayak nya kamu demam deh!!" ujar nina sambil menempelkan punggung tangan nya kekening alya.
Alya memegang kepala nya dan memang terasa panas.
"Ngga apa-apa nin, sebentar lagi juga baikan." ujar alya sambil merebahkan tubuh lelah nya keatas tempat tidur.
"Ya sudah kamu tiduran gih..aku ambil obat dan teh hangat dulu", ujar nina dan bergegas berlari keluar kamar.
Nina mendapati kakak nya sedang duduk diruang tv sambil menikmati secangkir kopi.
"Kak..tolong ambilin obat dimobil dong!! alya demam tuh," ujar nina kepada kakak nya.
"Bik minah..tolong buatkan teh hangat dan tolong belikan bubur ya bik." ujar nina memberi perintah kepada bik minah.
"Iya neng." jawab bik minah.
Nina tampak panik sekali pagi ini. ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan sahabatnya.
"Ya udah kamu bawa dulu teh hangat nya keatas nanti kakak nyusul, kakak ambil obat dulu." ujar rendy sambil membuka pintu mobil nya dengan remote dan bergegas keluar.
Nina membawa segelas teh hangat dan menyuruh alya segera meminum nya.
"Alya jangan sakit dong, aku kawatir nih."ujar nina sambil mengibaskan tangan nya kewajah nya.
"Cuma panas doang nin, kamu tenang aja ya!! istirahat sebentar juga baikan kok." ujar alya sambil memejamkan mata nya.
Tak berapa lama rendy mengetuk pintu kamar mereka dengan membawa obat dan bubur ditangan nya.
"Alya berusaha bangkit untuk duduk diatas ranjang tapi dia merasa begitu nyeri didaerah sensitifnya dan nina membantu alya untuk duduk.
"Kamu makan dulu ya!!" rendy ingin menyulangkan bubur kemulut alya tapi alya menolak nya.
"Aku bisa sendiri," jawab alya dengan nada kesal karna ia mengingat kejadian saat rendy memaksa nya berhubungan.
Nina melihat wajah alya yang kesal merasa curiga dan rendy tak berani menatap alya.
"Kalian kenapa sih??" tanya nina penasaran.
"Sebentar bahagia, sebentar berantem??" ujar nina sambil duduk dipinggir ranjang.
"Kak rendy kok diem? jawab nina dong!" ujar nina kesal.
Rendy tersenyum melihat ke arah adik nya, sambil berjalan keluar pintu kamar dan rendy berkata, "Alya nya nggak mau kakak ajak nikah". ujar rendy memberi alasan penyebab rasa kesal diantara kedua nya.
Nina membulatkan matanya, dan tertawa lepas.
"Serius alya kak rendy ngajak nikah?? kita kan masih sekolah gila tuh kak rendy." ujar nina yang mengatai kakaknya.
Alya hanya ikut tersenyum tipis melihat nina tertawa geli.
"Kalau menurut aku nggak masalah sih kamu nikah sama kk rendy. Ujian nasional kan tinggal beberapa bulan lagi. Aku rasa enak juga yak nikah muda." ujar nina dan tertawa meledek alya.
Alya hanya diam dan fokus menghabiskan buburnya. Setelah itu alya meminum obat pereda panas dan anti nyeri yang diletakkan rendy disamping ranjang nya dan segera membaringkan badan nya lalu alya pun tertidur.
Nina menuruni anak tangga, matanya sambil mencari cari keberadaan kakak nya.
Nina mendapati rendy sedang duduk digazebo ditaman belakang villa. ia menghampiri kakak nya yang sedang memainkan ponsel nya disana.
"Kak rendy memang serius mau nikahin alya?" tanya nina memastikan ucapan kakaknya tadi.
"Memang kenapa?" tanya rendy tanpa melihat adik nya dan masih fokus menatap layar ponsel nya.
"Kasian alya dong, masih terlalu dini untuk menikah lagian mama nya juga gak bakal ngijinin." ujar nina mematahkan semangat kakak nya.
"Aku pasti akan berusaha supaya mendapatkan ijin ibu nya." jawab rendy yakin
Nina yang mendengarkan omongan kakak nya menyerngitkan dahi nya, nina merasa kakak nya benar benar serius mencintai sahabatnya karna rendy tak pernah sebelum nya membahas tentang pernikahan tapi kali ini seperti nya ia serius dan nina hanya memberikan dukungan kepada kakak nya.
Nina kembali kekamar untuk membangunkan alya karna sudah waktunya makan siang.
"alyaaaa!!!" teriak nina sambil membuka pintu kamar nya.
"Bangun alya!! apa kamu nggak laper nih udah jam satu siang." ujar nina lalu memeriksa kembali suhu tubuh sahabatnya.
"Panas kamu udah turun kok." ujar nina
Alya terbangun dari tidurnya karna mendengar suara nina yang nyaring ditelinga.
Alya terkejut karna hari sudah siang. Ia bergegas pergi kekamar mandi untuk membersihkan badan nya dan nina duduk ditepi ranjang sambil menunggu alya.
Setelah alya selesai mandi. Alya dan nina turun menuju meja makan dimana bik minah sudah mempersiapkan hidangan makan siang mereka.
"Selesai makan siang mending kita langsung pulang aja ya, kasian alya takut badan nya panas lagi." ujar rendy sambil mengambilkan nasi kepiring alya.
"Cieee, perhatian banget sama pacarnya." ejek nina.
"Jadi kita nggak pergi keliling dulu nih?"
"Lain kali kita pergi lagi." jawab rendy.
Sebenarnya nina pengen banget berkeliling puncak tapi dia mengalah demi kesehatan sahabatnya.
Setelah selesai makan siang, mereka pun bersiap-siap untuk pulang kerumah.
Mereka berpamitan kepada bik minah dan eko.
Rendy lebih dulu masuk kedalam mobil dan membunyikan klakson mobil agar nina dan alya segera menghampiri rendy yang sudah menunggu didalam mobil dan mereka segera berangkat pulang.
***
Sesampainya dirumah alya,
Alya segera turun dari mobil rendy dan ia membantu alya mengangkat koper nya yang berada dibagasi belakang mobil.
Rendy berbisik ketelinga alya, "aku pengen kenalan sama ibu kamu, boleh ya!!" ujar rendy sambil tersenyum melihat wajah alya.
"Iya, boleh" jawab alya.
"Nin, mampir dulu yuk kerumah aku" ujar alya.
"okey" jawab nina singkat karna ia juga sudah lama tidak main kerumah alya.
Alya mempersilahkan mereka masuk dan ibu nya alya menyambut kedatangan mereka.
"Eh sudah pulang", sapa mama alya dengan ramah
"Mari masuk biar tante buatkan teh hangat untuk kalian." ujar ibu nya dan pergi kedapur.
"Terima kasih tante", jawab nina dan rendy serentak.
Ibu alya kembali keruang tamu dengan membawa tiga gelas teh hangat dan beberapa cemilan.
"Silahkan di minum." ujar ibu nya.
Dan lagi lagi rendy dan nina menjawab serentak, " terima kasih tante".
"Gimana nin liburan nya??" tanya ibu alya.
"yah..alya sakit tante makanya kita buru-buru pulang." jawab nina dengan raut wajah kesal.
"Alya kangen sama mama makanya alya sakit." ujar alya sambil memeluk ibu nya. padahal dalam hatinya sedih dan merasa bersalah karna alya tak bisa menjaga diri nya dengan baik.
"Manja banget kamu." ujar ibu nya sambil mengusap rambut alya.
Rendy tau alya bersikap begitu karna alya merasa bersalah. ia memandang wajah alya dengan rasa bersalah sebab rendy takut akibat perlakuan nya membuat mental alya terganggu.
Dan tiba-tiba rendy berdiri dari tempat duduk nya untuk memperkenalkan dirinya ke ibu alya.
"Tante nama saya rendy kakaknya nina tadi saya lupa perkenalkan diri saya." ujar rendy sambil mengulurkan tangan nya.
Ibu alya menerima uluran tangan rendy.
"kakak nya nina ganteng ya!!" ujar mama alya memuji ketampanan rendy.
Nina dan Alya saling melirik karna melihat wajah rendy salah tingkah setelah mendapat pujian dari orangtua alya.
Setelah menghabiskan minuman mereka. Rendy dan nina berpamitan pulang karna waktu sudah malam dan alya mengantarkan mereka sampai kedepan pintu rumah nya.
"Dah alya." ujar nina sambil melambaikan tangan nya.
Rendy memandang wajah alya dari dalam mobil nya.
"Aku akan menikahimu alya." ujar rendy dalam hati nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
wily andriani
kasian Alya.
semoga aja ucapan Rendy sungguh² yg akan menikahi Alya.
jujur Thor, aku deg-degan loh baca cerita ini setelah Alya udah gak pw lagi.
apalagi dengan judul novelnya, takut kalau Alya yg tersakiti
2021-08-07
0
wily andriani
kasian Alya.
semoga aja ucapan Rendy sungguh² yg akan menikahi Alya.
jujur Thor, aku deg-degan loh baca cerita ini setelah Alya udah gak pw lagi.
apalagi dengan judul novelnya, takut kalau Alya yg tersakiti
2021-08-07
0
Atifah Bahari
lanjut
2021-07-07
0