Enam bulan kemudian.
"Nina aku lulus!" ujar alya sambil berlari dan memeluk nina.
"Aku juga lulus alya". ujar nina dan mereka melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil.
Tapi seketika wajah nina tampak sedih.
"kenapa nin?" tanyak alya sebab melihat kesedihan diraut wajah sahabat nya.
"Aku akan kuliah di australia alya." nina tertunduk sedih.
alya menatap wajah nina dan ikut bersedih, "kok jauh banget?" tanya alya.
"iya alya, aku akan ikut papa ku yang lagi dinas disana" jawab nina.
Lukman syarif adalah nama dari orang tua Nina dan Rendy. Pak Lukman seorang akuntan yang nama nya sudah go internasional diperusahaan-perusahaan asing dan ia memang tak pernah menetap disatu negara karna para pengusaha diluar negeri sering memakai jasanya.
Nina sebagai anak bungsu pak lukman, selalu menemani ayah nya kemana pun ayah nya tinggal.
Alya menangis memeluk sahabatnya dan begitu juga nina karna mereka harus terpisah kembali.
"Hei,,kenapa kalian menangis seperti anak kecil??" ujar rendy.
Entah sejak kapan rendy berada dibelakang mereka, alya dan nina menghentikan tangisan mereka.
Rendy memeluk mereka berdua dikiri dan kanan lengan nya.
"Ayo kita merayakan kelulusan kalian". ujar rendy sambil berjalan keluar gerbang sekolah menuju mobil rendy yang terparkir diluar.
Alya dan nina tersenyum karna diperlakukan rendy seperti anak kecil.
Rendy mengecup kening alya dan mengecup kening nina karna mereka adalah dua orang yang rendy sayangi.
Pada malam harinya, Rendy ingin mengajak mereka untuk pergi kesebuah restoran yang mewah karna esok pagi nina harus berangkat keaustralia untuk mengurus persiapan kuliah disana.
Nina dan alya sedang bersiap-siap dikamar nina.
Rendy mengetuk pintur kamar adik nya.
"Buruan nin, entar kita kemaleman." ujar rendy
Nina dan alya keluar dari kamar, Alya terlihat begitu cantik dengan gaun mini nya yang berwarna merah.
Rendy segera mengajak mereka turun kelantai bawah dan segera masuk kedalam mobil. Rendy melajukan mobil nya menuju restoran tersebuy.
Sesampai nya disana, mereka segera memesan makan malamnya.
Rendy meminta sebotol wine kepada pelayan restoran sebagai perayaan kelulusan adik nya dan pacar nya. Rendy menuangkan minuman kegelas alya dan nina.
Alya sama sekali tidak pernah tau bagaimana cara menikmati wine.
Dia menenggak segelas wine penuh seperti orang yang sedang kehausan.
Rendy dan nina melongok melihat alya yang dalam sekejap bisa menghabiskannya.
"Alya, pelan-pelan saja." ujar nina sambil memegang tangan alya.
Rendy tersenyum sambil menyentuh bibir nya sebab melihat pacar nya yang begitu polos.
Setelah perut mereka kenyang, mereka memutuskan untuk segera pulang karna waktu memang sudah larut malam.
Didalam mobil alya merasa sangat pusing, mungkin karna efek minuman yang ia tenggak habis sekaligus tadi.
Alya sama sekali tak pernah menyentuh minuman beralkohol sebelum nya.
Mereka tiba diruma alya,
"Alya, kita sudah sampai dirumah kamu." ujar rendy sambil menyentuh lengan alya. Rendy berusaha membangunkan nya. Alya mencoba membuka mata nya yang terasa sangat berat dan ngantuk.
"Mama lagi pergi keluar kota, aku sudah bilang ke mama nginep dirumah nina." ujar alya yang menjawab dengan suara berat dan tak sanggup membuka matanya.
Rendy pun melanjutkan perjalanan pulang kerumahnya.
Sesampainya dirumah,
Rendy membangunkan adik nya dan memberitahu nya bahwa mereka telah sampai dirumah.
Nina berjalan masuk kedalam rumah dengan sedikit membuka matanya nina berjalan meraba naik keatas tangga kekamarnya.
Alya tertidur sangat lelap mungkin alkohol tadi telah memabukkan nya.
Rendy menggendong alya menuju kamar tamu yang berada dilantai bawah.
Rendy membaringkan nya ke ranjang. ia menatap lekat wajah alya yang cantiknya tak berkurang walaupun ia sedang tertidur.
Rendy membelai wajah alya dan mencium bibirnya.
Rendy mulai menciumi leher alya yang jenjang dan putih.
Alya menggeliat geli tapi ia tak mampu membuka matanya.
Rendy kembali menyetubuhi alya setelah beberapa bulan ia tak menyentuhnya.
***
Alya terbangun dari tidurnya karna cahaya matahari yang masuk dari sela jendela kamar yang menyilaukan pandangan nya.
Alya menarik badan nya kekanan dan kekiri, badannya terasa sangat capek.
Alya membuka selimutnya dan dia sangat terkejut karna mendapati dirinya tak memakai sehelai benang pun.
Dia berusaha mengingat kembali apa yang terjadi semalam. "Akh, s*alan si rendy, dia kembali melakukan nya lagi padaku." ujar alya dan segera masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badan nya.
Sementara itu, Rendy duduk dimeja makan menikmati secangkir sereal untuk sarapan paginya. tak ada pembantu dirumah itu, hanya istri bang udin yang datang untuk membersihkan rumah dan melaundry pakaian mereka.
Bukan nya rendy pelit, ia hanya tak mau dirumahnya ada orang lain selain dia dan keluarga nya. ia ingin segala penjuru rumahnya menjadi privasinya.
Nina menuruni anak tangga dan melihat kearah kakak nya.
Nina mencari keberadaan alya.
"Alya mana kak?" tanya Nina.
"Ada tuh dikamar tamu," rendy menunjuk kamar tamu dengan mulutnya.
"Aku kira alya nggak jadi nginap." ujar nina yang sedang berdiri dihadapan kakak nya.
Nina memang meminta alya untuk tidur dirumahnya karna alya harus ikut mengantarkannya ke bandara siang ini.
Nina menyusul alya yang masih berada didalam kamarnya. nina membantu alya merapikan ranjang yang masi berantakan karna alya belum sempat merapikannya.
Alya terkejut melihat nina yang sudah berada dikamarnya. Alya berjalan mendekati sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk.
"Kok kamu tidur disini? knapa nggak kekamar aku aja", tanya nina sambil melipat selimut.
Alya bingung mau jawab apa sedangkan rendy lah yang membawa nya kekamar ini.
"aku udah ngantuk banget, jadi aku masuk aja kekamar ini." jawab alya.
Nina hanya mengangguk pelan.
***
"Permisi pak," tanya supir driver ojol ke bang udin yang berada dipos satpam rumah rendy. ia membawa 3 pack bubur ayam.
"mau ngapain bang?" tanya pak udin.
"Ini bang mau antar pesanan buk nina." ujar abang ojol menyodorkan sebuah bungkusan.
"sudah dibayar blum??" tanya bang udin.
"sudah pak." jawab driver tersebut.
Bang udin mengambil pesanan tuan nya dan mengantarkan pesanan nina kedalam rumah.
nina mendengar suara bang udin yang memanggil namanya. nina bergegas keluar dan mengambil pesanan nya tadi.
"Alya sarapan yuk!!" teriak nina sambil berjalan menuju meja makan.
Alya menghampiri kedua nya dan dia menatap rendy serius dan rendy pura pura tak melihat alya karna ia tahu maksud dari tatapan alya.
Setelah selesai sarapan, alya dan nina naik kelantai. Alya membantu nina mengepack baju dan barang yang akan dibawa nya.
Alya jadi sedih karna nina akan pergi meninggalkan nya lagi,l.
"Sudah ngga usah sedih, kan udah ada kak rendy penggantinya aku." ujar nina sambil memeluk alya dan mengelus pundak alya.
Rendy mengetuk pintu kamar nina dan rendy membuka kamar adiknya untuk memberitahu agar nina mempercepat persiapan nya sebab keberangkatan nya hanya tinggal beberapa jam lagi.
Mereka bergegas turun kelantai bawah dan memasukkan koper nina kedalam bagasi mobil. Mereka berangkat menuju bandara.
Setelah sampai di bandara,
Nina mengantri dibarisan check in dan setelah mendapatkan tiketnya, Nina memeluk alya erat dan memeluk kakaknya.
"Nina berharap kalian terus langgeng sampai menikah ya." ujar nina sambil memegang tangan alya dan menyatukan nya dengan tangan rendy.
Rendy memeluk erat adik nya sebab rendy begitu menyayangi nina karna ketika nina masih kecil, ia harus kehilangan sosok ibu didalam hidup nya.
Alya menangis melepas kepergian sahabatnya dan mata nina berkaca kaca sambil berjalan menuju pemeriksaan paspor dan visa.
Nina melambaikan tangan nya dan begitu juga alya. Rendy memeluk pinggang alya dengan sebelah tangan nya dan mengajak alya untuk segera kembali kerumah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
wily andriani
curang kamu ten, masa ngajak begitu dengan wanita yg gak sadar.
untung aja Alya gak hamil waktu ena-ena di puncak.
2021-08-07
0
Citra Betty
tar hamil tu sialya ditinggal sma si Rendy
2021-06-29
0
ibuke Syakintul
untung kagak bunting
2020-10-15
6