...VENYHOUSE...
Keesokan harinya Reka bangun lebih awal karena tiba-tiba ia datang bulan. Sementara Dinda masih tertidur pulas dengan suara dengkuran yang lumayan kencang.
Beberapa menit kemudian Reka pun selesai membersihkan diri dan berganti pakaian. Reka membangunkan Dinda namun tak kunjung bangun dan akhirnya Reka mengeluarkan suara emasnya.
"Dindaaaaaaaaaa, bangun wooy!" teriak Reka yang didengar oleh seluruh penghuni kos disini termasuk ibu Veny.
Dinda langsung terperanjat duduk di atas tempat tidurnya.
"Hah! apa? ada maling ya? mana malingnya?" kata Dinda yang belum kumpul nyawanya dan Reka hanya tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi Dinda.
"Sial lu Ka! bangunin gue macem lagi ikut akpol aja!" lanjut Dinda sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ngomong-ngomong soal akpol jadi kangen sama Bayu," sambung Dinda yang mulai berhalusinasi kembali.
BRUK! Reka melemparkan bantal ke arah Dinda.
"Mandi sana! pagi-pagi udeh ngehalu aje lu!" kata Reka kemudian keluar dari kamar.
"Lah lu udah mandi emang Ka? masih jam berape ini?" tanya Dinda pada Reka yang sudah di ambang pintu sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Tuh liat udeh jam 5.15 buruan mandi terus sarapan abis itu berangkat," jawab Reka dan mau gak mau Dinda turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Dinda sudah rapih memakai baju kerjanya menghampiri Reka yang sudah di meja makan bersama ibu kos.
"Din besok pulang yuk ke Cikarang, kata ibu pakai commuter line bisa kok lebih murah malah terus lebih cepet, bener begitu bu?" ajak Reka pada Dinda kemudian bertanya pada ibu kos.
"Iya bener, tapi kalau dari sini kalian lebih deket ke stasiun Juanda, sebelumnya kalian naik angkot atau gak taxi online," jelas ibu kos dan keduanya pun mengangguk paham.
"Oke deh gue setuju Ka, gue juga kangen sama ibu, bapak sama abang gue juga," kata Dinda.
Mereka pun telah menyelesaikan sarapannya, selama ngekos di kos milik ibu Veny, Reka dan Dinda seperti punya ibu baru disini. Walau wajah ibu Veny jutek dan ketus namun setelah mengenalnya ternyata berbanding terbalik dari yang dilihat di awal pertemuan mereka.
Reka dan Dinda pun pamit pada ibu kos untuk berangkat kerja. Setelah santai berjalan kaki akhirnya sampai juga di tempat kerja mereka. Walaupun baru 5 hari kerja disini mereka begitu sangat menikmatinya.
...🍂🍂🍂🍂...
...PT. PESONA SAKTI SEJAHTERA...
Dari kejauhan Zikri sudah berada di depan lobby seperti sedang menunggu seseorang. Reka diam-diam memperhatikan, namun Zikri sedang sibuk memainkan ponselnya sambil berdiri. Tiba-tiba ada wanita cantik berpakaian seksi pun datang menghampiri Zikri. Tak lupa mereka mencium pipi kanan dan kiri terlihat begitu akrab.
"Ternyata benar, dia sudah punya pengganti istrinya. Da aku mah apa atuh hanya serpihan rengginang. Bunda tolong Reka patah hati. Eh tunggu! kalo aye patah hati berarti aye udah jatuh cinte sama dia. Ah yasudahlah. Cukup tau diri aje aye mah," kata Reka dalam hatinya sambil mengalihkan pandangan dari tempat Zikri berada.
Lobby
Zikri sedang menunggu seseorang, tak lama seorang wanita pun menghampiri dirinya yang berpakaian cukup seksi menurut Zikri. Dari jauh Zikri sebenarnya sudah melihat Reka sedang memperhatikannya tapi dia pura-pura tidak melihat Reka.
"Hai Zik," sapa wanita itu sambil mencium pipi kanan dan kiri Zikri. Dan Zikri melihat ekspresi Reka seperti ada kecemburuan membuat hati Zikri sedikit lebih lega, itu artinya Reka mulai mencintai Zikri.
"Hai Put, eh mana hasil pemeriksaan terakhir almarhumah istri gue?" tanya Zikri pada Putri.
Putri adalah sahabat Zikri sejak kecil. Putri sudah memiliki suami bule dan 3 orang anak namun tubuhnya masih terlihat kencang dan berisi. Mungkin karena Putri juga seorang dokter jadi dia tau cara merawat tubuh dengan baik.
"Ini, lagian kenapa ke perusahaan lu sih?! kan bisa lu dateng langsung ke rumah sakit, ganggu gue aja lu pagi-pagi!" kata Putri merengus kesal.
"Sorry Put, by the way thanks banget ya udah repot-repot nganterin ke sini," ucap Zikri terkekeh.
"Iya sama-sama, terus gimana lu udah dapet pengganti Melisa buat Melody? dari dulu disuruh nikah lagi sama istri lu gak mau padahal dulu di Jepang kan banyak cewek cantik," gerutu Putri membuat Zikri melepaskan tawanya.
"InsyaAllah ini lagi usaha, doain ya biar gak nganggur mulu gue," jawab Zikri santai.
"Iya iya aamiin, udah ya gue mau balik ke rumah, mau nerusin yang tertunda," kata Putri sembari terkekeh kemudian pergi dari hadapan Zikri sambil melambaikan tangannya dan Zikri pun membalas lambaian tangan Putri.
Reka berjalan ke dalam ruang produksi dengan raut wajah biasa saja.
"Tak apa hatiku sakit, setidaknya aku masih bisa tersenyum dengan orang-orang yang sangat aku sayangi," kata Reka dalam hatinya.
Bel masuk pun berbunyi semua pegawai di ruang produksi telah bersiap mengambil posisi untuk senam pagi bersama. Setelah senam selesai mereka kembali ke leader masing-masing untuk breafing.
Breafing pun selesai, masing-masing team menyorakkan slogan mereka untuk menambah semangat di hari ini.
"Reka, kamu kembali ke line yang kemarin ya sambil dibaca lagi IK nya dan juga dilihat juga cara kerjanya yang benar seperti apa," ucap pak Dian pada Reka dan Reka pun mengangguk kemudian pergi ke line tempat kemarin Rek belajar.
Sementara Dinda belajar di line dasar terlebih dahulu, karena nilai training Dinda paling rendah. Dinda pun tidak serta merta langsung memegang produk, sama halnya seperti Reka, ia pun harus benar-benar membaca dan memahami isi dari instruksi kerja tersebut.
Perusahaan milik Zikri ini bukanlah perusahaan sembarangan karena rata-rata produk yang dikirimkan pada custumer memiliki pengaruh besar pada produk yang dihasilkan custumer itu sendiri. Namun Zikri tidaklah sendiri, perusahaan ini adalah milik keluarga Sakti. Zikri memiliki dua orang kakak, dan kakak laki-laki Zikri memegang perusahaan lainnya yang masih masuk kedalam Grup Sakti. Sedangkan kakak perempuannya ikut bersama suaminya, karena suaminya memiliki perusahaan juga walaupun tidak sesukses Grup Sakti.
Grup Sakti sendiri didirikan oleh kakek Zikri, bermula dari bengkel mobil kemudian berkembang pesat hingga akhirnya terbentuklah Grup Sakti tersebut. Walau melalui proses yang tak mudah, itulah kenapa Zikri selalu bertindak tegas kepada bawahannya.
Saat Reka tengah fokus, tiba-tiba Zikri keluar dari ruangannya. Dan mereka pun saling bertukar pandang. Dengan cepat Reka langsung memalingkan wajahnya ke operator yang sedang bekerja di dalam line. Sementara Zikri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ck! salah tingkah. Jadi makin bersemangat untuk mendekatinya," ucap Zikri dalam hatinya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
.
reka oh reka
2021-06-07
0
Tatha ßïñ†åñg💫✨
lanjutkan kak
2021-06-06
0
❤️⃟WᵃfJonathan
20like telah hadir, mendukung karya kamu
2021-06-05
0