Reka pun sedang fokus memperhatikan operator yang sedang menjalankan tugasnya di dalam line. Sementara Dinda baru saja keluar dari ruang training bersama seorang leader hanya memasang raut wajah pasrah.
Reka dan Dinda ditempatkan di leader yang berbeda jadi mereka tidak satu team. Mesti begitu mereka hanya bersama saat makan siang saja selama di tempat kerja.
...🍂🍂🍂🍂...
...MANSION PERMATA INDAH...
Sejak semalam kondisi Melisa semakin menurun, Zikri tidak pernah lepas dari sisi Melisa. Hatinya begitu bergemuruh, ingin rasanya ia berbagi rasa sakit yang Melisa rasakan.
Zikri pun langsung membawa Melisa ke rumah sakit, sementara Melody dirumah bersama baby sitternya.
...🍂🍂🍂🍂...
...RUMAH SAKIT JAKARTA...
Kini Melisa sudah berada di ruang ICU, detak jantungnya tidak stabil. Perasaan Zikri semakin kacau, dokter yang sedari tadi memeriksa Melisa tak kunjung keluar dari ruang ICU.
"Melisa bertahanlah," lirih Zikri dalam hatinya sambil menangis.
Tiba-tiba dokter pun keluar dari ruang ICU, dengan cepat Zikri bangun dari duduknya lalu menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Zikri dengan penampilan yang sangat kacau.
Dokter pun menghempaskan nafasnya kasar, "pak Zikri, dengan berat hati saya mohon maaf yang sebesar-sebesarnya, saya telah berusaha semaksimal mungkin dan kini ibu Melisa telah menghembuskan nafas terakhirnya."
Tubuh Zikri lemas seketika, bayang-bayang masa-masa indah dulu diawal pernikahan berputar di memori otaknya. Ia tidak menyangka kalau Melisa akan pergi secepat ini. Ia pun teringat dengan putri kecilnya, Melody.
Zikri pun menghubungi Hansen sekretarisnya di kantor bahwa Melisa, istrinya telah meninggal dunia. Hansen pun terkejut buka main, karena selama ini Zikri selalu mengatakan bahwa istrinya sedang berada di luar negeri.
...🍂🍂🍂🍂...
...PT. PESONA SAKTI SEJAHTERA...
Hansen pun menyiarkan kematian istri Zikri hanya sekitar televisi yang berada di perusahaan saja.
Saat jam istirahat tiba, semua pegawai menikmati makan siangnya di kantin. Dan televisi di kantin menyiarkan berita kematian istri Zikri. Semua yang berada didalam kantin begitu terkejut akan berita tersebut termasuk Reka.
"Innalillahi, kasian sekali Melody. Usianya masih sangat kecil tapi harus kehilangan sosok ibu," kata Reka dalam hatinya.
"Ka, ternyata pak Zikri udah punya istri ya sekarang dia malah jadi duda, gue baru tau Ka," kata Dinda sedikit berbisik pada Reka.
"Iya Din, dia juga punye anak perempuan masih kecil. Anaknya cantik banget. Pan waktu entuh lu udeh gue ceritain Din," kata Reka sembari mencebikkan bibirnya yang kemudian ia pun kembali tertegun dengan matanya yang masih menatap ke layar televisi tersebut.
"Hah! Oh iya ya gue lupa Ka. Maklum banyak cogan didepan gue membuat fokus gue menurun Ka," pekik Dinda bertanya pada Reka, untungnya nada bicara Dinda masih bisa di kondisikan sehingga tidak ada yang menyadari pekikan Dinda.
"Pantesan lu bilang ketemu pangeran beroda empat, gak taunya lu udah pendekatan duluan same anaknye," goda Dinda terkekeh membuat Reka tersipu malu.
"Udah ah malu gue lagian kejadian malem itu juga gak disengaja tau!" kata Reka.
Tak lama bel masuk pun berbunyi. Reka dan Dinda berjalan melewati pintu ruangan Zikri. Entah kenapa hati Reka begitu hampa hampir seharian ini tidak melihat Zikri di perusahaan ini.
"Ade apesih gue! kan dia lagi berduka . Haduh Reka mulai kena virus nih kayaknya lu tuh," ucap Reka dalam hatinya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ngapa lu? pusing? ke UKS sana!" tanya Dinda karena melihat tingkah aneh Reka.
"Kagak ngapa-ngapa, udah yuk masuk," kata Reka menyangkal kemudian mereka pun masuk ke dalam ruang produksi kembali.
Beberapa jam kemudian bel pun berbunyi. Reka dan Dinda bersiap untuk pulang ke kosan, tak lupa untuk absen pulang terlebih dahulu.
"Ka mampir ke tukang sate yuk, kayaknya gue pengen sate nih," ajak Dinda dan Reka pun mengangguk.
Sesampai di tukang sate, Dinda memesan 2 porsi plus lontong dibungkus. Reka pun asik memainkan ponselnya saat menunggu sate pesanan mereka siap begitu pun dengan Dinda.
"Mamah Reka," ucap anak kecil yang menepuk paha Reka.
Reka pun terkejut melihat Melody ada didepannya.
"Melody," ucap Reka tersenyum.
"Bukannya harusnya hari ini masih berkabung, kok Melody bisa ada disini sih," kata Reka dalam hatinya.
Dinda pun menatap heran pada Melody karena memanggil Reka dengan sebutan 'mamah' .
"Ka lu gak bohongin bunda kan? apa lu selama ini diem-diem uda punya anak dan nyembunyiin dari gue dan bunda?" tanya Dinda dengan tatapan tajam.
"Apaan sih lu! ini anak pak Zikri," bisik Reka pada Dinda membuat Dinda terkejut bukan main sembari menatap Melody dan Reka bergantian.
"Melody ke sini sama siapa?" tanya Reka lembut sambil mendudukan Melody di kursi yang sedaritadi ia duduki. Sekarang berpindah Reka menjadi posisi jongkok di bawah.
Namun Melody tidak menjawab pertanyaan Reka, ia justru malah terdiam.
"Mamah gak akan tinggalin Melody lagi kan?" tanya Melody polos dengan air mata yang sudah membendung dikedua sudut puppy eyes nya membuat hati Reka menjadi tersentuh.
"Reka ini anak gemes banget sih, bawa pulang boleh gak," rengek Dinda saat melihat Melody.
Belum sempat Melody menjawab, tiba-tiba seorang wanita berpakaian baby sitter menghampiri Melody.
"Melody yaampun encus nyariin dari tadi taunya disini, makasih ya mbak udah jagain Melody," kata baby sitter itu kemudian mengambil Melody dan menggendongnya.
"Mbak maaf kok Melody ada disini? bukannya harusnya masih berkabung ya?" tanya Reka sopan.
"Iya tadi Melody ingin keluar rumah, karena di rumah sedang banyak orang, dan setelah dari makam saya bawa jalan-jalan sekitar sini dan supir kami sedang menunggu disebrang," jawab wanita itu sambil menunjuk ke arah mobilnya.
"Oh yasudah, hati-hati ya mbak lain kali jangan ditinggal kasian Melody," kata Reka dan wanita itu mengangguk kemudian pamit dan pergi dari hadapan Reka.
"Kalau emang aye berjodoh sama pak Zikri, aye gak bakalan ngebiarin Melody diasuh sama baby sitter," ucap Reka dalam hatinya. Dinda pun tidak bisa berkata apa-apa lagi dia menepuk-nepuk bahu Reka. Kemudian berbisik pada Reka.
"Persiapkan dirimu kawan. Sebentar lagi akan ada duda beranak satu yang akan meminangmu."
Suasana sendu seketika berubah menjadi sebuah tawa akibat ulah Dinda.
"Dinda lu tuh ye bikin gue jadi ngarep beneran sama pak Zikri. Ish malu gue."
"Sepulang kerja gue mau telepon bunda terus mau nyuruh bunda siap-siap soalnye nih ye dia bakal dapet paket hemat dan lengkap pula."
"Dikira lagi pesen KFC kali ya."
Kemudian keduanya pun tertawa. Tak lama sate pesanan mereka pun selesai dibuat dan mereka pulang ke tempat kos.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Abu Alfin
hadir rima
2021-06-02
0
VBEAR
like 🤗
2021-05-30
0
Titik pujiningdyah
kalau mau takziah ke rumahnya pak zikri, aku nebeng ya thor
2021-05-27
1