...KAMPUNG SEJAGAD...
Reka dan bunda sedang menikmati makan malamnya dengan keheningan.
"Bun," ucap Reka.
"Hem," jawab bunda.
"Bun," ucap Reka lagi.
"Ape sih bun bun ! ngomong ape yang jelas lagi makan juga bikin emosi aja, udeh cika nih bunda nungguin lu pulang degdegan pula takut lu gak diterima kerja," kata bunda panjang lebar sembari menyuapkan makanan kemulutnya sendiri.
"Maaf bun, Reka pan udah bilang tadi pas sampe kalo Reka diterima kerja," ucap Reka sambil menunjukkan barisan gigi putihnya yang rapih.
"Bun kalo Reka ngekos gimana?" tanya Reka membuat bunda langsung menghentikan makannya.
"Apa gak bisa kalo gak ngekos? bunda melang sama anak gadis bunda enih," jawab bunda dengan segala kekhawatirannya.
"Kan Reka ngekosnya sama Dinda bun, nanti kita ngekos khusus cewek kok. Reka yakin banyak kok disana yang kos khusus cewek yang deket sama tempat kerja Reka. Lagian Reka capek bun kalo tiap hari bulak balik Cikarang-Jakarta bun," kata Reka membuat bunda berpikir keras.
"Gimana ye, ape gaji lu cukup buat bayar kosan, sehari-hari lu disana, belom lagi lu harus nabung Ka," ucap bunda khawatir.
"Insyaallah cukup bun, kan nanti bayar kos berdua sama Dinda, boleh ya bun?" tanya Reka memohon.
"Hmm, yaudah deh kalo itu yang lu mau, inget! lu harus bisa jaga diri. Bunda gak mau kalo niat lu mau ngekos malah bikin hidup lu rusak!" ancam bunda membuat Reka bergidig ngeri.
"Tenang aje bun insyaallah aman," kata Reka mantap.
Kemudian Reka menceritakan pertemuannya dengan Zikri membuat bunda tercengang.
"Ape! jadi cowok yang waktu entu lu tolongin sekarang jadi direktur di tempat lu kerja!" pekik bunda membuat Reka tersentak kaget.
"Astaghfirullah bunda biasa aje nape untung jantung Reka gak copot ini," kata Reka sambil mengelus dadanya sendiri.
"Eh Ka, kalo sampe entu direktur demen sama lu gimane coba? terus dia mau nikahin lu gimane?" tanya bunda.
"Bunda apaan sih ngaco deh. Tadi tuh dia bilang kalo dia udeh punya istri tapi gak diterusin lagi omongannya takut ketauan kali sama istrinya," jelas Reka mengangkat kedua bahunya dan menolak mentah-mentah, ia gak mau harga dirinya diinjek-injek sebagai seorang wanita.
Setelah perdebatan dengan bundanya, Reka pun masuk ke kamarnya dan memilih untuk tidur.
...🌾🌾🌾...
Keesokan harinya, Dinda sudah berada di rumah Reka lengkap dengan abangnya yang akan mengantar mereka mencari kos kosan. Reka yang baru saja menyelesaikan sarapannya langsung berpamitan dengan bunda.
Tiba di Jakarta, Reka maupun Dinda sibuk mencari kos khusus perempuan.
"Bang bang di depan ade bang kos kosannya, kite berenti didepan ye," kata Reka memecah keheningan didalam mobil.
"Iye," jawab abangnya Dinda.
Mereka pun sampai di depan gerbang yang bertuliskan "VenyHouse-Menerima kos khusus putri" . Reka dan Dinda memberanikan diri masuk ke dalam.
...VENYHOUSE...
TING TONG, SREEEET gerbang pun terbuka.
"Ada apa neng?" tanya seorang perempuan yang sepertinya pelayan di rumah tersebut.
"Saya mau tanya, apakah disini masih tersedia kamar kos untuk kami berdua?" tanya Reka sopan.
"Sebentar ya, non berdua masuk aje dan tunggu disini biar saya panggilkan nyonya Veny pemilik kosan ini," kata pelayan tersebut sambil menyuruh Reka dan Dinda duduk di teras rumahnya.
Mata Reka dan Dinda tak henti-hentinya menatap kagum pekarangan rumah di VenyHouse tersebut.
"Gile Din bagus bener rumahnya, gue rasa ini mahal kita bayar kosnya," kata Reka sambil menatap ke sebuah kolam ikan di sudut halaman yang sangat indah.
"Iye Ka lu bener, ape kita sanggup bayar kos di tempat yang bagus banget kayak gini?" tanya Dinda membuat seketika Reka menoleh kearahnya.
"Ehem, kalian mau ngekos disini?" tanya Veny yang tiba-tiba berada di belakang Reka dan Dinda.
"I-iya nyonya," jawab Reka terbata-bata karena merasa takut dengan raut wajah Veny yang sangat galak.
"Sisa 1 kamar jika kalian mau kalian bisa berbagi kamar, tenang saja di sini cukup terjangkau harga perkamarnya cukup bayar 500ribu/bulan sudah termasuk listrik dan air serta kamarnya sudah dilengkapi AC," jelas Veny membuat mata Reka dan Dinda berbinar dan saling bertukar pandang lalu langsung mengangguk bersamaan.
"Baik bu, kami mau," jawab Reka dan diangguki juga oleh Dinda.
"Baik biar bi Inem yang membantu menunjukkan kamar kalian," kata Veny kemudian langsung meninggalkan mereka berdua.
Reka dan Dinda pun kembali ke mobilnya kemudian mengambil barang mereka yang berada di mobil sekalian pamit dengan abangnya Dinda.
"Udeh ketemu kosannya? aman gak kira-kira?" tanya abangnya Dinda yang sebenarnya menyimpan rasa khawatir terhadap Reka dan juga Dinda.
"Udeh bang, dan abang tau gak? ternyata biaya kos sebulan buat aye sama Reka cuma 500 ribu udah gitu ye udah gak perlu bayar air sama listrik terus kamarnye juga ada AC nye. Betah deh ini mah bang," Dinda sangat antusias menceritakan kepada abangnya itu.
"Syukur deh. Nanti kabarin bunda jangan lupe ye. Abang pulang dulu, assalamualaikum," pamit abangnya Dinda.
"Waalaikumsalam, hati-hati bang kalau udeh sampe rumah kabarin ye."
Setelah membawa koper, mereka pun diajak bi Inem menuju kekamar mereka.
"Ini non kamarnya semoga betah,ada beberapa peraturan dirumah ini pertama harus selalu menanamkan kebersihan, kedua jangan pernah membawa laki-laki masuk kedalam kamar dan hanya boleh sampai di depan teras, ketiga jangan merokok, keempat nyonya Veny sebenarnya sangat baik hanya tampangnya saja yang kelihatan galak," jelas bi Inem kemudian Reka dan Dinda pengangguk mengerti.
"Kalau begitu saya permisi, ini kuncinya non ada 2 ya biar sama-sama pegang," kata bi Inem kemudian meninggalkan Reka dan Dinda.
Keduanya pun masuk ke dalam kamar mereka. Mata mereka tidak berkedip sama sekali. Biaya kos 500ribu/ bulan bisa dibilang murah tinggal di Jakarta seperti ini, kamarnya pun cukup nyaman dan besar bahkan sangat rapih dengan kasur tingkat membuat kamar tersebut tampak lebih luas.
Reka dan Dinda pun langsung merapihkan pakaian mereka ke dalam lemari.
"Ka jarak dari sini ke tempat kite kerja jauh gak ya?" tanya Dinda penasaran.
"Kalo liat di google sih cuma 10 menit jalan kaki Din, coba aja nanti malem kita buktiin," jawab Reka.
"Boleh tuh sekalian nyari yang seger-seger iye gak Ka?" kata Dinda antusias.
"Etdah paling yang seger-seger menurut lu mah cowok-cowok ganteng kan?" ledek Reka membuat Dinda mengerucutkan bibirnya.
"Reka jahat, gue masih patah hati sama Bayu tau!" rengek Dinda membuat Reka menyumpal mulu Dinda dengan kaos kaki yang sedari tadi siang ia pakai.
"Sumpah Reka! awas lu ya," teriak Dinda sementara Reka pun sudah berlari keluar kamar.
"Ada apa ribut-ribut?" tanya Veny yang tiba-tiba menghampiri Reka yang baru saja menutup pintu kamarnya.
"Maaf nyonya ada kesalahpahaman aja," jawab Reka gugup.
"Panggil ibu aja jangan nyonya," kata Veny dan Reka pun mengangguk sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Setelah selesai Dinda memilih untuk tidur terlebih dahulu. Sementara Reka yang sedari tadi menunggu Dinda tetapi Dinda belum juga keluar kamar, akhirnya Reka pergi ke kamarnya.
"Astaghfirullah katanya mau nyari yang seger-seger taunya molor, yaudah deh mending gue tidur juga kalo gitu," kata Reka bermonolog kemudian ikut ke alam mimpi.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
RN
lima like harian hadir kk
slm totok pembangkit saling dukung yuk 🤭
2021-06-15
1
Abu Alfin
masih daratkan like
2021-05-31
1
coni
nyicil like dulu ya Thor 😂
2021-05-27
1