...VENYHOUSE...
Setelah membasuh wajahnya, Reka pun masuk ke kamarnya. Kemudian Reka duduk ditepi kasurnya. Suara dengkuran Dinda sudah terdengar begitu keras.
Setdah cepet amat ini anak tidurnye. Perasaan baru tadi dia nakut-nakutin aye.
"Ape dia lelah banget sampe keras banget ngedengkurnye ini anak," ucap Reka bermonolog pelan sambil menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya.
Reka senyam-senyum sendiri membayangkan kejadian tadi. Melihat Zikri dengan anaknya membuat jiwa kebapakannya keluar dan menjadi sangat tampan.
Tapi Reka bertanya-tanya dalam hatinya.
"Kenapa anak entuh bilang aye mamah ye? pak Zikri bilang kalo aye mirip same mamahnya. Terus selama ini mamahnye kemana ye, kalo diliat dari matanye saat natap aye, Melody kayak rindu akan sosok ibu. Hem.. jadi penasaran aye ape yang sebenernye udeh terjadi dikeluarga pak Zikri. Ah tapi ape perduli aye, kenape aye jadi perduli juge. Gak! gak boleh! pak Zikri udeh punya keluarganye sendiri, aye gak boleh jadi pelakor," kata Reka dalam hatinya.
Akhirnya setelah berkecambuk dengan pemikirannya sendiri. Reka pun ikut terlelap dalam tidurnya.
...🌾🌾🌾...
Pagi pun tiba, Dinda sudah bangun terlebih dahulu karena mendapat panggilan alam. Reka yang menyadari Dinda sudah bangun sebelum shubuh, ia pun ikut terbangun.
Reka menuju lemarinya untuk mengambil pakaian yang akan ia pakai hari ini. Entah kenapa hatinya begitu bahagia, seperti orang yang sedang jatuh cinta.
Tak lama Dinda pun masuk ke dalam kamar, melihat Reka senyam-senyum sendiri merasa heran.
"Ka, lu ngapeh? lu kesambet ape pagi-pagi udah senyam-senyum sendiri? semalem lu abis ngapain emang? ketemu pangeran berkuda putih?" tanya Dinda dengan seberondong pertanyaan.
"Pangeran tampan dan beroda empat dengan seorang peri cantik yang sangat menggemaskan," kata Reka yang masih belum tersadar dari lamunannya.
"Woi! masih pagi udeh halu aje lu Ka! pamali tau!" kata Dinda dengan nada sedikit berteriak membuat Reka tersentak kaget.
"Astaghfirullah, Dinda lu bikin gue jantungan aje sih," ucap Reka sambil mengelus-ngelus dadanya.
"Lagian lu tuh ya masih pagi udah ngehayal mulu, mana ada pangeran tampan beroda empat," kata Dinda dan kemudian dia berpikir.
"Apa semalem lu ketemu pak Zikri Ka? semalem lu tuh kemana sih lama banget gue tungguin," tanya Dinda penasaran.
"Semalem gue nyari angin terus gue jalan aje terus tau-tau gue sampe di tempat orsel, coba sama lu, gue pasti udah naik semua permainan di sana Din," jawab Reka dan kemudian menceritakan tentang pertemuannya dengan Zikri dan Melody anaknya Zikri.
"Jadi pak Zikri udeh punya anak Ka? terus maksud dia ape waktu entuh ngirim-ngirim hadiah segitu banyaknye?" tanya Dinda sambil berpikir keras.
Reka pun hanya mengangkat kedua bahunya sambil berjalan keluar kamar menuju kamar mandi.
"Reka jangan-jangan lu mau dijadiin istri simpennnye Ka, hati-hati lu!" teriak Dinda dari dalam kamar saat Reka sudah menutup pintu kamarnya.
Reka yang mendengar Dinda teriak membuat dirinya merasa malu karena takut banyak yang mendengar perkataan Dinda.
"Etdah bikin malu aje tuh anak," kesal Reka saat sudah sampai didepan pintu kamar mandi.
30 menit kemudian, Reka dan Dinda telah siap untuk berangkat bekerja.
"Sini temenin ibu sarapan dulu," ajak ibu kos pada Reka dan Dinda.
"Iya bu," jawab Reka dan Dinda bersamaan.
Mereka pun sarapan bersama.
...🍂🍂🍂🍂...
...PT. PESONA SAKTI SEJAHTERA...
Reka dan Dinda baru saja sampai di loker, Reka masih belum sanggup bertemu dengan Zikri hari ini karena kejadian semalam. Dan hari ini adalah hari terakhir training di ruang training dan sisanya akan terjun langsung ke area produksi.
Bel masuk pun berbunyi, Reka dan Dinda sudah duduk di ruang training karena hari ini adalah hari penentuan penempatan mereka di area produksi. Penguji pun mulai membagikan selembar kertas soal yang wajib diisi oleh semua peserta training.
Reka tampak biasa saja karena selama ia mengikuti training, ia sudah memahami betul materi-materi yang telah diberikan oleh Bir Ali. Sementara Dinda yang kurang fokus, karena rata-rata peserta training mayoritas laki-laki membuatnya selalu lebih banyak memperhatikan mereka.
"Ka, essay semua lagi bingung gue jawabnya," bisik Dinda pada Reka.
"Udeh kerjain aja semampu lu Din," jawab Reka santai membuat Dinda makin gelisah.
Semua buku catatan sudah dikumpulkan di meja penguji. Saat penguji bilang mulai, mereka pun langsung fokus mengerjakan soal tersebut.
Dinda sepertinya mengarang bebas untuk mengisi selembaran kertas soal tersebut. Pikirnya daripada kosong nanti ketahuan kalau selama ini dia tidak benar-benar memperhatikan.
Tak butuh waktu lama, Reka pun selesai mengerjakan soal tersebut dan mengumpulkannya di meja penguji. Kemudian masuk salah satu leader produksi untuk menempatkan Reka di bagiannya.
"Reka sekarang kamu ikut dengan pak Dian ya dan mulai besok dia adalah leader kamu," ucap pak Bir Ali kepada Reka dan Reka pun mengangguk.
"Silahkan pak Dian," sambung pak Bir Ali.
Dinda masih fokus mengerjakan soal dengan tangannya yang sudah keringat dingin karena tida tahu harus menjawab apa lagi. Sementara Reka sudah dibawa pak Dian untuk mengenal line yang ada dibagaiannya.
"Nah Reka, ini namanya bagian Heater Control. Dibagian saya ada 7 line dan masing-masing line berbeda-beda jumlah operator yang mengoperasikannya. Dan disini sistemnya langsung rakit ya, dirakit dari awal dari yang paling dasar hingga proses final. Barulah setelah selesai, produk dimasukkan kedalam bucket dan isinya sesuai ketentuan yang sudah ditentukan. Setelah terisi semua barulah didorong keluar lewat roller, dan selesai. Itulah sekilas cara kerja di dalam line," jelas pak Dian namun bisa cepat dipahami oleh Reka.
Reka yang hanya lulusan SMA sama sekali buta yang namanya sistem kerja didalam pabrik. Berbeda dengan di SMK, karena kebanyakan saat kelas 2 SMK ada yang namanya program Praktek Kerja Industri jadi siswa siswi SMK tidak akan kaget saat terjun langsung ke lapangan kerja.
Walaupun pengalaman pertama bagi Reka, ia sangat antusias mengingat tujuannya membukakan cafe untuk sang bunda. Membuat Reka pantang menyerah.
Reka pun diberi sarung tangan dan juga gelang antistatic untuk menghindari sengatan listrik tegangan tinggi. Karena rata-rata di semua line ini menggunakan mesin walaupun cara kerjanya manual.
"Reka sekarang kamu baca terlebih dahulu instruksi kerjanya di line ini, namanya line THC 03," kata pak Dian sambil menyerahkan 2 buah lembar instruksi kerja.
"THC itu singkatan dari apa pak?" tanya Reka.
"Toyota Heater Control yang artinya produk yang di rakit di line ini untuk kita kirim ke vendor kita yaitu Toyota," jawab pak Dian.
"Berarti bikin spare part mobil ya pak?" tanya Reka polos.
"Iya kamu betul sekali," jawab pak Dian tersenyum.
"Sekarang kamu baca IK ini ya sambil kamu perhatiin orang yang didalam, cara kerjanya seperti apa supaya kamu mengerti, saya tinggal dulu," sambung pak Dian kemudian pergi meninggalkan Reka sendiri.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Abu Alfin
sampai sini dulu thor
sambung nanti
🙏🙏🙏✌
2021-05-31
0
👑Meylani Putri Putti
aku kasi bunga
2021-05-27
0
Titik pujiningdyah
Dinda sini aku bantuin jawab din...
2021-05-25
0