...KAMPUNG SEJAGAD...
Setelah cukup banyak Reka maupun Dinda membuat lamaran kerja, keduanya pun ketiduran di kamar Reka. Begitupun dengan bunda. Suasana rumah pun sangat sepi. Beruntung bunda tidak lupa mengunci pintu rumahnya.
Hari pun mulai beranjak siang, suara adzan dzuhur mulai terdengar. Reka dan Dinda terbangun dari tidurnya dan bergegas mengambil wudhu dikamar mandi. Setelah itu mereka melaksanakan sholat dzuhur bersama.
"Dinda abis enih lu ada acara gak?" tanya Reka saat keduanya telah selesai sholat dzuhur.
"Gak ade acara ape-ape Ka."
"Kita ke kantor pos yuk."
"Ngapain Ka?"
"Beli cabe sama bawang Din. Ya ngeposin lamaran atuh Dinda cantik boto inten."
Dinda pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal sembari cengengesan.
"Iye dah ikut aje gue mah."
Keduanya pun membawa beberapa lamaran kerja dan tak lupa menuliskan alamat yang akan mereka tuju. Saat Dinda hendak mengambil alih kemudi, Reka lebih dulu menghalanginya.
"Dinda please, gue aja yang bawa motornya. Lu cukup gue bonceng. Lu mau kepala gue tambah genjur."
Dinda pun akhirnya mengalah dan mundur ke belakang. Keduanya pun akhirnya berangkat ke kantor pos namun sebelumnya tak lupa keduanya berpamitan dengan sang bunda.
...🌾🌾🌾...
Seminggu sudah Reka dan Dinda menunggu panggilan kerja. Mereka pun juga sibuk membantu bundanya Reka di toko rotinya. Tiba-tiba ponsel Reka berdering.
📞Unknown Number..
"Hallo," ucap Reka.
"Selamat pagi, benar ini dengan saudari Reka Mahasti ?" tanya wanita dalam panggilan teleponnya.
"Pagi, iya benar. Maaf ini siapa ya?" tanya Reka sopan namun tak menghilangkan logat betawinya.
"Saya Karina dari PT. Pesona Sakti Sejahtera, ingin memberitahukan bahwa anda diundang ke perusahaan kami untuk melakukan interview besok pagi, bagaimana anda bersedia?" ucap Karina membuat Reka berpikir sejenak.
"Baik bu Karina saya bersedia, pukul berapa saya harus tiba disana dan harus bertemu dengan siapa?" tanya Reka memastikan.
"Baik, besok anda bisa datang pukul 8 pagi dan juga bertemu dengan saya sendiri, jangan sampai terlambat dan selamat pagi" jawab Karina dan kemudian memutuskan panggilan teleponnya.
Reka langsung teriak histeris karena bahagia mendapat panggilan kerja.
"Bunda, Dinda aye dipanggil kerja besok," kata Reka sambil melompat-lompat.
"Yang bener?" tanya bunda memastikan dan Reka mengangguk, "alhamdulillah bunda seneng dengernye," lanjut bunda langsung memeluk Reka.
"Reka kok gue belom ditelepon sih," ucap Dinda memasang raut wajah sedih. Tak lama ponsel Dinda pun berdering dengan antusias Dinda menerima panggilan telepon itu.
Setelah menerima panggilan telepon Dinda menghampiri Reka dan bunda.
"Bunda, Reka aye juga dipanggil interview!" teriak Dinda dan mereka bertiga saling berpegangan tangan sambil melompat-lompat membentuk lingkaran.
"Alhamdulillah, bunda doain anak-anak bunda semoga lulus interview nye dan diterima kerja ye," ucap bunda penuh rasa syukur.
"Oh iya besok pan lu pade berangkat dari rumah mau gak mau pagi banget ye, bunda mau nunjukkin sesuatu same lu berdua," kata bunda membuat Reka dan Dinda saling bertukar pandang.
"Apaan emang bun?" tanya Reka penasaran.
Bunda pun berjalan keluar dari toko menuju garasi depan rumahnya yang sudah lama sekali tidak terpakai semenjak kematian ayahnya. Garasi di rumah Reka ada dua yang satu dibelakang dekat dengan dapur dan yang satu lagi didepan tepat disamping ruang tamu yang khusus menaruh mobil.
"Bun kok kita ke garasi? bukannya kata bunda mobil ayah sudah dijual?" tanya Reka bertubi-tubi.
Bunda tidak menghiraukan perkataan Reka. Bunda membuka garasi yang gemboknya sudah hampir karatan itu. Mata Reka membulat dengan sempurna.
"Bu-bunda ini kan mobil ayah," ucap Reka terbata-bata.
"Iye, selama enih sebenernye bunda gak pernah jual nih mobil tapi bunda simpen di garasi karena bunda tau pasti suatu saat kita butuhin. Dinda panggil abang lu ke mari, sekalian bawa tukang bengkel buat service nih mobil," kata bunda dan kemudian Dinda menelepon abangnya.
Tak lama abang Dinda datang bersama orang bengkel mobil.
"Permisi, mana bu mobilnya yang akan diservice?" tanya tukang bengkel.
"Ini bang silahkan ye dibenerin nih mobil biar bisa jalan," kata bunda.
"Reka, Dinda besok lu berdua berangkat naik mobil enih dianter same abangnya si Dinda," lanjut bunda.
"Lu bisa pan nyetir mobil?" tanya bunda pada abangnya Dinda.
"Bisa bun tenang aja," jawab abangnya Dinda santai.
Beberapa jam kemudian mobil pun telah selesai di service, abangnya Dinda test drive terlebih dahulu bersama Reka dan Dinda sedangkan bunda Reka sibuk di toko.
...🌾🌾🌾...
Keesokan harinya pagi-pagi sekali Dinda bersama abangnya telah sampai dirumah Reka.
"Assalamualaikum Reka!" ucap Dinda sambil mengetuk pintunya.
"Waalaikumsalam, pelan dikit nape sih," kata Reka setelah membuka pintu rumahnya.
"Masuk dulu yuk sarapan, 10 menit lagi kita berangkat," lanjut Reka. Dan mereka pun sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan, mereka berpamitan pada bunda tak lupa mencium punggung tangan bunda.
"Bunda doain semoga interview hari ini berhasil," ucap bunda.
"Aamiin," jawab Reka dan Dinda bersamaan.
Perjalanan dari tempat tinggal mereka memakan waktu kurang lebih 2,5 jam dengan mobil, walau sebenarnya jarak tempuh normal itu hanya 1,5 jam dari tempat tinggal mereka ke perusahaan yang mereka tuju. Namun karena kalau pagi dan sore sangat padat dan melewati banyak lampu merah, jadi jarak yang mereka tempuh membutuhkan waktu yang cukup lama. Mereka pun akhirnya sampai di depan ditempat tujuan.
...PT. PESONA SAKTI SEJAHTERA...
"Makasih ye bang udeh mau nganterin kite," ucap Reka seraya tersenyum.
"Iya same-same, semangat ya semoga kalian berhasil," jawab abangnya Dinda.
Reka dan Dinda pun turun dari mobil dan masuk ke dalam lobby perusahaan. Abangnya Dinda memilih untuk memarkirkan mobilnya di halaman parkir khusus tamu.
"Ka gede bener ye perusahaannye, ape banyak cowok ganteng disini?" tanya Dinda membuat Reka hampir malu dilihatin banyak pegawai yang berlalu lalang di lobby.
"Lu kalo ngomong pelan dikit nape sih liat noh pada ngeliatin kite, norak bangat sih lu," kata Reka dan Dinda hanya menyengir kuda.
Reka dan Dinda pun menghampiri meja resepsionis.
"Permisi bu, kami yang akan interview dengan ibu Karina hari ini, apakah bu Karina nya sudah ada?" tanya Reka.
"Mohon tunggu sebentar ya, biar saya beritahu bu Karina terlebih dahulu," jawab resepsionis itu.
Setelah beberapa menit, Reka dan Dinda diantar oleh resepsionis itu menuju ruang meeting.
"Selamat pagi bu, ini calon pegawai yang akan ikut interview," ucap resepsionis itu.
"Baik, silahkan masuk dengan Reka Mahasti dan Dinda Darani?" tanya Karina.
"Iya bu," jawab Reka dan Dinda bersamaan.
Resepsionis itu pun pergi kembali ke tempatnya sedangkan Reka diinterview terlebih dahulu barulah Dinda.
Beberapa jam kemudian, bel istirahat perusahaan berbunyi. Reka juga Dinda pun telah selesai di interview dan mereka dipersilahkan untuk beristirahat sejenak.
"Nanti setelah bel masuk kalian kembali ke sini lagi ya," kata Karina kemudian pergi dari ruangan tempat Reka dan Dina di interview.
"Iya bu," jawab Reka dan Dinda bersamaan.
"Ka gue laper, ke kantin yuk," ajak Dinda dan Reka pun mengangguk setuju.
Sampai di kantin Dinda seperti sedang cuci mata banyak sekali cowok ganteng di perusahaan ini yang rata-rata memakai jas dan kemeja, karena mereka istirahat bersamaan dengan bagian kantor. Sedangkan Reka hanya bersikap cuek dan dingin sambil menikmati makanannya.
Tak disangka disudut ruangan khusus direktur ada sepasang mata yang sedang memperhatikan Reka. Reka pun tidak menyadari karena jarak duduk keduanya sangatlah jauh.
Reka dan Dinda pun menikmati makan siangnya. Setelah selesai dan bel masuk masih cukup lama, akhirnya Reka dan Dinda menunggu di kantin sampai bel berbunyi.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
mutoharoh
👍👍👍👍👍👍
2021-07-08
0
Tiktok: misshel_author
❤❤❤❤❤
2021-06-27
0
Mommy_Asya
waduh udah ada yang ngintai tuh 🤭😅
2021-05-31
1