Pagi hari di rumah Reka, bunda sudah sibuk di dapur dengan adonan roti dan berbagai bahan untuk isian roti tersebut. Reka pun terbangun lebih awal karena semalam ia sudah menyetting alarm di ponselnya.
15 menit kemudian, Reka keluar dari kamarnya sudah terlihat lebih segar karena sebelum sholat shubuh ia mandi terlebih dahulu.
"Bunda, Reka bantuin apa nih?" tanya Reka sambil melihat bahan-bahan di atas meja makannya.
"Bantuin bunda bikinin nasi goreng ya bunda laper nih," kata bunda dengan memasang wajah ingin menangis.
"Siap bun," kata Reka kemudian mulai memasak nasi goreng untuk mereka berdua sarapan.
1 jam berlalu, semua roti telah terbungkus rapih di keranjang. Bunda dan Reka pun telah selesai sarapan. Reka akan membawa sebagian roti ke sekolahnya untuk di jual kepada teman-temannya sedangkan bunda berjualan dengan berkeliling kampung.
"Assalamualaikum Reka!" ucap Dinda dari depan rumah Reka.
"Waalaikumsalam, hadir bu!" teriak Reka dari dalam rumah.
"Bunda, Reka berangkat ya, bunda hati-hati jualannya semoga laris manis," kata Reka kemudian mencium punggung tangan bundanya.
"Aamiin, iye lu juge ye semoga temen-temen lu banyak yang beli," ucap bunda.
"Aamiin bun, assalamualaikum," ucap Reka.
"Waalaikumsalam," jawab bunda.
Reka pun pergi sekolah bersama Dinda.
"Wih baunya enak bener ini roti Ka," kata Dinda sambil memejamkan matanya saat mencium aroma roti hangat yang sangat menggoda.
"Iya dong siapa dulu yang buat, bunda," ucap Reka dengan percaya dirinya.
"Gue yakin ye ini roti bakal langsung ludes!" kata Dinda yang tak kalah percaya diri.
"Aamiin ya Allah," ucap Reka dan Dina bersamaan.
...🍂🍂🍂🍂...
...SMAN HARAPAN BANGSA...
Sesampai dikelas, semua murid yang ada dikelas Reka pun mencium wangi harum dari roti yang Reka jual.
"Masuk kelas wangi banget nih bikin laper deh," kata Winda.
"Gaes, ayok dibeli-dibeli roti buatan bunda gue. Ada rasa keju, coklat, abon, strawberry, blueberry, murah kok 4 ribuan aja," teriak Reka pada teman-teman satu kelasnya kemudian semuanya pun pada menghampiri meja Reka.
Reka yang membawa 50pcs dari rumah langsung habis seketika dibeli oleh teman-teman satu kelasnya.
"Yah Reka gue baru dateng udah abis ya?" tanya Bekti yang baru saja datang langsung menghampiri Reka.
"Wah iya nih Bek, besok lagi ya tadi diborong sama si Winda tuh," kata Reka memberi pengertian Bekti.
"Yaudah deh besok gue beli rasa coklat 5 sama keju 10 ya," kata Bekti membuat Reka bahagia bukan main.
"Alhamdulillah, makasih Bekti, insyaAllah besok gue bawain," ucap Reka dengan penuh rasa syukur. Ia pun mencatatnya didalam ponsel.
Tak lama guru pun masuk kedalam mencium wangi roti yang sangat menggoda, padahal roti jualan Reka sudah habis terjual.
"Wangi roti, ada yang jualan roti atau bawa roti?" tanya bu Asri berwajah dingin yang baru masuk ke dalam kelas Reka.
"Reka bu yang jualan," ucap Winda santai membuat perasaan Reka tidak karuan.
"Oh, Reka sini kamu!" kata bu Asri ketus dan Reka pun langsung menghampiri bu Astri.
"I-iya bu ada apa?" tanya Reka gugup.
"Besok malam ada acara tasyakuran di rumah saya, saya mau pesen roti ke kamu rasa coklat 50, keju 50, sama strawberry 50 ya, jangan lupa dianter ke rumah saya bisa kan dan ini alamatnya," kata bu Asri yang langsung berubah raut wajahnya menjadi lebih hangat dan bernada lembut sangat berbeda sewaktu dia mengajar kemudian memberi Reka kartu namanya.
Reka mematung, entah dia tak henti-hentinya mengucap syukur.
"Ini beneran bu?" tanya Reka memastikan.
"Iyalah masa saya bohong," jawab bu Asri yang berubah ke wujud aslinya.
"Makasih banyak ibu, insyaallah saya akan selesaikan pesanan ibu tepat waktu. Acaranya jam berapa bu emangnya?" kata Reka sambil mencium punggung tangan bu Asri yang tak kunjung berhenti membuat teman-temannya menatap heran. kemudian Reka pun bertanya pada bu Asri.
"Sudah-sudah tangan saya bisa karatan kelamaan dicium sama kamu Reka! acara mulai habis isya jadi kamu bisa mengantarkannya sebelum maghrib ya," jawab bu Asri dan Reka pun mengangguk.
Reka langsung menghubungi sang bunda untuk memberitahukan pesanan bu Astri. Bunda pun mengucap syukur yang tiada hentinya kepada sang Maha Kuasa atas segala nikmat yang ia terima setelah kepergian sang suami untuk selama-lamanya.
...🍂🍂🍂🍂...
...KAMPUNG SEJAGAD...
Keesokan harinya, sepulang sekolah Reka dan Dinda langsung membantu bunda membuat roti dan mengemasnya karena sebelum maghrib, pesanan bu Astri harus sudah sampai dirumahnya. Dengan penuh semangat, mereka pun mampu menyelesaikan pesanan tepat waktu.
"Reka lu tau gak rumahnye bu Astri?" Dinda memastikan kembali kepada Reka.
"Tau tenang aje, deket kok dari sini. Bunda kite berangkat ye, assalamualaikum," pamit Reka dan juga Dinda seraya mencium punggung tangan bunda.
"Hati-hati dijalan ye."
Motor yang Reka kendarai pun melaju ke rumah bu Astri. Tak lama keduanya pun sampai di rumah bu Astri.
...🍂🍂🍂🍂...
...PERUMAHAN SIPUDEN...
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, eh kalian sudah datang. Mari masuk."
Reka dan Dinda pun masuk kedalam, keduanya pun duduk di ruang tamu. Sedangkan bu Astri mengecek kembali pesanannya.
"Oke sudah benar semua, ini uangnya. Terima kasih banyak ya."
Bu Astri memberikan uang dan Reka pun mengambilnya dan menghitungnya kembali.
"Bu maaf ini uangnya lebih banyak," Reka mengembalikan kelebihan uangnya itu.
"Tak usah dikembalikan, ambil aja ini buat kalian berdua," dengan refleks Reka dan Dinda langsung mencium punggung tangan bu Astri.
"Makasih banyak ya bu, makasih banyak."
"Iya sama-sama, kalian mau sekalian ikut acara ?" pertanyaan bu Astri membuat Reka dan Dinda saling bertukar pandang.
"Maaf bu, kayaknye kite mau langsung pulang aje. Apalagi kite pake baju begini gak enak bu, hehe," Reka cengengesan menolak halus ajakan bu Astri.
Reka maupun Dinda hanya memakai kaos lengan pendek dan juga celana jeans selutut.
"Ya sudah kalau begitu kalian hati-hati dijalan ya."
"Iya bu assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Reka dan Dinda pun kembali ke rumah Reka dengan perasaan bahagia.
...🍂🍂🍂🍂...
...KAMPUNG SEJAGAD...
6 bulan kemudian
Hari ini adalah hari kelulusan Reka. Toko roti bunda pun sudah semakin maju dan banyak sekali pelanggannya. Dari mulai menitipkan di cafe-cafe hingga membuat toko di halaman rumahnya sendiri.
Reka yang baru saja keluar dari kamarnya sudah siap untuk berangkat ke sekolah.
"Bunda, bunda," teriak Reka karena tidak menemukan keberadaan bundanya.
"Iye set dah nih anak cewek mulutnya cempreng bangat," kata bunda merasa kesal.
"Hehe, bunda doain ye semoga aje Reka lulus terus dapet nilai bagus," ucap Reka sambil memeluk bundanya.
"Iye bunda selalu doain anak gadis bunda enih," kata bunda membuat Reka mendadak jadi melow.
Reka pun pamit berangkat ke sekolah, tak lupa juga mencium punggung tangan bundanya. Dinda yang selalu setia menunggu Reka didepan rumah Reka setiap berangkat ke sekolah.
...🍂🍂🍂🍂...
...SMAN HARAPAN BANGSA...
Reka dan Dinda baru saja turun dari angkot, keduanya langsung tergesa-gesa masuk ke dalam sekolah karena mereka penasaran pengumuman kelulusan dan nilai mereka.
Tibalah semua para murid kelas XII berkumpul di lapangan sekolah. Mereka semua terlihat antusias mendengarkan yang akan dikatakan oleh kepala sekolah.
Akhirnya para murid pun bersorak riang karena 100% lulus dengan nilai terbaik, yang paling mengejutkan Reka mendapat juara umum terbaik tahun ini.
"Reka hebat lu, dapet nilai hampir sempurna coy," ucap Jeki menggoyang-goyangkan bahu Reka.
"Jeki sakit tau gak! biasa aja kek," kata Reka dengan tatapan tajamnya membuat nyali Jeki menciut.
"Alhamdulillah Din, bunda pasti seneng denger ini, gak sia-sia belajar gue selama ini," ucap Reka penuh syukur.
"Iyalah usaha gak ade tuh yang mengkhianati hasilnye, lu emang sahabat gue yang paling hebat, gue bangga sama lu Reka," kata Dinda sambil memeluk Reka.
"Ke kelas yok, gue bawa beberapa roti buat dibagiin ke anak-anak sebagai rasa bersyukur gue sama Allah," ucap Reka dengan mata yang berbinar-binar.
Reka dan Dinda pun ke kelas sambil bersenandung.
"Perhatian gaes! gue disini ingin mengucap rasa syukur terhadap apapun yang telah terjadi dihidup gue selama sekolah disini, selama berteman sama kalian disini, gue bahagia punya temen-temen kayak kalian yang selalu ngedukung gue, ini ada roti yang gue bawa dari rumah, gue bakal bagiin roti ini sama kalian sebagai rasa bersyukur gue sekaligus perpisahan sama kalian semua, karena gue berniat bakal keluar kota buat merantau entah kuliah ataupun kerja. Gue minta maaf kalau selama ini gue ada salah kata ataupun sikap gue yang membuat kalian semua sakit hati, marah atau sebagainya. Thanks to all my friends, semoga kelak kita menjadi orang yang sukses," kata Reka seraya tersenyum dengan segala isi hatinya membuat semua teman di kelasnya menangis haru.
"Reka lu bikin kita nangis, hiks hiks kok lu gak bilang sama gue kalau lu mau keluar kota sih, gue sama siapa nanti temennya, kan cuma elu atu-atunya temen gue dari kecil hiks hiks," kata Dinda disela-sela tangisannya.
"Tenang aje Dinda, kita kan bisa berangkat bareng ke Jakarta, best friend forever," kata Reka sambil menjulurkan tangannya untuk tos.
Reka pun pulang ke rumah, ia langsung menghampiri bundanya yang sedang asik membuat roti di toko mereka.
"Assalamualaikum, bunda," ucap Reka membuat bundanya kaget setengah mati.
"Astaghfirullah Reka! waalaikumsalam lu mah ngagetin bunda aje tumben bener gak teriak-teriak," kata bunda sambil mengelus dadanya.
"Hehe bunda mah Reka lembut salah Reka teriak ape lagi, Reka cuma mau ngasih tau bunda ini, bunda buka aja," kata Reka sambil memberikan ijazahnya dan juga piala pada bundanya.
"Alhamdulillah, ini beneran lu dapet juara umum terbaik, Reka!" kata bunda dengan mata yang sudah berkaca-kaca karena terharu bahagia.
"Bunda seneng bangat Ka, akhirnya anak bunda gak males lagi," lanjut bunda yang memeluk Reka dengan erat.
"Bunda, bunda jangan kenceng-kenceng ape meluknya, Reka engap bun," kata Reka sambil berusaha melepas pelukan bundanya.
"Iye iye maaf, ngomong-ngomong lu jadi mau ke Jakarta buat nyari kerja? kenape gak disini aje sih! bunda kan sendirian tau," tanya bunda membuat hati Reka tak tega sebenarnya meninggalkan bundanya sendiri disini.
"Insyaallah bunda, lagian kan dari Jakarta kesini cuma 2 jam lah kira-kira. Pan nanti setiap minggu Reka insyaallah bakal pulang, setelah Reka udah ngumpulin modal yang banyak kita bisa bangun restoran lagi bun. Biar bunda gak kerja keras lagi," kata Reka membuat bunda seketika menitikan air matanya lalu menghela nafas panjang.
"Apapun keputusan lu, bunda bakal dukung jika itu baik. Bunda yakin lu emang anak bunda dan ayah yang mandiri, cerdas dan bisa diandalkan. Sering-sering ke rumah bunda ya sayang," kata bunda memeluk Reka membuat tangis Reka pecah.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
RN
5 like rate favourite for you
mampir totok pembangkit kk
2021-06-13
0
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
semangat
2021-06-03
0
BELVA
sdh kulike ya ka kutunggu kedatangannya di Ab jerat iblis ya terimakasih
2021-05-28
0