Kara melihat tangannya yang di genggam kevin, dia tak mengerti perasaannya sendiri, ada debaran aneh dalam hatinya.
Kara mengikuti langkah kevin yang menuntunnya, dia menggigit bibir bawahnya, menahan debaran di jantungnya yang kian memberontak.
"Pak, to..tolong lepaskan tanganku". Pinta kara.
"Kenapa? apa cuma aji yang boleh memegang tanganmu?".
"Bukan seperti itu pak, aku..aku..hanya.."
"Hanya apa kara? dan kenapa kau memanggilku PAK?".
Kara kembali menggigit bibir bawahnya, menahan rasa gugup akan tatapan kevin padanya. Kevin menarik kara ke dalam dekapannya, tatapan mereka bertemu. Kevin mengusap dagu kara, lalu beralih mengusap bibir kara dengan ibu jarinya.
Perlahan kevin mencondongkan wajahnya pada kara, semakin dekat, lebih dekat dan bertambah dekat, kara tahu apa yang akan kevin lakukan, dan itu semakin membuat debaran di jantungnya kian berdendang.
Ketika bibir kevin akan mendarat di bibirnya, kara menahan dada laki-laki tampan itu, dan itu membuat kevin mengerutkan dahinya. "Kenapa?". Tanya kevin.
Kara menggelengkan kepalanya dan memalingkan wajahnya, dia tak berani menatap kevin.
"Lagi-lagi kamu menolak ku kara". Batin kevin, dia melepaskan kara dengan kasar hingga membuat tubuh kara mundur beberapa langkah. Dan itu membuat kara terkejut dan tak mengerti dengan sikap sang bos yang merangkap menjadi calon suaminya itu.
"Naiklah ke atas". Ucap kevin dingin.
Kara tak menjawab kevin, dia berlalu tanpa menatap kevin lagi. Sikap kasar kevin membuat kara sedikit takut.
⚘⚘⚘⚘⚘
Pagi itu Kara sedang membereskan apartementnya, karena hari ini hari minggu, dia memutuskan untuk beres-beres seluruh apartement. Dering ponselnya menghentikan aktifitasnya, dia melangkahkan kakinya mencari ponsel yang terus berdering, rupanya sang ibu ingin melakukan sambungan vidio dengannya.
Tak menunggu lama kara mengangkatnya, "assalamualaikum bu". Ucap kara seraya tersenyum manis.
"Waalaikum salam nak, gimana kabar kamu nak?".
"Aku baik bu, ibu dan ayah gimana? sehat kan?".
"Sehat dong sayang, kara, ibu kedatangan tamu special sekarang, coba tebak siapa yang sedang bertamu kerumah kita?".
"Siapa bu? apa aku mengenalnya?".
"Tentu saja kamu sangat mengenalnya. liat siapa ini."
Ibu mengarahkan ponselnya pada seseorang yang dia katakan sangat special itu. "Hai". Ucapnya.
Kara membulatkan matanya, dia kaget bukan main mendapati kevin disana.
"Ka..kamu, sedang apa kamu disana?".
"Aku sedang melamarmu secara resmi, dan meminta restu ibu dan ayah untuk pernikahan kita dua minggu lagi, dan kamu tenang saja, aku yang akan menyiapkan segalanya."
"Ap..apa?? Dua minggu lagi? kenapa kamu mengambil keputusan sendiri. kenapa gak ngomong dulu ke aku?".
"Aku kan sudah bilang tadi malam, persiapkan dirimu untuk pernikahan kita dua minggu lagi".
"Tapi ini terlalu cepat buat aku."
"Terlalu cepat gimana sayang? ibu dan ayah sudah setuju dengan hubungan kalian". Bukan kevin yang menjawab namun sang ibu yang terlihat begitu bahagia.
Kara terbengong mendengar ucapan sang ibu, harapannya untuk menolak kevin pupus sudah. Apa dia bermimpi, dia akan menjadi seorang istri dalam waktu dua minggu lagi. Dan parahnya, dia tidak mencintai calon suaminya itu.
"Bu, apapun yang membuat ibu dan ayah bahagia, aku akan melakukannya".
"Alhamdulillah, ibu bahagia nak".
Kara tersenyum melihat ibunya yang amat terlihat bersemangat. Dia pasrah, mungkin ini takdirnya, dia hanya berharap seiring berjalannya waktu cinta itu akan hadir dalam hatinya untuk kevin.
"Semoga ini yang terbaik". Gumam kara, dia terbengong setelah menutup sambungan telponnya, dia akan mencoba menerima semuanya, ibu dan ayahnya terlihat amat bahagia dengan kedatangan kevin, dan rencana pernikahan mereka.
"Kenapa kevin gak ngomong dulu ke aku sih kalau dia mau ke rumahku". kara berbicara sendiri saat ini.
Dia menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, tubuhnya lelah akibat membereskan seluruh isi apartementnya, ditambah lagi dengan kejutan kevin yang datang melamarnya pada orang tuanya, rasanya membuat dia begitu lemas. Tanpa terasa dia tertidur di sofa, memikirkan pernikahannya membuat kantuknya datang begitu saja.
⚘⚘⚘⚘⚘
Kara terbangun saat menjelang sore, rasa lelahnya membuat ia tertidur cukup lama, matanya menyipit kala dia melihat seseorang yang dikenalnya juga tengah tertidur di sofa sebelahnya, merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia mengucek kedua matanya dengan tangannya, namun tetap saja dia melihat orang yang sama.
"Kevin, ngapain dia kesini? dan kenapa juga dia bisa masuk". Batinnya.
Kara memutuskan untuk membersihkan diri, dia tak melaksanakan ibadahnya karena tengah kedatangan tamu bulanannya, setelah membersihkan diri kara menuju dapur dan siap berperang dengan peralatan masak memasak. Dia akan memasak untuknya dan kevin makan malam, dia yakin kevin pasti lelah setelah perjalanan dari rumah orang tuannya.
Kara membutuhkan waktu satu jam untuk menyelesaikan masakannya, tak banyak yang ia masak, hanya opor ayam, capcay dan telur dadar gulung. Gadis cantik itu menyajikan hasil karya tangan lentiknya di atas meja makan.
Sementara itu kevin yang menggeliat dari tidurnya mencium wangi sedap dari masakan kara, dia memegang perutnya yang terasa lapar. "Pas banget, lagi laper nyium wangi masakan enak". Gumamnya.
Kevin berjalan kearah dapur, tanpa kara sadari, kevin memperhatikannya yang tengah menyiapkan makanannya dengan cekatan.
"Ekhemmm". Kevin berdehem memberi tanda keberadaannya.
Kara menoleh setelah dia menuangkan opor ayamnya pada mangkuk besar dihadapannya, "Kamu udah bangun? mandi dulu gih, abis mandi baru makan". Kara mencoba sesantai mungkin berbicara dengan kevin. Dia harus membiasakan diri mulai dari sekarang.
Kevin tersenyum dengan perubahan kara, dia mendekat kearah meja makan, lalu duduk disana. "Tapi aku laper, makan dulu lah baru mandi".
"Gak baik kaya gitu, mandi dulu baru makan". Ucap kara lagi.
"Iya deh iya Nyonya Kevin". Kevin sengaja menggoda kara, dan jangan ditanya lagi, pipi kara memerah saat ini, debaran jantungnya kian terasa dag dig dug. Entah kenapa akhir-akhir ini kinerja jantungnya jadi tak beraturan jika dekat-dekat dengan kevin.
Karena hanya ada satu kamar di apartement kara, maka kevin mandi di kamar kara, sedangkan kara menunggu kevin di ruang Tv sambil menonton acara favoritnya.
Lima belas menit berlalu, kevin keluar dari kamar kara setelah selesai dengan ritual mandinya, dia berjalan kearah kara dan mendudukan dirinya di sebelah kara. Kara berjingkat kaget dengan kehadiran kevin.
"Kamu bisa geser gak duduknya? kenapa mepet-mepet gini sih?". Ucap kara, dia tak ingin kevin mendengar debaran jantunya setiap berdekatan dengan kevin.
"Kenapa memangnya?". Tanya kevin santai.
"Sebaiknya kita makan, katanya kamu laper kan?".
Kara hendak berdiri namun tangannya ditarik kevin hingga dia terduduk di pangkuan sang bos.
Kara memberontak berusaha melepaskan dirinya dari kevin, namun tangan kevin memegang kedua tangannya, sementara tangannya yang lain memeluk pinggang ramping kara.
"Lepaskan". Ucap kara.
"Ssttttttt jangan banyak gerak, aku rindu sama kamu".
Blush pipi kara kembali merona, kara menunduk menghindari tatapan kevin.
"Karaa". Panggil kevin lembut.
"Apa?".
"Liat aku dong, masa aku ngomong sama rambut kamu".
Kara mendongakan kepalanya, memberanikan diri menatap manik hitam milik kevin.
Kevin mendekatkan wajahnya pada kara, tatapan keduanya saling mengunci.
Cup..
Kevin mencium bibir tipis kara, dan mendapati kara menutup matanya membuat kevin kembali mengecup bibirnya, ********** lembut. Sedangkan kara hanya terdiam tak membalas ciuman kevin, dia tidak tahu harus melakukan apa, karena ini pengalaman baru untuknya. Kevin melepaskan ciumannya, mengusap bibir tipis kara yang basah karena ulahnya, "Kamu harus belajar menerimaku". Ucap kevin.
Dan kara hanya mengangguk sebagai jawaban.
Kara berdiri dari pangkuan kevin, "Sebaiknya kita makan, nanti makanannya keburu dingin."
"Ok..aku mau nyoba masakan calon istriku". Kevin berjalan cuek menuju dapur, meninggalkan kara yang masih terdiam, dia memegang bibirnya, masih terasa hangatnya bibir kevin disana.
"Apa ini, kenapa aku bisa luluh padanya". Batinnya.
"Karaaa, ayolah, aku sudah lapar". Teriak kevin.
"Iya sebentar". Kara sedikit berlari menuju meja makannya, dia menyajikan makanan di piring kevin, layaknya seorang istri yang melayani suaminya.
"Makasih sayang". Ucap kevin.
Dan kara hanya tersenyum, dia tengah menenangkan jantunya yang seakan ingin berlari dari tempatnya. "Apakah aku jatuh cinta". Batinnya
Mereka makan dengan tenang, dan kevin terlihat menyukai masakan sang calon istri taruhannya.
"Masakan kamu enak, aku suka". Ucapanya setelah kevin menyelesaikan makannya.
"Makasih". Jawab kara seraya tersenyum manis.
**man teman...jan lupa like nya ya...🙏🙏
baca juga novel aku yang lainnya BOSKU SUAMIKU🙏🙏😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Nining Rahayu
enaklah,,, aplg sblm makan dapat pemanasan 🤣🤣
2021-12-19
1
Nining Rahayu
mandi bukan di kamar mandi ya🧐🙄🙄🤪🤪
2021-12-19
0
Endang Purwati
nungguin part dimana Karenina ngamuk...saat dia tahu klo jadi bahan taruhan...juga part dimana masa perjuangan bos Kevin dimulai... perjuangan utk mendapatkan ma'af dan cinta dri Karenina....
2021-08-27
0