Kara membaringkan tubuh lelahnya pada ranjang empuknya, "Ah nyamannya". Gumamnya seraya mengusap-ngusap tangannya pada kasur yang dia rindukan.
"Makan apa ya malam ini?". Tanyanya pada diri sendiri. Rasa malasnya untuk memasak membuat dia memejamkan matanya, lebih baik tidur, begitu pikirnya.
Matanya kembali terbuka kala suara dering ponselnya terdengar nyaring, "isshhh siapa si, malas rasanya, biarin aja deh". Dan kara pun membiarkan ponselnya terus berdering hingga mati dengan sendirinya, namun deringnya kembali terdengar dan mau tak mau kara bangun untuk mengambil ponsel yang terlerak di atas meja sofa.
"Nomor baru? siapa ya?". Gumamnya, dan gadis itu memutuskan untuk mengangkat telponnya.
"Halo, dengan siapa ya?".
"halo juga, coba tebak siapa?".
"Gak ada waktu, sory aku tutup".
"Eeehh tunggu tunggu, kara ini aku aji".
"Mas aji? dari mana kamu punya nomor aku?". Alih-alih menanyakan kabar gadis itu lebih penasaran dari mana laki-laki itu mendapatkan nomor ponselnya.
"Gampanglah buat aku dapetin nomor kamu, itu gak penting. Kamu belum tidur?".
"Belum mas, ada apa mas telpon aku?".
"Kamu kebawah dong, aku di depan apartement kamu".
"Apa? ngapain mas aji disana?".
"Jualan cilok".
"Ko aku baru tahu kalau mas aji jualan cilok disini".
"Issssh karaaaa, aku mau ketemu kamu lah, ngapain lagi. masa iya aku jualan cilok".
"Dih mas aji boong, katanya tadi jualan cilok".
"Kamu turun dong, aku jamuran nih nungguin kamu di bawah".
"Iya iya sebentar, aku ganti baju dulu, soalnya aku udah pake piyama".
"Lama lah, gak usah ganti, kita gak pergi jauh kok".
"Yaudah bentar, aku kesana sekarang".
"Ok, cepetan yak".
"Iya bawel".
Kara memakai cardigannya dan mencepol asal rambutnya, dia tergesa turun kebawah untuk menemui aji, teman barunya.
Setelah sampai di bawah kara celingukan mencari sosok aji, dan ponselnya kembali berdering.
"Halo mas, kamu dimana? aku udah di bawah nih".
"Nengok ke kanan". Dan kara melakukannya, nampaklah sosok aji dengan pakaian santainya, sangat berbeda dengan yang kara lihat tadi siang di kantornya, aji terlihat lebih muda jika berpakaian seperti sekarang ini, hanya memakai celana pendek cream dengan kaos putih polos.
Kara berjalan ke arah aji setelah dia memutuskan sambungan telponnya.
Aji terpaku melihat kara, bahkan dengan hanya memakai piyama dan rambut yang di cepol asal kara terlihat lebih cantik. Apalagi kara melepas kacamatanya, sungguh kara yang berbeda.
"Mas aji ngapain kesini?".
"Kamu gak suka ya aku kesini?".
"Dih ngambek, bukan gitu mas, aku heran aja, lagian kok kamu tahu apartement aku?".
"Udah aku bilang, gampang buat aku cari informasi tentang kamu."
"Iya deh iya, kita mau ngapain nih??". Tanya kara.
"Makan yuk, kamu belum makan kan? hitung-hitung merayakan pertemanan kita".
"Aku penampilannya kaya gini, mas aji gak malu bawa aku? aku malah pakai sandal jepit".
"Ngapain malu sih, yuk jalan, lagian kita makan yang deket-deket aja, jadi kita jalan kaki, mobil aku simpan disini."
"Beneran kamu gak malu?".
"enggaaakkk, ayok, aku udah laper ini".
Kara berjalan menyusul aji yang telah berjalan lebih dulu, dia sedikit berlari hingga langkahnya sejajar dengan laki-laki tampan itu. Bersamaan dengan itu, terlihat mobil sport kevin masuki area apartement kara, kevin melihat kara berjalan dengan aji, namun keduanya tak menyadari keberadaan kevin.
Kevin meremas stir kemudinya, niat hati ingin mengajak kara makan malam sebagai tanda permintaan maafnya namun yang ia dapat justru kara pergi dengan aji. Mereka terlihat amat akrab.
Kevin memutuskan untuk mengejar kara, ingin tahu apa yang akan kara dan aji lakukan. Mobilnya ia simpan disana, dan kevin berjalan menyusul kara.
"Kenapa aji masih mendekati kara, padahal dia tahu kara calon istri gue". Batinnya.
Ternyata kara dan aji pergi untuk makan di warung nasi goreng di pinggiran jalan, kavin melihat interaksi keduanya dengan amarah yang membuncah. Aji bahkan tak segan-segan mengusap puncaj kepala kara. Entah apa yang mereka bicarakan hingga membuat kara tertawa lepas, dan lagi-lagi kevin menggeram marah menyaksikan tawa lepas kara bukan untuknya, tapi untuk sahabatnya.
gaesss jempol jan lupa😘😘🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Ita rahmawati
heran juga sm si aji ini,,apa maksud dia coba,,walaudja gk suka sm taruhannya leo dn kevin tp merekakan sahabatnya,,klo mau kasih tau kara ya lgsg aja gk usah pake PDKT gitu,,bikin masalah aja lu
2024-02-17
0
Endang Purwati
cembburuuuu....bilang boosss....
makanya, gak usah pakai main taruhan konyol segala...jadi nyesek kan....
coba normal2 aja ...pakai nurutin kekonyolan mas Leo siihhh...ruwet kan jadinya....🙈🙈🙈
2021-08-27
2
Heny Ekawati
lo gk tulus sih hanya main2 aj
2021-08-01
0