"Kau keluar dari pabrik, apa sudah selesai?" tanya Calio saat dihubungi Alvin.
"Tentu belum Cal, kau pikir semudah itu. Aku keluar karena merindukan Keke. Tapi saat dalam perjalanan pak Jordi menghubungiku soal kebun mawar. Jadi aku putar balik dan sekarang aku menuju kesana." jawab Alvin.
"Apa kau yakin kesana sendirian? Perjalanan lumayan jauh Vin. Aku bisa menemanimu." ujar Calio.
"Aku titip perusahaan saja padamu, aku bisa sendiri. Aku akan mengabarimu lagi setelah aku sampai disana." ujar Alvin.
"Lalu bagaimana dengan Keke?" tanya Calio.
"Aku akan kembali setelah semuanya selesai. Aku akan menemui Keke lalu kembali ke pabrik." jawab Alvin.
Calio tertawa. "Kau benar benar jatuh cinta pada Keke, tapi ingat pesanku Vin jangan berambisi padanya karena ia bukan makhluk yang sama dengan kita. Aku takut kau akan merasakan sakit hati saat ia kembali ke dunianya." pesan Calio.
"Aku bisa mengatasinya Cal, terima kasih." jawab Alvin seraya mematikan ponselnya.
Jatuh cinta? Bagaimana aku bisa jatuh cinta pada Keke? pikir Alvin.
Perjalanannya memang cukup melelahkan, apalagi saat ini udara semakin dingin. Alvin memasuki pedesaan itu saat malam semakin larut. Tentu saja pak Jordi menunggunya di rumah kaca tempat mawar mawar itu berkembang. Alvin turun dari mobilnya dan langsung menuju rumah kaca itu.
"Selamat malam tuan, apa kabar?" sapa pak Jordi.
"Selamat malam pak Jor, aku tentu baik." jawab Alvin.
"Anda tanpa pak Calio?" tanya pak Jordi.
Alvin menggeleng. "Aku sendiri pak." jawabnya.
"Ya Tuhan, anda pasti lelah tuan. Lebih baik anda beristirahat sebelum menuju kebun." pinta pak Jordi.
Alvin menggeleng lagi. "Aku penasaran dengan mawar itu pak, jadi istirahat bukan waktu yang tepat. Dan aku juga akan segera kembali ke kota setelah melihatnya." jawab Alvin.
Pak Jordi tak bisa memaksa tuannya, jadi ia segera membawa Alvin menuju kebun. Alvin terbelalak saat melihat hamparan kebun itu yang hampir seluruhnya berwarna biru.
"Wah...luar biasa...ini adalah mawar yang sangat cantik." ujar Alvin.
Pak Jordi mengangguk. "Ini baru sekitar 50% yang berkembang tuan, belum seluruhnya." jawabnya.
"Berapa lama mawar ini akan bertahan pak?" tanya Alvin.
"Seharusnya bisa sampai satu bulan tuan." jawab pak Jordi.
"Hanya satu bulan? Bagaimana aku harus mengurusnya? Aku akan sibuk bulan depan dan bulan selanjutnya aku akan berangkat ke Indonesia." ujar Alvin.
"Maafkan aku tuan, tapi bulan depan jika kita tidak segera memetiknya, maka mawar ini akan layu dan kelopaknya akan mulai rontok." kata pak Jordi.
Alvin memejamkan matanya, ia mulai frustasi sekarang. Pekerjaannya benar benar bertabrakan satu sama lain. Pembuatan manequin Keke, memperkenalkan Keke ke dunia, pesanan manequin untuk Australia, dan perjalanannya ke Indonesia. Semuanya bertepatan dengan mawar biru yang harus ia kembangkan menjadi bahan utama manequin barunya.
"Tuan, anda baik baik saja kan?" tanya pak Jordi.
"Iya pak, sebentar aku akan menghubungi Calio." ujar Alvin seraya meninggalkan kebunnya.
Alvin menghubungi Calio dan menjelaskan keadaannya sekarang.
"Bagaimana menurutmu Cal?" tanya Alvin.
"Maaf aku harus mengatakan ini Vin, tapi sepertinya kita butuh orang baru yang bisa dipercaya untuk menangani mawar itu. Aku tak bisa mengatasi perusahaan sekaligus mawar itu, dan aku juga tak bisa menggeser jadwalmu. Semua yang kau sebutkan tadi sama sama penting. Kau juga tak bisa mengundurkan jadwal ke Indonesia karena bulan depan adalah bulan dimana kedua orang tuamu meninggal." jawab Calio.
Alvin menghela nafasnya. "Adakah orang yang bisa kau rekomendasikan padaku?" tanyanya lagi.
"Saat ini aku belum bisa berpikir Vin." jawab Calio. Setelah lama keduanya terdiam, tiba tiba Calio memberi ide. "Nah aku tahu siapa, pelayanmu Vin. Pelayanmu semuanya sangat setia padamu, aku pikir salah satunya bisa mengawasi mawar biru." sambung Calio.
"Diantara ketujuh pelayanku hanya bu Farah yang bisa aku andalkan, tapi di sisi lain ia harus menjaga Keke." jawab Alvin.
"Bukankah seluruh pelayanmu menyayangi Keke, menurutku Keke bisa diatasi pelayan yang lain." kata Calio.
"Baiklah akan aku pikirkan, terima kasih atas masukanmu Cal. Kau memang sahabat terbaikku." ujar Alvin seraya mematikan ponselnya kembali.
Alvin menemui pak Jordi kembali. "Pak Jor, jaga terus kebun ini. Aku akan membawa seseorang minggu depan untuk membantumu. Sekarang aku akan kembali ke kota." ujarnya.
"Tapi tuan, ini semakin larut. Sangat berbahaya jika anda melakukan perjalanan." jawab pak Jordi.
"Terima kasih atas perhatianmu pak, aku akan berhati hati di jalan. Selamat beristirahat." jawab Alvin.
Pak Jordi hanya bisa menghela nafasnya saat menatap Alvin keluar meninggalkannya di kebun mawar itu. Alvin meninggalkan kota kecil Dinan menuju Bougenvil.
*****
Jam 3 pagi Alvin akhirnya sampai di rumah mewahnya, tentu saja pelayan yang terkejut saat tuannya masuk ke rumahnya. Saat itu bu Farah memang selalu bangun jam 3 pagi sebelum akhirnya membangunkan para pelayan yang lain.
"Ya Tuhan tuan Alvin, anda kembali." ujar bu Farah.
Alvin mengangguk. "Aku berkunjung di sela kesibukanku karena merindukan Keke. Apa wanita itu baik baik saja?" tanyanya.
Bu Farah mengangguk. "Non Keke sempat mogok makan karena merindukan tuan Alvin, tapi Hara bisa merayunya dan membuatnya kembali makan dan ceria." jawabnya.
"Syukurlah, sepertinya Hara bisa menjaga Keke. Ada yang ingin aku bicarakan padamu bu Farah tapi setelah aku menemui Keke." ujar Alvin.
"Lebih baik tuan istirahat dulu, anda sepertinya belum tidur malam ini." pinta bu Farah.
"Kau sangat perhatian bu, tapi Keke prioritas utamaku sekarang. Setelah itu baru aku akan tidur." jawab Alvin seraya menaiki tangga menuju kamar Keke.
Alvin membuka pintu kamar wanita itu perlahan dan masuk kedalam. Alvin tersenyum saat melihat Keke yang tertidur lelap, keadaanya sangat baik dan itu membuat Alvin semakin menginginkannya. Alvin terus menatap Keke, ia tak ingin membangunkannya. Alvin tak bisa menahan kerinduannya, jadi ia mengecup kening Keke membuat wanita itu terbangun.
Keke terkejut saat menatap Alvin di depannya sedang tersenyum. Inilah pria yang ia ingin temui beberapa hari terakhir.
"Alvin..." ujar Keke.
"Sssttt... Maaf aku membangunkanmu. Iya aku Alvin, diamlah jangan bergerak." perintah Alvin seraya menarik tubuh Keke kedalam pelukannya.
Debaran jantung Alvin semakin cepat, ia benar benar jatuh cinta pada wanita ini. Alvin tak bisa menahannya lagi, ia akhirnya memegang pipi wanita itu lalu menciumnya. Saat itulah cahaya itu kembali muncul dari tubuh Keke. Keke merasakan panas menjalari tubuhnya, debaran jantungnya semakin cepat. Keke berusaha menahannya sampai akhirnya Alvin menyadari ada yang salah pada tubuh Keke.
Alvin segera melepaskan Keke lalu menariknya kembali kedalam pelukannya sampai cahaya itu meredup. Tapi Keke kembali pingsan dipelukan Alvin.
"Keke...sadarlah sayang." ujar Alvin. "Bu Farah, bawakan kompresan." teriak Alvin karena menyadari tubuh Keke yang semakin panas.
Bu Farah mendengar teriakan tuannya dan segera membawa air dan handuk kecil lalu menyerahkannya pada Alvin.
"Jangan biarkan siapapun masuk ke kamar ini." pinta Alvin.
Bu Farah mengangguk seraya meninggalkan kamar Keke dan menutup pintunya.
Alvin segera mengompres Keke, tak terasa air matanya menetes. Alvin memegang air mata di pipinya sendiri.
"Apa ini? Mengapa aku menangis?" gumamnya sendiri. "Keke, maafkan aku. Aku tak tahu harus bagaimana menghadapimu. Mengapa kau seperti ini jika kita bersentuhan." ujar Alvin dan air matanya ternyata semakin deras keluar dari matanya.
*****
1...
2...
3...
Next Part...
Happy Reading All...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
🥺🥺🥺
2023-01-06
0
NO NAME
..
2022-11-15
0
💞💞 RiS♥️
next up up
2021-09-30
0