Part 19

"Kau peri yang aku perintahkan untuk mencari mawar biru Keke. Tapi mengapa kau melanggar semua perintahku." ujar raja peri.

"Maafkan aku Baginda raja, aku tak berniat melanggarnya. Tapi aku terjerat di tubuh ini." jawab peri Keke.

"Aku percaya padamu, karena kau peri yang paling penurut dan pendiam. Kau tak pernah melakukan kesalahan selama ratusan tahun, tapi kesalahanmu kali ini tidak bisa aku maafkan, kau tak bisa kembali ke dunia peri. Kau akan aku kutuk menjadi kupu kupu selamanya berada di dunia manusia." teriak raja peri.

"Tidak... Jangan Baginda... Ampuni aku... Tidak..." teriak peri Keke.

"Tidak...tidak..." teriak Keke membuat para pelayan menghampirinya.

"Non Keke, bangun." ujar Hara.

Keke terbangun dengan nafas yang tak beraturan. Ayu salah satu pelayan yang lain memberinya minum.

"Non Keke baik baik saja kan?" tanya Hara.

Keke mengangguk dan meminum air yang diberikan Ayu padanya, ia sangat takut dengan mimpinya. Mimpi itu benar benar nyata, apa raja peri benar benar marah padanya. Tapi menjadi seekor kupu kupu lebih menakutkan lagi untuknya.

"Berapa lama aku tertidur?" tanya Keke.

"Hanya satu jam non, non Keke mimpi buruk ya?" tanya Hara, Keke kembali mengangguk.

"Sejak aku berada di dunia ini, aku tak pernah bisa tidur nyenyak. Padahal aku biasa tidur sampai berhari hari di duniaku." gumam Keke.

"Non bilang apa?" tanya Hara.

"Ah...tidak... Dimana bu Farah?" tanya Keke.

"Bu Farah sedang belanja kebutuhan sehari hari." jawab Hara.

Keke mengangguk, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Udara semakin dingin membuat ia bergidik.

"Ada yang ingin non makan atau apa?" tanya Ayu.

Keke menggeleng, ia semakin bosan sekarang. Tapi mimpinya itu benar benar menakutkan, apakah raja peri benar benar marah karena ia sudah hampir satu bulan tak melakukan apapun. Bagaimana dengan peri yang lain, apakah mereka sudah menemukan dimana harus mengambil bunga mawar itu.

"Non Keke melamun lagi, apa mimpi non tadi menakutkan?" tanya Hara.

"Tidak, hanya saja ini pertama kalinya aku bermimpi selama di dunia kalian." jawab Keke.

"Apakah seburuk itu non?" tanya Ayu.

Keke tersenyum. "Tidak juga. Terima kasih atas perhatian kalian. Maaf aku mengganggu kesibukan kalian." jawabnya lagi.

"Tuan Alvin sangat menyayangi non Keke. Ia berpesan untuk menjaga dan melayanimu, jadi tentu saja non Keke tidak mengganggu kami. Sekarang non beristirahat kembali, satu jam lagi aku akan menyiapkan air mandi hangat." pinta Hara.

"Bolehkah aku membantu kalian mengerjakan sesuatu?" tanya Keke.

Kedua pelayan itu menggeleng dengan cepat. Keke menghela nafasnya sedih. Ia tak bisa melakukan apapun di rumah besar Alvin. Mereka benar benar memanjakannya, dan memperlakukannya seperti seorang putri. Kedua pelayan itu meninggalkannya, sedangkan ia hanya bisa menonton televisi karena tak mungkin ia tidur lagi.

*****

INDONESIA

Anem mengawasi para pekerja di pabrik, sejak ia berada di dunia manusia selain mencari uang untuk bertahan hidup, ia juga sudah menghampiri beberapa kebun mawar yang ada di taman kota Bandung. Tapi semua mawar yang ia temukan tak ada satupun yang berwarna biru. Anem juga mencari cari keberadaan peri Keke. Ia berharap bisa menemukan Keke di negara yang sama, walaupun sudah hampir satu bulan ia masih tak bisa menemukannya di Bandung. Artinya Anem harus mencari waktu untuk berkeliling Indonesia untuk mencari mawar biru dan juga peri Keke.

"Pak Anem, bahan kita hampir habis. Pembuatan manequin masih kurang ratusan buah untuk Singapura." ujar Hendro karyawan pabrik.

"Aku akan melihat persediaan bahan dari gudang, pak Calio dari Paris mengatakan dua hari lagi bahan akan sampai kemari. Kita juga akan melanjutkan pembuatan manequin untuk Australia bulan depan." jawab Anem.

"Kami sudah tahu dari pak Santoso." ujar Hendro.

"Baguslah kalau begitu, kita bersiap kerja lembur kembali." kata Anem seraya tertawa.

"Jika saja pak Alvin tidak membayar gaji kita dengan besar, aku tak mau lembur. Untung saja pemilik perusahaan ini sangat royal." kata Hendro sambil tertawa.

"Apa kau pernah bertemu pak Alvin?" tanya Anem.

Hendro mengangguk. "Tapi sekitar 2 tahun yang lalu, pria yang tampan dan gagah. Juga masih sangat muda. Katanya tahun ini ia akan ke Indonesia." jawabnya.

"Pria tampan tapi masih muda, memiliki perusahaan besar. Itu luar biasa, aku semakin penasaran." ujar Anem.

"Pak Alvin membangun perusahaan ini saat ia baru berumur 20 tahunan, itulah gosip yang aku dengar. Bisnis kedua orang tuanya yang harus ia teruskan setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat. Sungguh menyedihkan bagi anak berusia muda seperti itu. Dan makam orang tuanya ada di Bandung, walaupun ia mengunjungi Indonesia hanya 2 tahun sekali." ujar Handro.

"Pak Hendro sudah berapa lama kerja disini? Mengapa kau sangat tahu tentang pak Alvin?" tanya Anem.

"Sudah lebih dari 5 tahun pak Anem." jawab Hendro.

Anem mengangguk. "Anak muda bisa membangun perusahaan sampai sukses seperti ini memang luar biasa, aku iri pada pak Alvin." kata Anem.

Hendro mendekatkan diri pada Anem. "Tapi sayang, ia tak mau punya pasangan. Aku dengar ia jatuh cinta pada manequin Keke. Beberapa orang menganggapnya gila dan kelainan, tapi saat bertemu dengannya semua anggapan itu pasti akan patah." bisiknya.

Anem terbelalak. "Manequin Keke? Apa maksudmu?" tanya Anem bukan karena penasaran soal manequin itu tapi ia teringat peri Keke saat mendengar nama itu.

Hendro menepuk pundak Anem. "Pak Anem akan tahu, karena pak Alvin akan membawanya saat ia mengunjungi Indonesia. Dan manequin itu sangat mirip dengan manusia, itu manequin pertama yang ia buat saat memulai perusahaan ini." jawab Hendro seraya tertawa.

Anem semakin penasaran, namun bukan saatnya bergosip sekarang. Ia meninggalkan pabrik menuju gudang persediaan bahan baku. Nanti setelah pekerjaannya selesai, ia akan mencari tahu seperti apa sosok manequin yang dimaksud karyawan pabrik itu.

*****

Alvin Mark merindukan Keke, ia tak sanggup menahannya lagi.

"Pembuatan manequin ini memang belum sepenuhnya selesai. Tapi apa salahnya jika aku kembali sehari untuk menemui Keke." gumam Alvin.

Ia membereskan alat alat itu, dan segera keluar dari ruangan rahasianya. Ia menatap layar ponselnya, ada banyak sekali pesan dan panggilan termasuk dari bu Farah pelayannya. Alvin membuka pesan dari bu Farah dan terbelalak saat membaca bahwa Keke tak mau makan beberapa hari karena merindukannya. Tapi pesan berikutnya mengatakan Keke sudah kembali ceria.

Alvin tersenyum dan menghela nafasnya karena lega. Ia masuk ke mobilnya dan segera menuju rumahnya. Namun setelah setengah perjalanan. Pengurus kebun menghubunginya.

"Halo." jawab Alvin.

"Halo tuan Alvin, aku memberi kabar baik jika mawar anda sudah berkembang. Lebih baik anda sekarang kemari." ujar pak Jordi penjaga kebunnya selama 5 tahun.

Alvin memutar balik mobilnya, tentu saja ini yang ia tunggu selama 5 tahun terakhir. Kebun mawar rahasianya. Selama ini ia memiliki kebun mawar biru tanpa ada satupun yang tahu selain Calio dan pengurus kebunnya. Alvin menuju ke kebun itu, kebun yang berada di Dinan, kota terpencil di kota Paris yang sangat indah. Perjalanannya memang akan memakan waktu 3 jam. Tapi ia tak mengurungkan niatnya itu, walaupun malam semakin larut. Dan ia juga harus menghubungi Calio tentang situasinya ini.

*****

1...

2...

3...

Next Part...

Happy Reading All...😘

Terpopuler

Comments

💞💞 RiS♥️

💞💞 RiS♥️

hemmmmmm

2021-09-30

0

𝑻𝒘𝒐_𝒀𝒐𝒖_𝑳'

𝑻𝒘𝒐_𝒀𝒐𝒖_𝑳'

wkwkwkwk

2021-09-26

0

tuyul02

tuyul02

lanjutkan

2021-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!