Alvin tak bisa memejamkan matanya, sejak Keke memeluknya, pikirannya sangatlah kacau. Bagaimana wanita yang tak tahu asalnya bisa membuat jantung dan hatinya tak karuan. Ia harus berkonsentrasi, karena ia akan membuat manequin Keke kedua besok. Tapi ia sama sekali tak bisa tidur sekarang. Alvin keluar dari kamarnya dan mengintip kamar Keke. Wanita itu sudah tertidur diatas ranjangnya. Alvin menutup pintu kamar itu lalu turun menuju ruang santai.
Ia terus mengganti chanel televisinya, ia sama sekali tak berniat menonton apapun sekarang. Ia mematikan televisinya dan kembali ke kamarnya. Beberapa menit kemudian, ia mendengar suara Keke mengerang kesakitan. Alvin segera turun dari ranjangnya dan menghampiri kamar wanita itu. Alvin mengetuk pintu kamar itu.
"Keke, kau baik baik saja kan?" tanya Alvin tapi tak ada jawaban. "Keke, katakan sesuatu padaku. Kau tak apa apa kan?" sambungnya.
Alvin membuka pintu kamar itu dan cahaya sangat menyilaukan mata terlihat disana. Ia sangat bingung apa yang terjadi. Alvin hanya bisa menunggu sampai cahaya itu hilang. Lagi lagi suara Keke mengerang kesakitan membuat Alvin khawatir. Ia masuk dan menerobos cahaya itu sambil mencari keberadaan Keke.
Alvin terbelalak saat melihat Keke menggeliat diatas ranjangnya.
"Jangan dekati aku Alvin, kau bisa terbakar." teriak Keke.
"Tapi apa yang terjadi denganmu, cahaya apa ini?" tanya Alvin.
"Keluarlah sekarang, jangan dekati aku." teriaknya lagi sambil mengerang.
Alvin sangat bingung harus bagaimana, bukannya ia pergi justru Alvin semakin mendekati tubuh Keke. Ia langsung menarik tubuhnya dan memeluknya. Seketika cahaya itu meredup dan menghilang, lalu Keke jatuh pingsan.
"Keke, sadarlah..." teriak Alvin. Ia menekan tombol pelayan, tentu saja pelayan pelayannya berlari kedalam kamar Keke. "Bantu aku bawa ke rumah sakit." teriaknya lagi.
"Tapi tuan, nona Keke bukan manusia." jawab bu Farah.
"Ya Tuhan, aku lupa. Cepat panggil dokter Mattew." perintah Alvin.
Bu Farah dan lainnya keluar dari kamar Keke dan segera memanggil dokter pribadi tuan mereka. Sejam kemudian, dokter Mattew datang dan langsung masuk ke kamar Keke.
"Tolong dok, selamatkan Keke." pinta Alvin.
"Keke? Siapa dia? Bukankah ia hanya sebuah boneka?" tanya dokter Mattew tapi ia langsung memeriksa keadaan Keke. Dokter Mattew terbelalak. "Apa ini? Kecepatan detak jantungnya diatas normal. Aku harus mengambil sampel darahnya." ujarnya.
"Tidak, kau hanya perlu memberinya obat saja." ujar Alvin.
Dokter Mattew bingung. "Tapi aku tak tahu gejala apa ini, aku harus mengambil sampel darahnya dan dibawa ke lab Alvin. Ini aneh untuk ukuran orang biasa tak mungkin detak jantung melebihi kecepatan pesawat jet. Ini berbahaya baginya, kita harus membawanya ke rumah sakit." ujarnya.
Alvin menggeleng. "Suntikan obat penenang saja, ia teman kecilku. Ia sangat takut rumah sakit, dan jika darahnya diambil maka ia akan marah padaku. Dari kecil ia memang suka pingsan dan hanya butuh obat penenang." jawab Alvin berbohong.
Dokter Mattew sangat heran dengan kekhawatiran Alvin. "Baiklah, akan aku lakukan. Tapi jika ia semakin parah, kau harus membawanya ke rumah sakit. Dan kau harus menjelaskan tentang teman kecilmu ini Alvin, aku bersamamu sejak kau kecil. Aku tak pernah tahu kau memiliki teman kecil, dan wajahnya mengapa mirip manequin milikmu." jawab Mattew.
Alvin menghela nafasnya. "Aku akan menjelaskannya nanti, setidaknya lakukan sesuatu sekarang dok." perintah Alvin.
Dokter Mattew mengangguk dan memberi suntikan penenang, lalu memeriksa Keke lagi. Tapi ia menggeleng, detak jantung wanita itu malah semakin cepat. Tiba tiba mata Keke terbuka dan menatap mereka semua.
"Aku mohon tinggalkan aku Alvin." ujar Keke.
Alvin terkejut mendengar suara Keke. "Kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu?" bisiknya.
"Alvin tinggalkan aku, dan bawa mereka semua. Aku harus melakukan sesuatu pada tubuhku." bisik Keke.
Alvin mengangguk dan menyuruh mereka semua keluar, termasuk dokter Mattew. Alvin menutup pintunya dan membiarkan Keke sendirian.
*****
Alvin duduk bersama dokter Mattew di ruang tamu.
"Siapa wanita itu Vin?" tanya Mattew.
"Ia teman kecilku dok, kau memang tak pernah tahu karena aku kehilangannya saat berada di Indonesia. Saat aku membuat manequin Keke, aku memang meniru wajah dan namanya. Aku tak menyangka ia berada di Paris dan bertemu dengannya setelah belasan tahun terpisah. Ia baru beberapa hari tinggal bersamaku, aku belum mengenalkannya ke publik karena wajahnya yang sangat mirip dengan manequin buatanku." ujar Alvin mulai mengarang semuanya, karena selain pelayan pelayannya dan Calio, tak ada yang boleh tahu siapa Keke sebenarnya.
"Benarkah? Lalu dimana manequin milikmu?" tanya Mattew mulai curiga.
"Tentu saja di kamarku." jawab Alvin datar. Ia berharap dokter Mattew tak mau melihatnya.
Dokter Mattew mengangguk. "Baiklah, tapi ada yang aneh dengan wanita itu Vin. Kecepatan detak jantungnya melebihi orang normal, seharusnya ia berada dalam kondisi kolap tapi ia hanya pingsan. Benar benar aneh, aku menjadi dokter selama puluhan tahun, baru kali ini menemukan pasien seperti ini." ujarnya.
Alvin mengangkat bahunya. "Keke selalu seperti itu jika pingsan, dan hanya butuh obat penenang. Makanya aku tak membawanya ke rumah sakit." jawabnya.
"Baiklah, aku akan menuliskan resep obatnya. Obat ini akan membantunya tenang sehingga detak jantungnya kembali normal. Aku sempat terkejut saat pelayanmu menghubungiku, aku kira terjadi sesuatu padamu. Ingat, kau juga harus menjaga kesehatanmu. Bahan bahan pembuatan manequin itu sangat berbahaya, jadi selalu gunakan masker. Orang tuamu adalah sahabatku Vin, aku harus menjagamu." ujar Mattew.
"Terima kasih banyak dok, selama ini kau selalu memperhatikanku. Hati hati di jalan." ujar Alvin seraya mengantar dokter Mattew keluar.
Alvin menghela nafasnya, seharusnya ia tak memanggil dokter Mattew. Hampir saja semuanya ketahuan, untunglah dokter Mattew mempercayainya.
"Tuan, bagaimana nona Keke?" tanya bu Farah.
Alvin menggeleng. "Entahlah bu, aku tak tahu apa yang terjadi padanya. Tapi aku melihat cahaya menyilaukan keluar dari tubuhnya sampai ia mengerang kesakitan. Saat aku memeluknya, cahaya itu hilang lalu Keke pingsan. Makanya aku panik, seharusnya aku tak memanggil dokter. Untung saja aku bisa membuat cerita tentangnya." jawab Alvin sambil berbisik.
"Apa aku harus masuk ke kamarnya?" tanya bu Farah.
Alvin menggeleng. "Biarkan dulu, aku saja yang akan menanyakan keadaannya. Kau dan yang lain bisa istirahat sekarang, ini masih sangat larut." perintahnya.
"Baik tuan, anda juga beristirahatlah." jawab bu Farah.
"Tapi bu Farah, rahasiakan soal apa yang aku lihat tadi dari pelayan yang lain. Aku percaya padamu." perintah Alvin sambil berbisik lagi.
Bu Farah mengangguk dan meninggalkan tuannya, lalu menyuruh yang lain juga beristirahat.
Alvin menatap kamar Keke yang tertutup rapat, ia sangat ragu untuk masuk kedalam kamar itu. Tapi ia juga sangat ingin tahu apa yang terjadi pada wanita itu. Cahaya itu sangat menyakitinya, dan entah mengapa secara refleks ia memeluk wanita itu.
Ya Tuhan, apa yang terjadi padamu Keke. Mengapa saat kau kesakitan, aku merasakan sakit juga. Dan aku tak ingin kau seperti itu. Siapa kau sebenarnya? Mengapa itu terjadi pada tubuhmu? gumam Alvin.
Ia menaiki tangga dan berdiri di depan pintu kamar Keke.
Haruskah aku masuk sekarang dan bertanya. pikir Alvin.
Alvin menghela nafasnya dan membuka pintu kamar itu. Ia harus tahu daripada mati penasaran.
*****
1...
2...
3...
Next Part...
Apakah kalian juga penasaran? Nantikan eps selanjutnya besok...
Happy Reading All...😘
Dukung, like n komen terus ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
hmm .... mulai ada rasa yang tidak biasa
2023-01-06
0
💀☠ 𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒊𝒏𝒂 🍭🌶
like like
2021-09-26
1
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat
jiwa lelakinya mulai kepo
2021-09-23
2