...Satria frustasi melihat Vidio tersebut, rasanya ia ingin introgasi Moza. Namun ia sadar jika dia bersikap kasar mungkin saja Moza bisa meninggalkan dirinya....
...Fajar membawa Satria pergi dari sana, lalu ia memberi tahu Satria agar berhati hati dalam bertindak. Mungkin saja memang Marsha ingin merusak hubungannya dengan Moza....
"Sat, Lo pikir deh. Moza itu cewek baik, lugu nggak tapi baik aja." Ucap Fajar.
"Gue juga mikirnya gitu, tapi di Vidio itu masa Moza diem aja saat Nizar menciumi rambut dan lehernya. Kalo dia emang baik harusnya menepis." Gerutu Satria.
"Sangat di sayangkan sih, tapi lebih baik Lo tanya baik baik." Saran Fajar.
Lalu Satria melihat hpnya dan ternyata ada pesan dari kekasihnya.
"Yaampun Moza chat gue, katanya ada sesuatu." Ucap Satria.
"Tuh kan, mungkin dia ingin kasih tahu Lo masalah ini." Kata Fajar.
"Yaudah gue mau ajak dia ketemu, Gue pergi dulu ya jar." Satria bergegas kerumah Moza untuk meminta klarifikasi.
...Moza dan Veronika sampai dirumahnya, lalu mereka masuk ke kamar masing masing. Stevan tidak ikut masuk, ia pergi kembali ke resto....
Beberapa saat kemudian, Satria chat Moza untuk menemuinya di taman dekat rumah.
"Zaa, temui aku di taman dekat rumah kamu."
"akhirnya kamu bales sat, oke aku kesana sekarang."
"aku tunggu."
Satria menunggunya, lalu Moza datang dan Satria langsung mencium bibir Moza dengan tergesa gesa. Moza menerima permainan dari Satria, lalu mereka hanyut dalam ciuman. Lalu Satria hendak meremas PD Moza, ia meringis kesakita.
"Aww, sat sakit." Keluh Moza.
"Kenapa Za?" Tanya Satria.
"Ini sakit." Moza menunjuk ke ***********.
"Sakit kenapa? Apa ada yang pegang kamu selain aku? Brutal banget sampe sakit." Sindir Satria.
"Apaan si sat, saat aku butuh kamu dimana? Veronika cari cari kamu tapi kamu gak ada." Gerutu Moza.
"Aku tadi ada urusan, emangnya masalah apa sampe nyari aku?"
"Aku butuh bantuan kamu, aku hampir aja diperkosa sama Nizar. Cewek gila itu jebak aku buat berduaan sama Nizar, Aku dipaksa minum entah apalah itu sampe aku gak bisa kontrol nafsu aku." Jelas Moza.
"Hah, jadi kamu di jebak. Maaf aku salah paham! Tadi Marsha bilang sama aku kalo emang sengaja berduaan sama Nizar. Dan dia kasih aku bukti Vidio saat Nizar menciumi kamu." Ucap Satria, ia merasa malu.
"Lagian kamu susah dihubungi, payudara aku sakit di remas sama si brengsek Nizar." keluh Moza.
"Kamu tenang aja, aku akan kasih pelajaran sama Nizar. Berani beraninya dia kayak gitu ke kamu, harusnya kan aku dulu pasti gak sampe sakit." Canda Satria.
"Satriaaa, aku serius ih." Moza memukul Satria.
Satria memeluk Moza, dengan posisi Satria duduk dan Moza berdiri. Sehingga kepalanya berada di hadapan ***********.
"Maaf ya sayang, aku lalai jagain kamu dari Marsha. Aku janji akan jaga kamu dari cewek gila itu, dan soal Nizar kamu tenang aja." Ucap Satria
"Iya Satria, aku percaya kamu bisa jaga aku. Aku minta sama kamu hapus Vidio aku di handphone Marsha. Kamu pura pura belum ketemu aku, Ya sat." Pinta Moza.
"Iya sayang, aku akan hapus Vidio itu. Tapi gapapa kan sambil aku rayu dia." Ucap Satria.
"Terserah si."
"Aku tahu rumus cewek, kalo terserah itu tandanya gak boleh." Ucap Satria membuat Moza tersenyum.
Moza mencium bibir Satria.
...Dikejauhan Stevan melihat Moza sedang bersama Satria. Lantas ia berapi api dan rasanya ingin sekali memukul cowok itu karena berani beraninya mencium adik tirinya....
Setelah itu Satria pulang dan Moza pergi kerumahnya.
...Malampun tiba, Stevan memutuskan untuk pulang ke rumah ayah tirinya. Mereka sedang makan malam namun Stevan memilih untuk pergi ke kamarnya....
"Stevan, sini makan dulu." Ujar Lina.
",Aku udah makan tadi di resto. Kalian sambung makan aja." Sahut Stevan.
"Kakak mau dibikinin teh hangat gak?" Tanya Moza.
"Boleh, tapi boleh di anter ke kamar kakak gak. Kakak mau mandi dulu." Ucap Stevan.
"Siap." Moza memberi hormat.
"Papa seneng lihat kalian akur, oh iya kan papa di hadiahi tiket pesawat ke Bali. Besok kami akan berangkat." Ucap Bram.
"Iya Stevan, kamu besok tidur disini ya! Jagain adik kamu. Kita paling satu Minggu di sana." Lina menimpali.
"Iya om, kalo gitu saya ke kamar dulu ya!"
"Iya."
...Moza mengantarkan teh hangat untuk Stevan, lalu ia masuk tanpa permisi. Tidak ada Stevan didalam kamar itu, ternyata ada suara gemericik air yang ternyata ada Stevan di dalamnya. Lalu Moza meninggalkan gelas itu di meja....
...Sebelum Moza keluar kamar Stevan lebih dulu keluar dari kamar mandi lalu melihat Moza yang hendak keluar kamar namun di tahan olehnya....
"Zaa." Panggil Stevan.
"Kenapa kak?" Tanya Moza.
"Makasih tehnya." Ujarnya.
"Sama sama kak, diminum Ya! Takut dingin tehnya." Pesan Moza.
"Iya Za, sini deh kakak mau ngomong." Ucap Stevan.
"Kenapa kak." Moza mendekat.
Lalu Stevan menarik lengan Moza hingga ia terjatuh ke ranjang dengan posisi terlentang lalu Stevan mendekat ke wajah Moza sehingga ia berada diatasnya.
"Kamu gak boleh terlalu berlebihan saat berpacaran sama Satria. Kakak takut kamu hanya dimanfaatkan saja olehnya." Bisik Stevan.
"T-tapi aku gak ngapa ngapain sama Satria kak. Aku cuma cium aja." Celetuknya polos.
...Stevan mencium bibir Moza dengan lembut lalu ia menahan kedua tangan Moza kemudian meremas bulatan sintal miliknya dengan lembut, ia merasa nyaman dengan permainan ini. Membuat Moza merasa terangsang....
...Bisa bisanya ia tidak merasa sakit di bagian yang Stevan pegang, Kemudian Stevan melepaskan ciuman di bibir Moza lalu menciumi semua bagian mulai dari pipi, dagu, hidung dan yang terakhir adalah kening....
"Kakak merasa ada yang aneh dengan perasaan ini, yang jelas kakak merasa cemburu saat Satria cium dan peluk kamu. Kakak mohon jangan seperti itu di depan kakak." Pinta Stevan.
"Tapi aku gak tahu kalau disana ada kakak."
"Kakak gak sengaja lihat kamu sama Satria."
"Maaf kak, oh iya terimakasih atas pertolongan kakak tadi siang di sekolah. Aku gak tahu kalo kaka gak datang entah apa yang akan terjadi sama aku. Mungkin aku sudah di perk..."
"Sssttt, jangan bilang gitu. Sebagai seorang kakak seharusnya kakak tolong kamu, kemarin kakak aneh lihat kamu."
"Padahal kemarin aku lagi on fire loh kak, kenapa gak di cumbu." Sindir Moza.
"Zaa, mana mungkin lah kakak mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kakak gak mungkin merusak kamu, kakak macam apa yang tega merusak adik tirinya." Ucapnya.
"Yaa aku si gapapa, asal pake pengaman aja." Kata Moza.
"Za, sejak kapan kamu tahu yang kayak gitu. Apa pergaulan kamu sedalam itu." Tanya Stevan.
"Eh nggak kak, aku cuma tahu sekilas aja dari temen temen. Jangan dianggap serius ya kak."
"Tapi kamu kok jago ciuman?"
"Kak, aku cuma menuruti permainan kakak. Enak ya." Kata Moza.
"Kamu bisa aja, udah kamu keluar nanti disangka aneh aneh lagi."
"Yaudah kak, makasih ya atas ciumannya." Ucap Moza.
"Makasih juga tehnya, sekarang jadi dingin." Stevan tertawa.
Moza beranjak dari ranjang kemudian keluar kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments