Episode 5

"Moza, Lo lagi ngapain?." Tanya Veronika.

Moza melepaskan genggaman tangannya, ia kaget dengan kedatangan Veronika yang tiba tiba.

" nggak.. eh .. itu tangan kak Stevan dingin banget Ver, Apa kita ke rumah sakit aja ya!." Ucap Moza gugup.

"Kak, kita kerumah sakit ya! Aku telpon ibu sekarang." Veronika mengambil ponselnya untuk menelpon ibunya.

"Gak usah Vero, kakak gapapa kok. Jangan repotin ibu." Ucap Steven.

"Yaudah, Ver kasih obat itu aja dulu. Kakak udah makan?." Tanya Moza, Steven menggelengkan kepala.

"Yaudah bentar, Veronika belikan bubur ya! Gauri loe tungguin disini. Cuma didepan kok gak lama." Ucap Veronika kemudian bergegas ke luar komplek menggunakan sepeda.

Di kamar itu hanya ada Moza dan Stevan, Perasaan senang bercampur khawatir Moza terus menggenggam tangan Stevan. Perlahan tangan Stevan hangat, kemudian Moza melepaskan genggamannya.

"Kok dilepas." Tanya Stevan.

"Takutnya Veronika salah paham, lagi pula tangannya udah hangat kok sekarang. Kaka cepet sembuh ya! Aku khawatir melihat kak Stevan sakit gini." Ucap Moza menatap mata Stevan yang sayu.

"Makasih kamu udah khawatir, kamu memang adik yang sayang sama kakaknya " Ucap Stevan sembari tersenyum.

"Iya dong, aku sayang banget sama Kakak. Mau peluk." Ucap Moza.

Stevan membukakan tangannya, Moza memeluknya erat. Begitupun sebaliknya, Stevan memeluk Gauri. Ia merasakan kenyamanan yang ada didalam pelukan itu. Kemudian mereka saling melepaskan pelukan, suara pintu terdengar terbuka tanda Veronika sudah kembali.

"Kak, makan dulu ya. Biar aku siapin." Ucap Veronika kemudian duduk disisi kasur.

Veronika menyuapi kakaknya, sementara itu Moza menyiapkan obat untuk diminum Stevan.

"Ver, Lo jadi nginep dirumah gue? Terus kak Stevan gimana?." Tanya Moza

"Kayaknya untuk sekarang gak dulu deh, kak Stevan sendirian lagi sakit. Gatau besok, itu juga kalo kakak udah sembuh." Sahut Veronika.

"Gapapa kok Vero, kakak bisa jaga diri. Lagi pula sekarang kakak udah baikan, kalo kamu mau nginep gapapa kakak sendirian." ucap Stevan menyela.

"Serius? udah baikan." Tanya Moza.

"Iya, udah sekarang mana obatnya. Pasti langsung sembuh kalo udah minum obat." Ucapnya meyakinkan.

"Aku gak yakin deh, aku tahu kalo kaka sakit itu gimana. Manja banget." Ucap Veronika membuat Stevan tersipu malu.

"Apaan manja. Gak ya." Stevan mencubit pipi Veronika, kemudian mereka saling tertawa.

Moza merasa senang berada dikeluarga ini, melihat canda tawa keluar dari kakak beradik ini. Sudah lama ia tidak merasakan hal ini selain bersama teman temannya.

Sementara itu dirumah, Bram pamit ke kantor.

"Sayang, aku berangkat kekantor ya! Kamu baik baik dirumah. Nanti kalo mereka udah balik lagi bilangin papa ke kantor. Semoga mereka bisa lebih akrab lagi." Ucap Bram.

"Iya pah, kamu hati hati dijalan. Jangan lupa makan siang aku udah bekalin kamu makan siang, biar lebih sehat lagi gak makan sembarangan diluar." Pesan Lina.

"Baik bos ku, kalo soal masak kamu memang nomor satu. Kayaknya aku gak makan diluar lagi deh selain sama kamu." Bram memuji istrinya.

"Kamu bisa aja. Yaudah aku antar kemobil ya."

"Iya sayang,."

Pengantin baru itu jalan bergandengan tangan walaupun sekedar keluar rumah. Lina mencium tangan suaminya, sebaliknya Bram mencium kening Lina.

Lina melambaikan tangan kearah suaminya yang sekarang mengemudi mobil menuju kantornya. Setelah sekian lama, Lina merasakan kembali menjadi seorang istri. Ia berharap ini menjadi pernikahan yang terakhir bahkan jika maut memisahkan ia ingin pergi berdua bersama suaminya.

Lina menelpon Veronika yang belum juga sampai, padahal hanya untuk mengambil beberapa baju.

Telpon berlangsung.

"Vero, kamu udah sampe rumah?."

"Udah Bu, ini aku lagi siap siap beresin baju sama Moza."

"Serius, jadi kalian udah bisa menerima satu sama lain."

"Apaan sih Bu, ya udah dong. Kan ini untuk selamanya."

"Ibu senang sekali mendengarnya. Nanti malam kita rayakan."

"Segitunya Bu."

"Iya dong sayang, ini itu hal yang sangat membahagiakan. Akhirnya kamu bisa menerima pernikahan ini."

"Aku udah sadar Bu, ini untuk kebahagiaan dan kebaikan ibu sendiri. Mulai sekarang aku akan menjadi support sistem untuk ibu."

"Syukurlah, Oh iya. Kakak kamu ada dirumah?."

"Ada Bu, tadi habis makan."

"Sekalian nanti malam ajak ya! kita barbeque an di taman rumah."

"Hahaha.. Iya Bu."

"Yaudah ibu tutup ya telponnya. Sampai nanti ."

"Iya Bu, bye."

Lina menutup telponnya, Veronika membesarkan volume telponnya agar Stevan dan Moza juga mendengar apa yang ia bicarakan bersama ibunya.

"nanti kakak usahain datang." Ucap Stevan. Ia ingin sekali datang.

"Kalau kakak masih sakit jangan paksain ya! Kalo perlu kita atur jadwal lagi.Biar aku yang ngomong sama ibu." Ucap Veronika.

"Gapapa kok, sekarang juga udah baikan." Sahut Stevan.

"Ver, emang kakak loe keras kepala ya? ngeyel banget si." Canda Moza.

"Banget Moza." Sahut Veronika.

Stevan tertawa mendengar itu, sementara itu Veronika membereskan baju baju yang akan ia bawa kerumah barunya bersama ayah tirinya.

Melihat Stevan yang membaik, Veronika dan Moza akhirnya pulang.

Episodes
1 Pertama bertemu
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Sarapan bareng pacar.
14 Sekolah lagi
15 Jebakan
16 cemburu
17 salah paham
18 Double date
19 Bioskop
20 Hanya ada aku dan kamu
21 NoVer (Gino dan Veronika)
22 tumbuh
23 Iya aku maafin..
24 Sekolah seru
25 Cerita anak anak sekolah
26 Tentang satria.
27 Satria PT 2
28 Jumpa pertama.
29 Berniat resign
30 Time
31 Hai nik.
32 Marhsa
33 sedikit tentang Vani
34 Sesakit itu.
35 Cantik
36 Berolahraga
37 Dinner
38 Om ku.
39 Teman lama.
40 Coffeshop
41 Episode 39
42 Episode 40
43 Episode 41
44 Episode 42
45 Episode 43
46 Episode 44
47 Episode 45
48 Episode 46
49 Episode 47
50 Episode 48
51 Episode 49
52 Episode 50
53 Episode 51
54 Episode 52
55 Episode 53
56 Episode 54
57 Episode 55
58 Episode 56
59 Episode 57
60 Episode 58
61 Episode 59
62 Episode 60
63 Episode 61
64 Episode 62
65 Episode 63
66 Episode 64
67 Episode 65
68 Episode 66
69 Episode 67
70 Episode 68
71 Episode 69
72 Episode 70
73 Episode 71
74 Episode 72
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 EPISODE 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pertama bertemu
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Sarapan bareng pacar.
14
Sekolah lagi
15
Jebakan
16
cemburu
17
salah paham
18
Double date
19
Bioskop
20
Hanya ada aku dan kamu
21
NoVer (Gino dan Veronika)
22
tumbuh
23
Iya aku maafin..
24
Sekolah seru
25
Cerita anak anak sekolah
26
Tentang satria.
27
Satria PT 2
28
Jumpa pertama.
29
Berniat resign
30
Time
31
Hai nik.
32
Marhsa
33
sedikit tentang Vani
34
Sesakit itu.
35
Cantik
36
Berolahraga
37
Dinner
38
Om ku.
39
Teman lama.
40
Coffeshop
41
Episode 39
42
Episode 40
43
Episode 41
44
Episode 42
45
Episode 43
46
Episode 44
47
Episode 45
48
Episode 46
49
Episode 47
50
Episode 48
51
Episode 49
52
Episode 50
53
Episode 51
54
Episode 52
55
Episode 53
56
Episode 54
57
Episode 55
58
Episode 56
59
Episode 57
60
Episode 58
61
Episode 59
62
Episode 60
63
Episode 61
64
Episode 62
65
Episode 63
66
Episode 64
67
Episode 65
68
Episode 66
69
Episode 67
70
Episode 68
71
Episode 69
72
Episode 70
73
Episode 71
74
Episode 72
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
EPISODE 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!