Hari pernikahan akan dilakukan dalam waktu dekat ini, namun Veronika masih saja belum memberikan restu untuk ibunya.
" Bu, dengan atau tanpa restu dari Veronika ibu harus tetap menikah dengan om Bram! ini demi kebahagiaan ibu. Pelan pelan dia akan mengerti Bu. tidak semua keinginan dia harus di penuhi." Ucap Stevano. Ia memang begitu dewasa dalam menangani sebuah masalah.
Stevano adalah pengganti ayahnya, ia harus menjadi sosok yang dewasa dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Dan Veronika adalah sosok anak yang manja dan ingin selalu di perhatikan.
"Nak, makasih yah." Lina memeluk anak laki-lakinya kemudian menangis dipelukannya.
"Udah, ibu gak boleh sedih! kita urus aja acara untuk pernikahan ibu ya. Soalnya aku kurang paham masalah ini." Ucap Stevano cengegesan.
Lina mengangguk, kemudian mereka pergi ke kamar masing masing.
SEMINGGU KEMUDIAN.....
Hari ini adalah hari pernikahan Bram dan Lina. Semua orang sudah berkumpul di dalam sebuah gedung yang sudah mereka siapkan untuk acara ini.
"Para hadirin sekalian, mohon perhatiannya! Sebentar lagi kita akan melakukan akad nikah. Untuk itu kami persilahkan untuk duduk di kursi yang telah kami siapkan." Ucap MC.
Semua tamu duduk dan memperhatikan pengantin yang baru saja keluar dari kamar rias, bak seorang wanita yang belum pernah menikah dan punya anak. Lina tampak cantik dengan gaun putih yang elegan dengan riasan sederhana tetapi mampu memancarkan aura seorang putri.
"Ibu cantik banget.." Gumam Stevano melihat kagum kepada ibunya.
"Lihat deh, ibu gue cantik kan! Bokap gue gak salah milih istri." Ucap Moza memuji ibu sambungnya.
"Lo sadar gak si Za, ibu Lina itu mirip ibu Lo. apa memang dia diciptain untuk ayah Lo ya!." Balas Nesha.
"Iya bener tuh." timpal Vina.
"Iya juga ya! gue baru sadar." Ucap Moza.
"Eh mau dimulai tuh! Lo duduk di sebelah ayah Lo tuh." Ucap Bila memerintah.
Moza berjalan mendekati ayahnya untuk menyaksikan momen sakral dan spesial ayahnya.
Tak sadar disebelahnya lagi ada Stevano yang juga ingin menyaksikan ibunya menikah. Mereka saling melempar senyum.
Akad nikah akan berlangsung...
"Saya nikahkan sodara Bram Sutanto bin Sigit dengan sodari Lina Marini binti Agung dengan maskawin emas sebesar 50 gram dibayar tunai."
"Saya terima nikahnya Bram Sutanto bin Sigit dengan Lina Marini binti Agung dengan maskawin tersebut tunai."
"Para saksi sah."
"Sah..."
Seketika suasana di dalam gedung itu bergemuruh.
"Mari untuk para tamu undangan untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai." Ucap MC tersebut.
Para tamu undangan memberikan selamat untuk pernikahan Bram dan Lina yang berlangsung hikmat.
"Ibu, ayah selamat ya! semoga kalian samawa sampai maut memisahkan. Aku janji akan menjadi Abang yang baik untuk Gauri dan Veronika. Maaf kalo Vero gak datang di hari yang spesial ini." Ucap Stevano memberi selamat.
"Gapapa Stevan, pelan pelan Vero akan menerima ayah sebagai ayahnya. Ayah janji akan menjadi ayah yang terbaik untuk kalian." Ucap Bram kemudian memeluk Stevano.
Kemudian Moza datang bersama teman temannya. Memberikan kado untuk pengantin.
"Selamat ya ayah, ibu. Aku doain pernikahan kalian selalu di berkahi dan samawa sampai mau memisahkan." Ucap Moza setulus hati.
"Makasih ya sayang!! Lina memeluk Moza dengan hangat.
"Oh iya, ini kado dari kita yah. Maaf kalo kadonya tidak berkesan." Ucap Moza.
"Iya om, Tante selamat ya atas pernikahannya." Ucap Teman Moza satu persatu.
"Makasih loh, padahal gak perlu ada kado kalian datang aja kita sudah senang. Iya kan Bu." Ucap Bram.
"Gapapa pah, kita udah sepakat ko untuk memberikan kado ini."
Gauri dan teman temannya memberikan kado sebuah tiket pesawat ke Bali untuk berlibur setelah pernikahan selesai.
"Kalian makan makan dulu aja ya! gue mau ketemu Abang gue sebentar." Ucap Moza memberikan isyarat.
"Oke.." Sahut teman temannya.
Moza mendekati Abang tirinya, kemudian ia menyapa teman teman Stevan yang sedang mengobrol dengannya.
"Hallo kak, maaf mengganggu ya! kenalin aku Gauri adeknya kak Stevan." Sapa Moza.
"Dih beruntung banget punya adek cantik gini Lo Stev, buat gue aja!! Hai juga cantik." Ucap Gino, Teman dari Stevan.
"Apaan si Lo, kalian makan aja dulu ya! nanti kita sambung lagi." Ucap Stevan kemudian menarik tangan lembut Moza.
Mereka mengobrol di meja ujung.
"Ada apa Moza?." Tanya Stevan lembut.
"Aku cuma mau tanya kak, kenapa adik kakak yang rese itu gak Dateng? Apa dia gak suka sama pernikahan ini?" Tanya Moza polos.
Stevan tersenyum. "Veronika itu sodara kamu sekarang! jadi gak boleh gitu ya. Ada sesuatu yang gak bisa buat dia datang, nanti juga kamu tahu. Udah ya! kakak mau menyambut tamu kakak! Nanti kita ngobrol lagi." Ucap Stevan menegur dengan nada lembut.
"Hehe, iya maaf kak. Yaudah nanti jangan lupa ngobrol ya!!."
Stevan mengangguk kemudian ia pergi meninggalkan Moza.
Acara selesai...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments