...Moza pulang kerumahnya sendiri, sementara itu Stevan masih dirumahnya dan mungkin saja ia akan tidur disana....
"Gak nyangka gue, ternyata kak Stevan tidak sebaik itu. Tapi yaa gapapa si cuma mabuk ini asalkan gak main cewek." Ucapnya sembari mengemudikan mobil.
...Diperjalanan ia melihat motor satria terparkir di depan toko bunga Lalu Moza menghentikan laju mobilnya dan memarkirkan mobil tersebut. Lalu Moza masuk kedalam toko bunga itu....
"Satria.." Sapa Moza.
"Za, kok kamu tahu aku disini?" tanya Satria.
"Gak sengaja lewat, lihat motor kamu didepan jadi aku parkir deh." sahut Moza.
"Oh gitu, habis dari mana?"
"Habis cari angin aja, kamu beli bunga buat siapa?" Tanya Moza.
"Buat almarhum mama."
"Sorry aku gak tahu."
"Gapapa Za, sekalian aku kasih tahu."
"Habis ini kamu mau ke makam mama kamu?"
"Iya Za, kamu mau ikut gak?" Ajak Satria.
"Boleh banget, tapi aku bawa mobil."
"Gapapa kamu ikuti aja motor aku dari belakang. Gak jauh kok dari sini."
"Oh yaudah, udah beli bunga nya?"
"Udah Za, itu lagi di bungkus sama pegawainya."
...Setelah itu, Satria pergi ke makam ibunya dan Moza mengikutinya dari belakang. Hingga sampailah di sebuah pemakaman mewah....
Satria menggandeng tangan Moza.
Sampailah di sebuah makam.
"Mam, this is for you. I hope you are calm and happy in heaven there." Ucap Satria.
Lalu ia menyimpan sebucket bunga yang ia beli, lalu mencium nisan makam tersebut.
"Mam, aku bawa seseorang yang spesial di hidupku. Setahun yang lalu aku berjanji akan membawa orang ini kesini, tapi saat ini aku memenuhi janjiku." Kata Satria membuat Moza tersentuh.
"Mama tahu, wanita ini yang aku mau sejak dulu. Hingga saat ini aku masih belum bisa mendapatkannya, tapi yang jelas saat ini aku sudah mulai dekat." Sambungnya.
...Moza merasa wanita beruntung yang dicintai sedalam ini oleh laki laki yang dari dulu ia tolak....
"Satria, maaf ya dari dulu aku selalu menghindar." Ucap Moza.
"Gapapa Za, justru aku senang karena kamu bukan wanita yang mudah mencintai laki laki. Nanti jika kita bersama aku yakin kamu akan setia." Kata Satria.
"Sekarang aku mau pacaran sama kamu."
"Zaa, kamu serius? Ini bukan karena kamu merasa kasihan kan sama aku."
"Nggak Satria, tapi memang aku belum bisa mencintai kamu sepenuhnya tapi aku akan berusaha. Dan kamu harus berusaha juga membuat aku jatuh cinta." Ucap Moza, lalu Gevan memeluk Moza.
"Makasih ya Za, aku seneng banget dengernya."
"Iya sat." Moza merasa pelukan yang diberikan oleh Satria tidak membuat getaran cinta di hatinya. Beda dengan pelukan yang di berikan oleh Stevan.
"Kayaknya gak tepat banget ya momennya Za. Kita pindah tempat yuk!"
...Satria mengajak Moza ke taman didekat pemakaman tersebut. Lalu ia duduk berdua di bangku taman. Tidak ada siapapun yang berada disana selain mereka berdua....
"Sat, maaf kalo boleh tahu mama kamu meninggal sudah lama?" Tanya Moza.
"Sudah dua tahun kepergian mama, saat dia sakit aku merasa dunia ku hancur. Dan saat mama meninggal pun aku merasa sudah tidak ada tujuan hidup. Sampah akhirnya aku melihat kamu saat pertama masuk sekolah, hingga saat kelas sebelas aku memutuskan untuk mendekati kamu dan seperti ada kehidupan lagi setelah itu." Satria bercerita panjang lebar.
"Pasti mama kamu sudah bahagia di atas sana, melihat kamu yang tidak terpuruk lagi. Aku berharap kamu bisa bikin bangga mama kamu disana, jangan membuat hal konyol." Kata Moza.
"Iya Za, bantu aku untuk menjadi lebih baik lagi." Satria menggenggam tangan Moza, lalu Satria mencium kening Moza.
Moza hanya tersenyum.
"Yaudah sat, aku pulang ya!"
"iya Za, hati hati dijalan ya."
"Iya sat, bye." Moza meninggalkan Satria sendiri.
...Satria tersenyum bahagia saat Moza setuju untuk mereka berpacaran, mengingat selama ini dia selalu gagal untuk mendekati Moza....
...Malampun berlalu, semua anggota keluarga Bram berkumpul untuk makan malam. Namun Lina tidak melihat keberadaan Stevan....
"Ver, kakak kamu kemana ya? Kok belum pulang."
"Gak tahu Bu, tadi sih kakak bilang mau ketemu kak Sarah." Sahut Veronika.
"Gak kok, kak Stevan ada di rumah ibu." Moza menimpalinya.
" Kamu tahu darimana Za?" Tanya Veronika.
"Umm, tadi kakak kabarin aku katanya malam ini dia tidur di rumah ibu. Yaa mungkin aja pulangnya malem ketemu sama Sarah nya" Moza mengalihkan.
"Gitu ya, tumben kakak gak chat aku." Veronika bertanya tanya.
"Yaa mungkin di kontaknya kan nama aku dulu huruf M kalo huruf V kejauhan." Canda Moza.
"Bisa aja kamu Za, yaudah gapapa kalian makan. Biar ibu nanti telpon Kakak kalian." Seru Lina.
"Gimana disekolah?" Tanya Bram.
"Gimana apanya pah?" Tanya Moza.
"Kalian main bareng gak?" Tanya Bram lagi.
"Iya dong, kan kita sekarang best sister." Moza merangkul Veronika.
"Hehe, iya om. Aku sama Moza baik baik aja kok. Bahkan kita sekarang semakin dekat." Kata Veronika.
"Syukurlah, papa khawatir jika kalian tidak saling sapa."
"Papa tidak perlu khawatir, kita baik baik aja kok." Moza berusaha meyakinkan.
...Mereka segera makan malam, setelah itu Lina membereskan bekas makan malam ini. Mereka memutuskan untuk tidak dulu menyewa jasa ART....
Lalu Lina menelpon Stevan.
Berdering...
"Hallo Bu,"
"Hallo Stevan, kamu lagi dimana?"
"Aku lagi di rumah Bu, kenapa?"
"Nggak, ibu khawatir aja sama kamu. Gimana Sarah? Katanya kalian jalan."
"Sarah akan pergi ke Jepang Bu untuk beberapa bulan. Jadi tadi kita menghabiskan waktu sebelum LDR."
"Gitu ya, nanti kamu pulang kesini gak"
"Gak tahu Bu, aku lagi males keluar. Kayaknya disini dulu deh."
"Yasudah, jaga diri kamu ya !"
"Baik Bu."
Lina mematikan telponnya.
"Gimana?"
"Stevan ada dirumah mas, katanya dia akan tidur disana."
"Yasudah, sekarang kita istirahat ya!"
"Iya mas," Lina dan Bram beristirahat.
Di Kamar Moza.
"Makasih ya Za, kamu sudah mau menjadi pacar aku."
"Iya sat, tapi untuk sekarang tolong rahasiakan hubungan ini dulu ya. Nanti kalo sudah siap kita akan publish."
"Iya Za, tapi kita tetap ketemu kan disekolah.*
"Yaa seperti biasa, tapi kita belum bisa terlalu dekat."
"Oke, jika itu yang terbaik."
"Iya sat."
"Aku boleh manggil kamu sayang?"
"Boleh dong sat, hehe."
"Yaudah deh.. Sayang."
"Iya sat, aku tidur duluan ya!"
"Iya sayang, selamat tidur ya cantik."
"Iya sat, kamu juga jangan begadang ya! Gak baik."
"Oke boss."
Moza menutup ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments