Episode 4

Pagi yang indah, hari ini rasanya semua masalah sudah selesai. Keluarga ini akhirnya lengkap.

"Good morning semua ... " Sapa Moza menghampiri meja makan.

"morning sayang," Sahut Bram. Kemudian Bram mencium kening Gauri.

"Pagi Moza, kita sarapan bareng ya!." Ucap Lina.

"Bu, kayaknya Vero pulang aja ya! gak enak disini takut ngerepotin kalian." Timpal Veronika.

"Gapapa sayang kamu juga boleh tinggal disini kok." Sahut Bram.

"Iya Veronika, sekarang kan kita udah jadi sodara." Ucap Moza.

Veronika hanya terdiam, lalu Lina menggenggam tangannya. Mengisyaratkan untuk mengiyakan.

"Yaudah deh, aku disini dulu." Ucapnya

Bram dan Lina senang mendengar jawaban Veronika. Lalu mereka sarapan bersama.

Disisi lain, Stevan berada dirumahnya sendirian. Ia merasa tidak enak badan, namun ia tidak berani memberitahukan siapapun. Termasuk ibunya.

Makan pun selesai, Veronika pamit untuk pulang dulu. Ia akan mengambil beberapa baju untuk tinggal disini.

"Bu, aku pulang dulu ya! Aku mau ambil baju baju aku beberapa. Kan aku gak bawa baju ganti." Ucap Veronika. Tak sengaja Moza mendengar percakapan itu.

"Kamu kesana naik apa? kamu telpon kakak kamu untuk jemput!."

"Gak diangkat Bu. Vero biar naik taxi aja."

"Maaf, sebelumnya aku denger kamu mau pulang dulu. Biar aku antar ya! Kan kamu mau balik lagi kesini." Usul Moza curi curi kesempatan untuk bertemu Stevan.

"Udah gak usah, gw bisa sendiri kok."

"Udah ayok! Gue ikhlas kok." Ucap Moza memaksa.

"Ni orang pengen banget nganterin gue." Batinnya.

Akhirnya Veronika bersedia untuk diantar oleh Moza, Walaupun ia sedikit memaksa. Tapi Moza senang, pasti dia bisa bertemu dengan Stevan.

Diperjalanan nampak hening, tidak ada obrolan apapun. Mungkin jika berada satu mobil dengan Stevan, Moza akan lebih bawel menanyakan hal hal yang gak penting.

"Ver, Lo mau kan sodaraan sama gue. Gue pengen banget punya sodara cewek, biar bisa curhat dan membicarakan hal yang gak bisa gue ceritain ke orang lain." Pinta Moza tulus dari hatinya.

"Dari awal gue gak bisa menerima pernikahan nyokap gue sama bokap loe. Tapi demi kebahagiaan nyokap gue udah mulai sedikit bisa membuka hati gue buat om Bram." Jawab Veronika dengan wajah menghadap ke kaca mobil.

"Percaya sama gue, bokap gue itu orang baik. Beliau pasti bisa membahagiakan Ibu, gue sendiri saksi hidup ayah. Bukannya gue membanggakan ayah, tapi itu memang adanya." Jelas Moza meyakinkan.

"Gue tau kok, Om Bram bisa bikin ibu bahagia. Tapi gue? Gue juga masih butuh kasih sayang ibu." Ucap Veronika meluapkan perasaannya.

"Veronika.."Moza menghentikan laju mobilnya.

Veronika menoleh ke arah Moza.

"Dengerin Gue, rasa sayang sama Lo ada tempatnya masing masing. Dilubuk hatinya yang paling dalam ibu sangat sayang sama Lo, setelah itu ada tempat lagi untuk Kak Stevan dan sekarang ada tempat baru lagi dihati ibu untuk ayah. Jadi Lo gak usah khawatir." Moza menenangkan Veronika untuk tidak takut akan berbagi kasih.

" Gue gak nyangka loh, Lo dewasa banget. Oke sekarang gue paham, Mulai sekarang gue mau jadi sodara Lo." Ucap Veronika tersenyum lebar.

"Lo serius? Aaaa gue seneng banget Ver." Moza memeluk Veronika.

"Jadi gini yaa rasanya punya sodara cewek." Batinnya, Veronika membalas pelukan Moza.

Diperjalanan Moza dan Veronika sekarang lebih berani untuk ngobrol satu sama lain. Sampailah dirumah Veronika.

"Kok sepi ya Ver, Kak Stevan kemana ya?." Tanya Moza sembari melihat lihat sekitar.

"Iya gue juga gak tahu, dari tadi gue telpon gak di angkat Mulu." Sahut Veronika membuka pintu. Ternyata tidak di kunci.

"Kayaknya lagi tidur ya."

"Gak mungkin, Kak Stevan selalu bangun lebih awal." Ucap Veronika, kemudian ia mencari Stevan di kamarnya.

Stevan nampak sedang tertidur dengan tubuh dibalut selimut tiga lapis, Veronika menyadarinya jika Stevan sedang tidak enak badan.

"Kak... Kakak kenapa?." Tanya Veronika, Moza mendengar itu langsung masuk kedalam kamar Stevan.

"Kakak menggigil Vero." sahutnya dengan nada pelan.

"Kak Stevan..."

"Kak Stevan demam Moza, Lo tungguin dulu kak Stevan ya. Gue mau cari obat dulu di bawah." Ucap Veronika, kemudian meninggalkan Moza dan Stevan berdua.

"kenapa Kakak gak bilang kalo kakak gak enak badan, tau gitu kemarin nginep di rumah." Ucap Moza, kemudian ia menggenggam tangan Stevan.

"Kak dingin banget." Kata Moza, ia menggenggam kedua tangan Stevan kemudian Moza meniupkan nafasnya agar memberikan sensasi hangat.

Veronika datang membawa obat, dan tak sengaja melihat adegan itu....

Episodes
1 Pertama bertemu
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Sarapan bareng pacar.
14 Sekolah lagi
15 Jebakan
16 cemburu
17 salah paham
18 Double date
19 Bioskop
20 Hanya ada aku dan kamu
21 NoVer (Gino dan Veronika)
22 tumbuh
23 Iya aku maafin..
24 Sekolah seru
25 Cerita anak anak sekolah
26 Tentang satria.
27 Satria PT 2
28 Jumpa pertama.
29 Berniat resign
30 Time
31 Hai nik.
32 Marhsa
33 sedikit tentang Vani
34 Sesakit itu.
35 Cantik
36 Berolahraga
37 Dinner
38 Om ku.
39 Teman lama.
40 Coffeshop
41 Episode 39
42 Episode 40
43 Episode 41
44 Episode 42
45 Episode 43
46 Episode 44
47 Episode 45
48 Episode 46
49 Episode 47
50 Episode 48
51 Episode 49
52 Episode 50
53 Episode 51
54 Episode 52
55 Episode 53
56 Episode 54
57 Episode 55
58 Episode 56
59 Episode 57
60 Episode 58
61 Episode 59
62 Episode 60
63 Episode 61
64 Episode 62
65 Episode 63
66 Episode 64
67 Episode 65
68 Episode 66
69 Episode 67
70 Episode 68
71 Episode 69
72 Episode 70
73 Episode 71
74 Episode 72
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 EPISODE 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pertama bertemu
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Sarapan bareng pacar.
14
Sekolah lagi
15
Jebakan
16
cemburu
17
salah paham
18
Double date
19
Bioskop
20
Hanya ada aku dan kamu
21
NoVer (Gino dan Veronika)
22
tumbuh
23
Iya aku maafin..
24
Sekolah seru
25
Cerita anak anak sekolah
26
Tentang satria.
27
Satria PT 2
28
Jumpa pertama.
29
Berniat resign
30
Time
31
Hai nik.
32
Marhsa
33
sedikit tentang Vani
34
Sesakit itu.
35
Cantik
36
Berolahraga
37
Dinner
38
Om ku.
39
Teman lama.
40
Coffeshop
41
Episode 39
42
Episode 40
43
Episode 41
44
Episode 42
45
Episode 43
46
Episode 44
47
Episode 45
48
Episode 46
49
Episode 47
50
Episode 48
51
Episode 49
52
Episode 50
53
Episode 51
54
Episode 52
55
Episode 53
56
Episode 54
57
Episode 55
58
Episode 56
59
Episode 57
60
Episode 58
61
Episode 59
62
Episode 60
63
Episode 61
64
Episode 62
65
Episode 63
66
Episode 64
67
Episode 65
68
Episode 66
69
Episode 67
70
Episode 68
71
Episode 69
72
Episode 70
73
Episode 71
74
Episode 72
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
EPISODE 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!