Brian mengantar Shisi sampai ujung jalan karena Shisi takut papanya marah kalau Shisi pulang di antar selain ojeg online.
Sepanjang jalan Brian tidak konsentrasi, wajah Shisi selalu terbayang.
"Bang Arben saja bisa menata hati untuk Dira. Masa aku tidak bisa mencoba memulai dengan Nuga?" gumamnya meyakinkan diri.
-_-_-_-
Mama Shila sudah mempersiapkan acara lamaran untuk Brian minggu depan. Ia mencontoh tindak tanduk Arben yang memperlakukan wanita dengan lembut meskipun tak sesuai dengan keinginannya.
Hari semakin malam. Arben dan Rival mendatangi Brian yang nampaknya sedang galau karena persiapan lamarannya.
"Ini demi kebaikanmu, dari pada kamu banyak bermain wanita" kata Rival.
"Apa papa dulu langsung mencintai mama setelah menikah?" tanya Arben yang sepertinya ikut galau.
"Nggak, hati papa masih kosong. Kenapa kamu tanya itu?" tanya Rival menatap bola mata Arben.
"Kamu pasti sudah paham lah apa sebabnya kenapa kita bisa sangat mencintai seorang wanita setelah menikah" kata Rival.
Wajah Rival mengambang tak paham maksud papanya.
"Apa maksud papa, setelah papa menikah.. papa bisa mencintai dua wanita sekaligus?" tanya Arben.
"Iya, karena keduanya sama-sama istri papa. Ini tidak bisa di bandingkan dengan perasaan mu dan Rissa yang tidak ada ikatan apapun" jawab Arben.
Brian termenung, dan mulai membuka hatinya.
"Papa hanya mau bilang, apapun perlakuan buruk mama terhadap mama Shila..jangan pernah kamu contoh. Kamu bisa belajar mengambil hikmahnya dan belajar dari kenyataan yang kamu lihat" pesan papa.
Tak lama pintu terbuka dan Lilan menangis menaiki tangga kamarnya. Hilman nampak berwajah geram dan kesal.
"Ada apa?" tanya Arben pada Hilman.
"Lilan pergi sama anak buah Abang ke puncak" ucapnya penuh emosi.
"Biar Abang yang tanya sendiri!" kata Brian sambil berlari menuju kamar atas.
#
"Buka Lilaan!!!!!" tegas Brian. Lilan pun membuka pintu kamarnya.
"Sama siapa kamu pergi?????"
Lilan menunduk takut. Sampai Brian mengulang pertanyaan nya lagi.
"Jawab!!!"
"Bang Bari"
"Bari siapa?????" tanya Brian tak paham.
#
"B*****t, Desta Jabari. Dia itu ganggu Dira juga. Mau mati dia rupanya" Arben yang sudah emosi langsung beranjak dari duduknya.
"Jangan main hajar" cegah Rival.
"Papa mau istri papa di ganggu orang????" tegas Arben yang membuat Rival tak bisa bicara apapun lagi.
Dira berlari menuruni tangga mendengar Arben yang berteriak marah.
"Ada apa bang??" tanya Dira.
"Pacarmu si Desta itu memacari Lilan juga. Kalian berdua itu sama-sama dungunya. Bodoh!!!!" bentak Arben memaki Dira hingga istrinya itu menunduk takut dan menangis.
"Arbeenn!!!!" tegur keras Rival pada putranya.
"Lihat saja kamu kalau masih berhubungan sama Desta. Nggak ada ampun buatmu lagi!!!" bentak Arben lagi.
"Abang!! Tahan bang! Lilan dan Dira ini nggak tau apa-apa" kata Brian mengingatkan.
"Astagfirullah.." Arben mengusap wajahnya, ia menyesal sudah membentak Lilan karena terlalu terpancing amarah.
Arben menarik Dira kedalam pelukannya dan mengusap punggung istrinya.
"Maafkan Abang ya sudah bentak kamu dek! Abang harap kamu ngerti alasan Abang marah"
"Apa Dira juga boleh marah saat tau Abang menemui Rissa di tempat karaoke hanya berdua? Ber chat mesra dan mengirim foto kebersamaan Abang dan Rissa." tanya Dira yang langsung melepaskan dekapan Arben dan langsung menaiki tangga menuju kamar atas.
"Apa benar itu Ben?" tanya Rival.
Arben tak dapat mengelak lagi dan mengakui semua.
"Iya pa, maaf!!"
plaaaaakk...
Rival menampar pipi Arben sampai sudut bibirnya berdarah.
"Papa sudah bilang jangan bermain api. Kamu nggak akan sanggup menahannya kalau sampai ini menggesek rumah tanggamu"
"Arben nggak akan temui Rissa lagi pa" janji Arben pada Rival. Papanya kemudian meninggalkan Arben. Brian menepuk bahu Abangnya memberi ketenangan disana.
***
"Berguling lagi!!!!!" Arben mengawasi Desta yang mendapat hukuman dari Arben.
"Beraninya kamu memacari istri Danki!! Lancang!!!" bentak Arben.
"Sudah bang!! Yang penting dia nggak ngotak atik istri kita sudah cukup" cegah Hilman yang melihat Desta bisa saja mati kelelahan menerima hukuman dari Arben.
Arben terhenyak mendengar perkataan Hilman. Bahkan ia sendiri belum tau apakah Dira sungguh 'bersih' atau tidak. Hatinya sungguh sakit dan tak sanggup membayangkan hal buruk yang mungkin saja terjadi.
"Kamu tangani sendiri!!" perintah Arben pada Hilman.
***
Saat makan malam di rumah, tidak ada pembicaraan antara Dira dan Arben. Mereka hanya diam. Apalagi Arben nampak kaku, dingin dan menyimpan wajah cemburu. Rival pun mengerti keadaan seperti ini karena pernah mengalaminya.
"Saya minta pertunangan di percepat pa!" pinta Hilman.
Melihat situasinya, Rival pun mengabulkan permintaan Hilman. Pria itu pun juga sangat tulus mencintai Lilan.
"Baiklah, dua bulan lagi ya" jawab Rival.
#
Dira menatap taman di belakang rumah melalui jendela kamar. Ia sangat sedih dengan semua yang ia rasakan saat ini. Tak mungkin juga ia katakan pada orang tuanya masalah Arben yang masih menemui wanita lain.
Mata Arben menyisir penampilan Dira dari ujung rambut hingga ujung kaki saat ia baru masuk kedalam kamar. Pakaiannya nampak berbeda dari biasanya. Pikirannya mulai berfikir macam-macam.
"Apa penampilan seperti ini yang sering kamu tunjukan pada Desta?? Begitu bersama Abang malah kamu pakai baju tawonmu itu" kesal Arben.
"Apa saja yang sudah kamu lakukan sama Desta??" Arben mendorong kasar tubuh Dira hingga istrinya itu terjebak di sudut kamar.
Arben semakin kesal melihat rok mini Dira yang sedikit tersingkap. Darah Arben merangkak naik tak bisa membedakan hasrat dan amarah yang memuncak dalam dada. Dengan kasar Arben membuka pakaian Dira Dira dan mencumbui Dira yang membuat Dira sangat ketakutan.
Dira berontak dan berteriak ketakutan. Brian yang sedang menonton TV bersama Lilan dan Hilman di ruang atas sampai kaget mendengar teriakan Dira.
"Dira kenapa bang?" tanya Lilan pada Hilman. Kekasihnya itu hanya mengulas senyum agar Lilan tidak panik padahal dirinya ikut tegang mendengar nya.
Tak lama Dira berhasil membuka pintu dan bersiap kabur, tapi Arben berbalik menarik Dira dan segera menutup pintu kamarnya. Arben pun sempat melihat Brian, Lilan dan Hilman yang ternganga melihatnya bersama Dira.
Brian dan Hilman salah tingkah sebab sempat tak sengaja melihat Dira sangat 'berantakan'
#
"Kamu tolak Abang tapi kamu bisa bebas liar sama Desta di club itu Dira??????"
"Nggak bang!! Dira hanya minum" jawab Dira dan terus meronta.
"Bohong!!!!!"
"Setelah ini Abang pastikan kamu lupa sama Desta" bentaknya kuat.
"Abaaaaaaaanngg"
#
#
Arben menjatuhkan badannya disamping Dira. Nafasnya masih tak karuan. Dira menggelinjang kesakitan meremas selimutnya.
"Dek.. sayang!!" Arben nampak cemas melihat Dira yang terlihat sangat kesakitan.
"Sakiiiiit" ucapnya lirih dan lemas.
Arben membuka selimutnya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Matanya pun terbelalak lebar.
"Astagfirullah hal adzim" pekik Arben kalang kabut. Arben segera memakai pakaiannya dan memakaikan pakaian Dira.
"Ma.. mama..." panggil Arben yang sudah tidak tau harus meminta bantuan siapa lagi.
Shila berlari naik ke kamar atas. Lilan gemetar mendengar Dira. Hilman menenangkan calon istrinya, sedangkan Brian merasa ngeri membayangkan perlakuan Abangnya pada Dira.
"Kenapa Ben?" tanya mama Shila.
"Ma.. Dira" Arben duduk lemas bersandar memejamkan matanya, tangan kirinya memegangi tangan Dira. Ia menggigit bibirnya mengurangi rasa panik dalam dirinya.
"Ya Allah Arben.. Dira kenapa nak" Shila tak kalah panik melihat banyak darah di ranjang Arben.
"Papa.. ini gimana pa?" Shila ikut lemas merangkul pinggang Rival.
"Arbeenn..." bentak Rival.
Brian mengurut pelipisnya, bergidik ngeri melihat Arben kalau sedang brutal.
-_-_-_-_-
Naura selesai memeriksa Dira di rumah. Tidak mungkin keluarga membawa Dira kerumah sakit karena akan sangat memalukan. Istri Arben itu sudah tenang dan sudah tidur.
#
plaaaaakk.. plaaaaakk.. plaaaaakk.. plaaaaakk.
"Papa tau rasanya cemburu. Tapi nggak gila gini Arben. Kamu kasar sekali!!" bentak Rival tak menyangka putranya baru melaksanakan kewajibannya hari ini dan itupun sangat kasar karena Arben sedang marah.
"Maaf pa.. Arben kelepasan" jawabnya penuh sesal dan tercekat.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Siti Aisyah
ya ampun pak tentara😬😬😬
2021-03-24
0
Adinda Wahyuni
panaaaasss eeuuyyy 🤭🤭
2021-01-16
0
Yanti WiyantiICU
ganasss bsnget arben😃
2021-01-15
0