Maafkan Nara ya karena beberapa episode harus di buat seperti ini 😬😬🙏🙏
🌹🌹🌹
"Abang habis ketemu Rissa?" tanya Dira.
"Nggak.." jawab Arben tidak ingin mengingat Rissa.
"Oohh.." Dira tanpa bisa berkata apapun, ini adalah kebohongan pertama suaminya.
***
Hari ini mama Shila mengajak Arben dan Dira menginap di rumah karena Lilan sedang berulang tahun. Hilman pun ikut di ajak juga. Karena anggota keluarga sudah banyak, jadi ulang tahun pun terasa ramai.
"Pa, boleh nggak kalau Hilman membawa orang tua untuk melamar Lilan Minggu depan? Hilman ingin segera menikahi Lilan setelahnya pa" tanya Hilman.
"Hah..!!"
"Uhuukk"
Reaksi keluarga begitu terkejut. Tapi Lilan malah santai saja.
"Baiklah kalau memang itu keputusan mu. Melamar boleh tapi menikah jangan. Kecuali Brian ikhlas di langkahi dan istri Arben segera hamil" tegas Rival.
Semua tatapan mata mengarah pada Arben dan Dira seolah menghakimi keduanya.
"Hmm..oke.. segera!!" senyum Arben tampak tidak pasti tapi tidak dengan Dira yang merasa sudah melaksanakan kewajibannya dengan benar.
"Nggak masalah kalau Lilan mau menikah duluan" kata Brian mengijinkan karena memang ia belum punya pacar. Tapi ada seorang gadis yang sedang ia incar di kampus Lilan.
"Brian, papa hanya tanya. Apa kamu mau berkenalan sama anaknya om Gandhi?" kata Rival menawari.
"Siapa???? Nuga????" tanya Brian.
"Iya, Nuga. Daripada kamu pacaran terus nggak ada benernya. Mending coba sama Nuga"
"Anak tomboi kurang ajar itu? Iihh..ogah" Jawab Brian bergidik malas.
"Brian.. dia baik lho" kata mama Shila. Begitu mama Shila yang membujuk. Brian pun langsung luluh.
"Ya sudah lah, apapun kata mama" ucapnya pasrah.
Shisi.. kenapa kamu selalu buat Abang rindu?
-_-_-_-_-
Dira duduk sendiri di ruang tv bagian belakang yang lebih sepi. Dira mengangkat telepon dari mama dan papanya.
"Makanya cepat kasih mama dan papa cucu. Sebentar lagi papa akan pensiun. Papa sudah terlalu tua dapat kamu dulu, makanya sekarang papa sudah pengen menimang cucu" kata papa Dira.
"Insya Allah pa, doakan saja" Arben menjawab pemintaan papa mertuanya selesai sholat malam.
#
"Bang, kira-kira Dira sudah hamil apa belum ya?"
Arben meneguk salivanya dan berpikir keras kata apa yang harus ia katakan pada istrinya.
"Nggak semudah itu, semua butuh proses" jawab Arben.
"Kita khan sudah dekat-dekat bang" tanya Dira dengan wajah polosnya membuat Arben menjadi tidak tega. Tapi jelas naluri nya sebagai pria semakin tertantang.
"Harus lebih dekat lagi. Seperti waktu kita mandi" ucapnya berbisik di telinga Dira.
Dira duduk lebih mendekat pada Arben lalu mengecup mesra suaminya itu.
"Sudah..!!" kata Dira.
"Bukan begitu, tapi begini!!" Arben menarik Dira kedalam pelukannya lalu sedikit mendorong Dira di sofa. Perlakuan Arben masih sama agar istri nya tidak kaget. Bahkan sekarang Dira sudah mulai sedikit menurut dengan perlakuannya.
"Abang lagi apa??" Sedang panas-panasnya perlakuan Arben, Imung datang dan membuyarkan konsentrasi Arben membuatnya kelabakan menutupi badan Dira yang sedikit terbuka. Dira pun terlonjak kaget hingga wajahnya memerah.
Rival pun yang berada di belakang Imung menggeleng geram.
"Apa kamu kekurangan kamar? Betulkan sarungmu itu!!! ada Imung" tegur Rival.
"Iya pa"
Brian tertawa terbahak melihat Abangnya terciduk saat akan 'apel malam'.
"Gagal nih yeeeee" ledek Brian semakin membuat Arben kesal.
#
"Ijin.. tadi ada paketan untuk pak Arben" kata seorang Pratu senior.
Arben menengok ke arah suara. Dira yang ikut melihat sampai terkejut dan mundur selangkah di belakang Arben saat tau yang mengantarkan paketan itu adalah Desta.
"Iya, terima kasih ya!" kata Arben, tanpa di duga Arben merangkul pinggang Dira dan mengecup sebelah alisnya membuat Pratu Desta jadi salah tingkah.
"Siap..!!"
"Ijin Danki.. ibu.. saya pamit ke pos" pamit Desta.
Arben mengangguk lalu tersenyum licik.
Jangan harap kamu bisa melirik istriku lagi.
-_-_-_-_-
"Ini apa Bang? kok seperti saringan santan" tanya Dira membolak balik kain di tangannya.
"Baju umpan" jawab Arben santai sambil menyikat sepatu PDLnya.
"Oohh ini"
"Ini apa?" tanya Arben bingung.
"Ya umpan ikan" jawab Dira.
"Terserah apa katamu lah. Yang penting kamu bahagia" kata Arben.
Dira menunggui suaminya sambil memeluk baju umpan itu hingga tertidur. Arben memperhatikan istrinya yang sekarang makin nampak begitu lugu.
Semoga suatu saat kamu mau memakai sesuatu di kotak itu selain baju umpan yang Abang belikan.
#
Arben mengangkat Dira sampai ke kamar. Ekor mata Arben melirik Desta yang memperhatikan ke arahnya.
"Pas sekali dia lihat, aku kerjai saja" batin Arben.
Disana Arben sengaja membangunkan Dira yang sedang mengantuk. Karena saat orang sedang mengantuk, alam sadar nya belum begitu sempurna.
"Kenapa Bang?" tanya Dira sambil menahan kantuknya. Dira yang setengah sadar, memeluk Arben.
"Nggak apa-apa, Abang mau cobain aja pelukan setelah nikah"
Dibawah sana terlihat Desta sangat tidak senang dengan apa yang dilihatnya.
***
"Ayolah bang, cepat lamar Nuga. Lilan mau cepat nikah sama bang Hilman" Rengek Lilan pada Brian.
"Kamu nikah aja, Abang nggak apa-apa" kata Brian.
"Tapi Dira belum hamil juga bang"
"Mereka menikah baru satu bulan Lilan. Sabar.. berdoa saja bulan depan Dira segera hamil" saran Brian menyemangati adiknya.
Brian tau Lilan begitu polos. Ia berpikir mungkin saja Abang Arben belum menyentuh Dira mengingat Dira dan Lilan sepemikiran. Brian tau betul papanya mengunci Lilan karena adik kecilnya itu satu-satunya anak perempuan papanya.
"Lilan mau paksa Abang supaya cepat punya anak" kata Lilan sambil berdiri dari sofanya.
"Eehh.. tunggu!! jangan begitu. Itu bisa jadi beban untuk Abang Arben. Beri mereka waktu berpacaran berdua. Abang sama Dira nggak pernah pacaran" cegah Brian.
"Ooohh..!!"
***
Brian melihat Shisi gadis pujaannya di kampus Lilan.
Ya Allah.. demi mama aku rela melepaskan pujaan hatiku. Aku ikhlas asalkan mama bahagia.
"Setiap hari Abang disini. Siapa yang Abang jemput?" tanya Shisi penasaran setiap hari melihat ada Brian di parkiran kampus.
"Lilan. Abang jemput dia" jawab Brian.
"Tapi Lilan baru saja di jemput temannya bang" kata Shisi.
"Siapa ya?" Brian heran karena Hilman hari ini keluar kota.
"Mungkin hanya teman bang, jangan cemburu"
"Nggak kok. Ngomong-ngomong kamu pulang sama siapa?" tanya Brian.
"Sendiri aja, naik ojek online"
"Oke, hari ini Abang bersedia jadi ojeg online mu" kata Brian.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Lia
seru...
2021-01-10
0
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Bom like mendarat kak, salam dari Sang Bukti Cinta, semangat 😊
2020-12-28
0
Ayu FazRina Satiasari
up nya yg banyak Thor🙏🏻🙏🏻🙏🏻
2020-12-17
1