"Ada apa itu?" gumam Arben memicingkan mata melihat keributan di meja sebelah timur. Arben langsung melompati panggung pelaminan dan menghampiri Brian.
"Kenapa ribut?" tanya Arben.
"Adikmu di siram nyi pelet ini" tunjuk Brian pada Sora.
"Kamu anak Danyon Batalyon Z khan?" tanya Arben memastikan.
"Iya bang" jawab Sora dengan bangga.
Sora melihat Dira yang berjalan menghampiri mereka.
"Waahh.. apa reaksi Carissa kalau tau pacarnya menikah dengan bocah macam ini. Kau tau bang?? Lilan dan Dira ini bodoh kuadrat. Apa tidak bisa Abang memilih wanita yang lebih konyol dari ini?" ejek Sora.
Para perisai dan pengawal lainnya sudah bergerak maju karena anak panglima di hina dalam acaranya sendiri. Tapi panglima mencegah semuanya. Ia percayakan semuanya di tangan menantunya.
Dira nampak santai dan malah menggamit manja lengan Arben, bahkan Dira menyandarkan kepalanya di bahu Arben.
"Tapi kamu nggak bisa khan nikah dapat yang tampan seperti suamiku" ucapnya dengan genit.
"Bocah ingusan. Berani kamu ya sama aku?"
"Memang situ makan emas sampai saya nggak berani??" ledek Dira memanasi hati Sora. Sebenarnya Arben gemas melihat tingkah kedua wanita yang kekanakan ini. Tapi Arben cukup bangga karena Dira tidak terpancing emosi.
"Asal kau tau ya. Suamimu ini masih kekasih sahabatku"
"Ingat kakak... hanya kekasih. Tapi aku istri lho" ucap Dira dengan sombong sambil menunjukan cincin kawinnya.
"Dasar bocaaaah" teriak Sora ingin menampar Dira tapi Arben mencegahnya.
"Ijin dulu sama pemiliknya sebelum kamu menyentuhnya" tegas Arben. Ia mendekap Dira dan menepis tangan Sora.
Arben menatap mata Brian.
"Matamu buta bisa memilih wanita macam dia? Selesaikan sekarang!!!!!" perintah tegas Arben pada Brian.
"Iya.." jawab Brian merasa bersalah.
Dira melepas dekapan Arben dan berjalan menuju meja pengantin. Arben tau sebenarnya Dira sangat marah dan terhina tapi Dira cukup tau diri akan hal itu mengingat jabatan papanya. Melihat istrinya tidak nyaman, perasaan Arben ikut tak menentu. ia pun menyusul Dira ke mejanya.
Arben menarik kursinya dan ikut duduk di sebelah Dira.
"Jangan cemberut lah dek. Bulu matamu sampai lepas itu lho"
"Siapa yang marah, perempuan seperti itu harus di beri pelajaran, sayang Dira pakai kebaya.. kalau nggak pasti Dira jotos perempuan itu" ucapnya tanpa melihat Arben.
"Ini khan hari pernikahan, harusnya kamu bahagia donk" bujuk Arben membesarkan hati istrinya.
"Abang bahagia?????" kini Dira menatap mata Arben. Pria yang kini sudah menjadi suaminya itu terdiam. Sesaat kemudian Arben tersenyum.
"Nggak ada alasan untuk Abang nggak bahagia. Bagaimana pun jalannya pernikahan kita, ini pasti yang terbaik" ucapnya.
Dira menahan air matanya sekuat mungkin berusaha menatap mata Arben. Namun pandangan Arben begitu kuat menusuknya.
"Jelek.." kata Arben.
Dira mengerutkan dahi.
"Dira sudah secantik ini masih Abang bilang jelek?" tanya Dira.
"Kalau begini saja sudah kamu bilang cantik, bagaimana jeleknya?" ledek Arben yang langsung pergi meninggalkan Dira yang masih terpaku sendirian.
Lilan menepuk bahu Dira."Jangan sedih Dir, Abang memang begitu. Berarti kata Abang.. kamu sangat cantik"
"Masa sich???"
"Heemb..." jawab Lilan mengangguk.
***
Malam ini Arben dan Dira pulang ke rumah orang tua Dira. Arben tau sebagai anak tunggal pasti Dira sangat berat jika harus ikut langsung dengannya. Maka Arben memutuskan untuk tinggal di rumah Dira sampai rumah dinasnya siap huni.
-_-_-_-
"Mandi dek, sudah larut malam. Biar capeknya berkurang" kata Arben.
Dira langsung melompat dari kasur dan memeluk Arben.
"Abang mau ajakin Dira?" tanya Dira berkedip.
"Nggak, Abang capek" ucapnya santai.
"Oke, Dira mandi dulu!!"
Dira berloncatan sambil bernyanyi menuju kamar mandi.
Maaf dek, Abang tau ini bagian ibadah kita tapi Abang nggak sanggup kalau harus mengkhianati Rissa.
Arben duduk sambil mengacak rambutnya. "Sekarang aku punya dua wanita yang aku jaga perasaannya. Bagaimana ini???" gumamnya.
#
Dira mengguyur dirinya di bawah shower. Ia meluapkan tangisnya disana.
Bang Desta, maaf Dira mengkhianati cinta kita.
Aaaggggghhhh....
Teriaknya membuang rasa sedihnya. "Dira lelah"
tok..tok..tok..
"Dek, kenapa kamu??" tanya Arben yang mendengar teriakan dari kamar mandi.
Dira segera mengusap wajahnya.
"Dira nyanyi bang" jawab Dira.
"Jangan lama-lama, nanti masuk angin"
#
Dira memakai sandal besar bermotif tawon senada dengan pakaian tidurnya, Arben ternganga melihat istrinya.
"Jangan-jangan isi lemari mu motifnya kebun binatang semua?" tegur Arben.
"Memang iya..." jawabnya bersemangat.
Arben menggeleng melihat penampilan Dira yang jauh di luar ekspektasi nya. Jika mata Arben dulu selalu segar melihat Rissa yang berpakaian sexy dan mengundang perhatian para pria, beda dengan Dira yang selalu memakai pakaian yang selalu kelebihan bahan.
"Naik kesini, Abang mau bicara" ajak Arben menepuk tempat disampingnya agar Dira duduk disana.
"Kenapa bang?"
"Kalau kuliah pakai baju yang sopan dan nggak mengundang pandangan buruk laki-laki. Kamu sudah punya suami"
"Iya bang, mana ada laki yang mau lihat Dira. Suami Dira aja nggak mau" ucap Dira santai tapi cukup menusuk hati Arben.
"Oya, katanya mau buat surat perjanjian?" tanya Dira.
"Nggak jadi" ucap Arben datar.
"Menurut Abang, kalau kita sudah menikah begini tapi masih mencintai pacar kita, itu benar atau salah?" tanya Dira.
"Salah" ucapnya tegas.
"Yang perlu kita lakukan adalah membiarkan apapun yang terjadi di antara kita berjalan secara semestinya. Tak perlu kita tolak agar rasa tumbuh karena terbiasa."
Dira mengangguk lalu menarik selimutnya. Arben pun menarik selimut yang sama. Walaupun cintanya masih sangat besar untuk Carissa, tapi ia pun juga harus sadar akan posisinya sebagai seorang suami. Meskipun masih berat untuk di lakukan, Arben mencoba mengecup kening Dira.
Istrinya itu hanya berkedip-kedip lalu memejamkan matanya.
***
Satu minggu berlalu. Tak pernah terjadi apapun di antara mereka.
"Semoga kita cepat dapat cucu ya ma!" kata pak Robert saat mereka makan bersama.
"Uhuukk.. " Arben tersedak mendengar permintaan mertuanya.
"Tenang pa, bang Arben sudah rajin cium kening Dira kok. Pasti Dira cepat punya anak" jawab Dira tersenyum bahagia.
Arben tak bisa menyembunyikan rasa malunya. Bisa-bisanya Dira membongkar urusan kamar mereka di depan orang tuanya.
"Yang sabar ya Ben.. Kamu paham khan dengan keluguan istrimu?"
"Iihh papa. Dira sudah dewasa"
Arben tersenyum sedikit melirik Dira.
Apa benar kamu sepolos itu dek? Lalu kenapa kamu ada di club malam saat itu??
***
Arben duduk mengamati Dira dan Lilan yang sedang duduk dan bercanda berdua di taman kampus. Arben duduk di mobilnya saat Brian menghampirinya.
"Menurutmu apa kamu percaya kalau Dira yang urakan dan kekanakan itu sebenarnya gadis yang polos?" tanya Arben tak melepas pangan dari Dira.
"Percaya"
"Dari mananya?" Arben tak percaya.
"Lihat saja, Lilan dan Dira sangat akrab dan cocok satu sama lain. Pastilah mereka sepemikiran dan saling melengkapi"
"Kalau memang begitu, kenapa Dira bisa ada di club malam itu. Mabuk sampai nggak sadar"
"Hanya ada dua anggota yang tertangkap basah di club. Abang dan Desta. Dira juga mengakui menyebut nama Desta setelahnya. Apesnya Abang yang celaka. Lagipula Abang sudah menikahi Dira, tentu Abang tau benar.. Dira lugu atau tidak. Kecuali memang belum Abang colek" kata Brian.
"Cckk.. kamu ini"
"Iya benar, Dira pernah menyebut nama Desta. Desta itu anggota kompi B atau bukan?"
"Iya, dia anggota Abang"
"Sialan.. ada musuh di balik selimut. Aku harus menanyai Desta kenapa sampai Dira bisa tidak sadar"
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Windarti08
polosnya Dira lebih parah dari mama Yaramu Arben... klo dulu kan Yara dan Rival udah sempat ciuman bibir dan dikira Yara bisa bikin hamil... lha Dira, hanya dicium kening udah kepikiran bisa cepet punya anak🤦♀🤦♀🤦♀
2023-05-29
0
Windarti08
hadeh Arben... knapa masih merasa mengkhianati Carissa sih? dia belum jadi istrimu dan dia sendiri yg nolak lamaran kamu.
klo dulu Rival merasa mengkhianati Yara saat menikah dengan Shila, karena Yara istrinya juga meskipun udah meninggal, lha ini Carissa aja bukan istrimu, dia juga sering merendahkanmu karena gajinya lebih besar dari gajimu
2023-05-29
0
Nur Rachmawati
aq suka anak2nya Pa Rival...kerennn2...
2021-01-11
0