17. Tangis dalam senyuman.

"Ijin Danki, ini ada kiriman makanan dari ibu" kata seorang ajudan.

"Terima kasih banyak. Tolong letakan saja di meja ya!" perintah Arben.

Brian masuk ke dalam ruangan Dira. dilihatnya wanita yang sudah menjadi kakak iparnya itu tergolek lemah dengan selang infus di tangan juga selang oksigen yang membantu jalan nafasnya.

"Bagaimana Dira Bang?"

"Belum ada perubahan. Masih demam, nggak mau makan" jawabnya Arben sedih.

Baru kali ini Brian melihat Abangnya begitu bersedih karena seorang wanita. Dulu saat berselisih dengan Rissa pun, Arben tidak pernah sampai seperti ini. Tapi sekarang Abangnya nampak kusut dan berantakan.

#

"Bang, perut Dira sakit" kata Dira sambil menggoyangkan tangan Arben. Suaminya itu tidur tertelungkup menemaninya di rumah sakit.

"Mana yang sakit?" tanya Arben sambil mengelus perut Dira. Meskipun badannya sangat lelah, rasa kantuk luar biasa menyerang nya, tapi tangan itu tetap mengusap perut Dira.

Dira melihat suaminya berkali-kali tertidur dan hampir terjatuh. Senyum terkulum bangga melihat sosok suaminya yang bertanggung jawab dengan keadaannya.

"Sekarang hanya Abang yang Dira punya" gumamnya sambil sesekali memercing kesakitan. Tak lama ia merasakan ada yang tidak beres pada tubuhnya. Semakin lama rasa itu semakin bertambah sakit.

"Bang, Dira nggak tahan sakitnya"

Arben pun akhirnya bangun dan mengecek hal apa yang membuat istrinya kesakitan.

"Yang mana sayang?"

"Anak papa jangan nakal ya! kasihan mama" ucap Arben pada anaknya di samping perut Dira. Arben sesekali ikut memercing melihat istrinya kesakitan.

"Lho dek!! Ini kenapa??" tanya Arben terbelalak melihat ranjang Dira.

#

"Ini hasil pemeriksaan istrimu Ben" kata Haris.

Tante Naura menepuk bahu Arben agar keponakannya bisa tenang.

"Apa ini Tante?" tanya Arben sesaat setelah membaca hasil pemeriksaan istrinya.

"Istrimu hamil BO ( Blighted Ovum ). Dan maaf ya Ben. Tidak bisa di pertahankan" jawab Tante Naura

Arben menelungkup semakin menggenggam kencang tangan Dira. Sudah kehilangan orang tua, harus kehilangan anaknya juga. Kiranya apa yang akan ia katakan pada Dira saat ia bangun dari tidurnya nanti.

Kini Arben begitu gelisah, kepalanya terasa berat. Rasanya ia tak sanggup menghadapi reaksi istrinya jika tau anaknya pun harus di ambil juga darinya.

"Apa nggak ada cara lain Tante? Dira bisa semakin tertekan"

"Nggak bisa Ben. Apa kamu mau mempertahankan anak yang tidak bisa berkembang?" tanya Tante Naura.

"Ya sudah Har, lakukan yang terbaik!" jawab Arben pasrah.

-_-_-_-_-

Dira berlari keluar dari ruang tindakan. Arben kelabakan mengejar istrinya.

"Dek, tunggu..!!" Arben ikut berlari hingga terpeleset di depan parkiran rumah sakit. Arben bangkit lagi dan menangkap pinggang Dira.

"Dira nggak mau bang! Ini anak Dira. Abang jahat!!"

"Sayang!! Maafkan Abang, Abang juga nggak ingin begini, tapi kita harus ikhlaskan. Anak ini belum rejeki kita sayang"

"Nggak mau!!!!" Dira terus meronta bahkan menendang-nendang namun sia-sia saja karena tenaganya tidak sebanding dengan Arben.

"Abang juga sedih harus kehilangan anak. Tapi apa yang harus kita lakukan kalau semuanya nggak mungkin lagi!!"

"Dira nggak mau kehilangan lagi bang. Jangan paksa Dira!!!!" teriaknya.

"Apa kamu nggak pikirkan bagaimana perasaan Abang? Papa mama juga orang tua Abang, Istri Abang sampai sakit seperti ini, di tambah lagi harus kehilangan anak Abang. Rasa sakitnya sama seperti yang kamu rasakan. Jangan tambah buat Abang sakit kepala dek!" ucap Arben mulai lepas kontrol.

"Nggak ada yang minta Abang untuk mengurusi Dira. Mau Abang tinggalkan Dira pun, Dira juga nggak peduli. Untuk apa Dira hidup? papa mama dan anak Dira pergi semua" Dira semakin berbicara asal karena kondisi psikis nya pun sedang tidak stabil saat ini.

"Sudah puas bicaranya?" Arben merendahkan nada suaranya.

"Yang di hadapanmu ini siapa? Kalau Abang niat tinggalkan kamu, sudah Abang lakukan dari dulu. Bahkan nggak sulit untuk Abang lari sama Rissa"

"Terus kenapa nggak Abang lakukan??"

"Abang nggak mau ribut, sekarang kamu harus segera dapat tindakan dek!!"

"Dira nggak mauuuu" karena Dira terlalu memberontak akhirnya dengan terpaksa Arben harus memukul sisi samping leher Dira.

"Maafin Abang dek!" Pandangan Dira berbayang, ia pun bisa melihat wajah kecemasan suaminya.

"Jangan ambil anak Dira bang!"

Arben merosot memeluk Dira. Laju air matanya sudah tak terbendung lagi. Sekuatnya Arben membuang tangisnya.

"Abang juga sedih dek, Abang juga kehilangan. Hati ini juga sakit Dira" Arben terus mengusap tak melepaskan Dira sedikitpun.

-_-_-_-

Dira berteriak di bawah alam bawah sadarnya. Arben yang bersandar di samping pintu ruang tindakan pun ikut gelisah. Tak lama ada dokter Ika dan dokter Haris keluar dari ruangan.

Haris menepuk bahu Arben yang sudah sangat berantakan.

"Istrimu aman, setelah ini mudah-mudahan segera dapat momongan lagi"

"Aamiin.."

Para perawat mendorong brankar Dira. Wajah itu begitu penuh beban, wajah seorang Nadira dalam kerapuhan tanpa di buat-buat.

#

Rival menegur kelakuan Arben yang sudah memukul Dira. Brian menenangkan mama Shila yang menangis di sofa ruang rawat Dira.

"Gila kamu Ben? itu KDRT!!"

"Arben juga nggak mau gitu pa, tapi Dira harus segera ditangani, saat itu Dira sudah pendarahan sedangkan Dira terus memberontak. Tolong papa ngerti posisi Arben pa!!"

Rival tak sanggup memikirkan hal ini. Jantungnya seakan tidak kuat jika ada hal yang menyangkut keluarganya.

"Kalian berdua seperti kaca diri papa sewaktu muda, tentang mama Yara.. tentang mama Shila. Kenapa segala tindak tanduk papa di masa yang lalu harus mampir pada kalian?"

"Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Opa dulu juga pernah salah. Kita semua pernah salah. Kita pria, kadang pikiran tidak sejalan dengan hati, sedangkan wanita bermain hati tapi terkadang kurang rasional dalam berpikir. Lebih baik kamu fokus pada Dira dan kamu Brian, ambil pelajaran dari setiap kejadian" kata Opa Randy.

"Abaang!!" Dira mulai siuman dan memanggil Arben disana.

#

Malam semakin larut, udara dingin dan sepi di nikmati Dira dan Arben hanya berdua saja.

Arben menghadapkan wajah Dira ke arahnya agar mereka bisa saling menatap.

"Kamu dan Abang masih muda, masih banyak harapan yang belum kita wujudkan"

"Kenapa Abang nggak tinggalkan Dira?"

"Karena hati Abang mengarahkan rasa ini untuk kamu...Istri Abang. Yang sudah memberikan segalanya untuk Abang"

Dira menatap bola mata Arben yang tersimpan luka sama besarnya seperti dirinya tapi suaminya itu tetap sabar.

"Dek, kita khan nggak pernah pacaran. Bagaimana kalau mulai sekarang kita pacaran?" tanya Arben.

"Pacaran bang??" Dira pun heran.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Devi Erawati

Devi Erawati

blm up lg thor

2020-12-22

1

Richa Riva

Richa Riva

knp blm up LG thor?

2020-12-22

1

Endang Daman

Endang Daman

lanjut dong💪💪💪💪💪

2020-12-22

1

lihat semua
Episodes
1 1. Melukai harga diri
2 2. Hukuman.
3 3. Berusaha mengenalimu.
4 4. Mencoba berteman dengan keadaan.
5 5. Hak dan Kewajiban
6 6. Rumah baru.
7 7. Sakit hati.
8 8. Lilan vs Dira
9 9. Terjadilah
10 10. Menunggu si buah hati.
11 11. Perjuangan seorang ayah.
12 12. Mencari perhatian.
13 13. Pertengkaran.
14 14. Hikmah
15 15. Ada Abang yang mencintaimu.
16 16. Demi istri tercinta.
17 17. Tangis dalam senyuman.
18 18. Canggung
19 19. Awal KKN
20 20. Lihat siapa aku!
21 21. Puma's Wife
22 22. Tanpa diduga
23 23. Hancur berantakan ( 1 )
24 24. Hancur berantakan ( 2 )
25 25. Hancur berantakan ( 3 )
26 26. Tenang.
27 27. Mendebarkan.
28 28. Sakit.
29 29. Sakit ( 2 )
30 30. Drama kembali KKN
31 31. Luluh lantah
32 32. Demi kamu istriku.
33 33. Menelan takdir.
34 34. Beri kesempatan kedua.
35 35. Perjuangan menghidupkanmu
36 36. Hampir saja.
37 37. Menuruti ngidamnya.
38 38. Kesayangan Bang Ben.
39 39. Perjuangan.
40 40. Yang tak terucap
41 41.Racun
42 42. Terasa
43 43. Tak peduli
44 44. Pilihan sulit.
45 45. Berjuang bersama.
46 46. Masalah keluarga
47 47. Butuh perhatian.
48 48. Sakit luar dalam.
49 49. Arti sebuah keluarga.
50 50. Dari pria menjadi ayah.
51 51. Pahit dirasakan.
52 52. Terlepas
53 53. Cinta dan kasih
54 54. Tidak cinta ya tidak begini.
55 55. Tak mudah memulai.
56 56. Pantang menyerah.
57 57. Karena ku punya rasa.
58 58. Harus dapatkan kamu.
59 59. Sebelum terjadi harus jadi.
60 60. Yakin ini terbaik.
61 61. Tiada tanding.
62 62. Kesal.
63 63. Demi mempertahankan kamu.
64 64. Nyaris.
65 65. Tidak ada kata menyerah.
66 66. Jangan sampai gagal.
67 67. Hanya kamu yang kucinta.
68 68. Detak Nadi ( 1 )
69 69. Mengganggu pikiran.
70 70. Tenang.
71 71. Jangan salahkan aku.
72 72. Hadiah untuk Dira ( 1 )
73 73. Sial??
74 74. Saat godaan datang.
75 75. Tegang.
76 76. Tak bisa menerka.
77 77. Meresahkan.
78 78. Emosi Bang Puma.
79 79. Suami Nadira Anjani.
80 80. Namanya berjuang.
81 81. Duo polos luar biasa.
82 82. Rahasia
83 83. Garis merah.
84 84. Tak ada kata lelah dan menyerah.
85 85. Selesai.
86 86. Misi
87 87. Tak menyangka.
88 88. Selalu cinta kamu.
89 89. Rendah diri.
90 90. Menahan sakitku untukmu.
91 91. Kabur
92 92. Belum rilex.
93 93. Nggak boleh gagal.
94 94. Siapa musuhku?
95 95. Pilihanku ada di hati.
96 96. Mengulang kehilangan.
97 97. Hancur.
98 98. Hancur ( 2 )
99 99. Asal kamu mencintai Abang.
100 100. Menarik perhatianmu cinta..
101 101. Menarik perhatianmu cinta ( 2 )
102 102. Menarik perhatianmu cinta ( 3 ).
103 103. Kejutan yang dinanti ( 1 )
104 104. Kejutan yang dinanti ( 2 )
105 105. Kejutan yang dinanti ( 3 ).
106 106. Kejutan yang dinanti ( 4 ).
107 107. Tak ingin pisah.
108 108. Titik rendah.
109 109. Hadiah sang kekasih
110 110. Istri kesayangan big boss.
111 111. Ini suaminya Nadira
112 112. Sikap keras.
113 113. Cinta mati.
114 114. Penyelesaian pertikaian ( 1 )
115 115. Penyelesaian pertikaian ( 2 )
116 116. Jika itu pintu surga
117 117. Persiapan
118 118. Tegas pada pilihan.
119 119. Harapan
120 120. Kangen.
121 121. Diraku yang rewel.
122 122. Tak bisa menutupi.
123 123. Ikut merasakan.
124 124. Berjuang.
125 125. Rindu di kalbu
126 126. Tau rasa.
127 127. Godaan dari bumil.
128 128. Lemang.
129 129. Kena semprot.
130 130. Burungnya Bang Arben.
131 131. Rewel lagi.
132 132. Sakit.
133 133. Segalanya tidak mudah.
134 134. Junior.
135 135. Hidup adalah perjuangan.
136 136. Salam cinta.
137 Pengumuman..
138 Pengumuman
Episodes

Updated 138 Episodes

1
1. Melukai harga diri
2
2. Hukuman.
3
3. Berusaha mengenalimu.
4
4. Mencoba berteman dengan keadaan.
5
5. Hak dan Kewajiban
6
6. Rumah baru.
7
7. Sakit hati.
8
8. Lilan vs Dira
9
9. Terjadilah
10
10. Menunggu si buah hati.
11
11. Perjuangan seorang ayah.
12
12. Mencari perhatian.
13
13. Pertengkaran.
14
14. Hikmah
15
15. Ada Abang yang mencintaimu.
16
16. Demi istri tercinta.
17
17. Tangis dalam senyuman.
18
18. Canggung
19
19. Awal KKN
20
20. Lihat siapa aku!
21
21. Puma's Wife
22
22. Tanpa diduga
23
23. Hancur berantakan ( 1 )
24
24. Hancur berantakan ( 2 )
25
25. Hancur berantakan ( 3 )
26
26. Tenang.
27
27. Mendebarkan.
28
28. Sakit.
29
29. Sakit ( 2 )
30
30. Drama kembali KKN
31
31. Luluh lantah
32
32. Demi kamu istriku.
33
33. Menelan takdir.
34
34. Beri kesempatan kedua.
35
35. Perjuangan menghidupkanmu
36
36. Hampir saja.
37
37. Menuruti ngidamnya.
38
38. Kesayangan Bang Ben.
39
39. Perjuangan.
40
40. Yang tak terucap
41
41.Racun
42
42. Terasa
43
43. Tak peduli
44
44. Pilihan sulit.
45
45. Berjuang bersama.
46
46. Masalah keluarga
47
47. Butuh perhatian.
48
48. Sakit luar dalam.
49
49. Arti sebuah keluarga.
50
50. Dari pria menjadi ayah.
51
51. Pahit dirasakan.
52
52. Terlepas
53
53. Cinta dan kasih
54
54. Tidak cinta ya tidak begini.
55
55. Tak mudah memulai.
56
56. Pantang menyerah.
57
57. Karena ku punya rasa.
58
58. Harus dapatkan kamu.
59
59. Sebelum terjadi harus jadi.
60
60. Yakin ini terbaik.
61
61. Tiada tanding.
62
62. Kesal.
63
63. Demi mempertahankan kamu.
64
64. Nyaris.
65
65. Tidak ada kata menyerah.
66
66. Jangan sampai gagal.
67
67. Hanya kamu yang kucinta.
68
68. Detak Nadi ( 1 )
69
69. Mengganggu pikiran.
70
70. Tenang.
71
71. Jangan salahkan aku.
72
72. Hadiah untuk Dira ( 1 )
73
73. Sial??
74
74. Saat godaan datang.
75
75. Tegang.
76
76. Tak bisa menerka.
77
77. Meresahkan.
78
78. Emosi Bang Puma.
79
79. Suami Nadira Anjani.
80
80. Namanya berjuang.
81
81. Duo polos luar biasa.
82
82. Rahasia
83
83. Garis merah.
84
84. Tak ada kata lelah dan menyerah.
85
85. Selesai.
86
86. Misi
87
87. Tak menyangka.
88
88. Selalu cinta kamu.
89
89. Rendah diri.
90
90. Menahan sakitku untukmu.
91
91. Kabur
92
92. Belum rilex.
93
93. Nggak boleh gagal.
94
94. Siapa musuhku?
95
95. Pilihanku ada di hati.
96
96. Mengulang kehilangan.
97
97. Hancur.
98
98. Hancur ( 2 )
99
99. Asal kamu mencintai Abang.
100
100. Menarik perhatianmu cinta..
101
101. Menarik perhatianmu cinta ( 2 )
102
102. Menarik perhatianmu cinta ( 3 ).
103
103. Kejutan yang dinanti ( 1 )
104
104. Kejutan yang dinanti ( 2 )
105
105. Kejutan yang dinanti ( 3 ).
106
106. Kejutan yang dinanti ( 4 ).
107
107. Tak ingin pisah.
108
108. Titik rendah.
109
109. Hadiah sang kekasih
110
110. Istri kesayangan big boss.
111
111. Ini suaminya Nadira
112
112. Sikap keras.
113
113. Cinta mati.
114
114. Penyelesaian pertikaian ( 1 )
115
115. Penyelesaian pertikaian ( 2 )
116
116. Jika itu pintu surga
117
117. Persiapan
118
118. Tegas pada pilihan.
119
119. Harapan
120
120. Kangen.
121
121. Diraku yang rewel.
122
122. Tak bisa menutupi.
123
123. Ikut merasakan.
124
124. Berjuang.
125
125. Rindu di kalbu
126
126. Tau rasa.
127
127. Godaan dari bumil.
128
128. Lemang.
129
129. Kena semprot.
130
130. Burungnya Bang Arben.
131
131. Rewel lagi.
132
132. Sakit.
133
133. Segalanya tidak mudah.
134
134. Junior.
135
135. Hidup adalah perjuangan.
136
136. Salam cinta.
137
Pengumuman..
138
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!