Sabrina akhirnya bisa bernapas lega, setelah Alex menjauh darinya, rasanya itu sangat menakutkan. Kejadian kelam itu kembali teringat saat Alex memaksa Sabrina untuk melayaninya.
Alex duduk di sofa, menyilangkan sebelah kakinya. Menyulut sebatang roko, mengepulkan asapnya keudara. Pikirannya gusar, permintaan sang kekasih meminta dinikahi masih terngiang ditelinga. Namun, ia juga tak sanggup jika diacuhkan oleh maminya.
"Eh, cupu! Apakah Mami mengatakan sesuatu kepadamu?"
"Tidak," jawab Sabrina dengan nada pelan.
"Baguslah, kemasi barang-barangmu. Kita akan pindah ke rumahku," titah Alex, mematikan rokonya dan keluar dari kamar.
Sedangkan Sabrina begitu gusarnya dengan perintah Alex yang akan membawanya pindah rumah, tandanya mereka akan hidup bersama di rumah tersebut. Dan apa jadinya nanti jika tinggal satu rumah dengan Alex? Ya, walaupun pria itu kini sudah menjadi suaminya. Sabrina merasa hidupnya akan semakin terancam, ia merasa nyaman tinggal di rumah ibu mertuanya. Karena ada yang melindungi ketika Alex bersikap buruk kepadanya.
"Mami, masa marah lama banget. Nggak kangen apa sama putra tampanmu ini," rayuan kembali terdengar. "Mi, aku bawa Sabrina ke rumahku, sekarang kita sudah resmi jadi suami istri. Ingat kesepakatan kita."
Tiwi tergesa membuka pintu, membuat Alex terjungkal kelantai. Ia meringis sakit, bibirnya mencium keramik.
"Syukurin!" cerca Tiwi berlalu pergi meninggalkan Alex, menuju kamar atas menemui Sabrina.
"Mami! Kenapa pergi?" Alex berteriak, masih duduk dilantai mengelus bibirnya yang terasa panas.
Tiwi membantu Sabrina berkemas, memasukan pakaian kedalam koper. "Ingat pesan Mami, jangan pernah biarkan Alex menindasmu. Kamu melawan untuk membela dirimu."
"Tapi ...."
"Nggak ada tapi-tapian, kamu harus melaksanakan pesan dari Mami."
Sabrina mengangguk mengerti. Mertuanya benar, ia tak boleh terus diam agar tak ditindas.
Alex sudah berada di dalam mobil, menunggu Sabrina yang masih berpelukan dengan Eis. Bibinya menangis melepas kepergian Sabrina, dan melafalkan doa agar rumah tangga Sabrina bahagia.
Suara klakson mobil kembali terdengar. Alex merasa bosan menunggu gadis itu yang masih berpelukan. Tiwi menegur Alex, kelakuan tak sabar putranya itu sangat menyebalkan.
"Hati-hati ya, Sayang." Lambayan tangan Tiwi dan Eis membuat Sabrina kembali menangis.
"Eh, cupu. Jangan sampai ingusmu itu mengotori mobilku."
Sabrina semakin kencang menangis, membuat mobil Alex berantakan dengan tisu yang Sabrina gunakan untuk menghapus air mata dan membersihkan ingusnya.
"Gadis jorok, apa yang kamu lakukan?" Alex merasa jijik bercampur emosi.
Sabrina tak peduli lagi dengan ocehan Alex, saat ini suasana hatinya benar-benar bersedih. Terlalu sedih, membuat Sabrina tak menyadari mobil Alex sudah berhenti depan rumah dua lantai bergaya minimalis.
"Turun, jangan lama-lama berada di mobilku. Nanti banyak kumannya."
Tanpa menoleh pada asal suara itu. Sabrina turun dari mobil Alex, terkesimanya Sabrina melihat rumah milik Alex yang begitu indah bagai istana dan sangat bersih. Rumah ini pasti selalu dibersihkan, apalagi terdapat taman bunga dan kolam renang dengan air mancur. Sangat mempesona menyejukkan mata.
"Aku sudah memecat asisten rumah tangga beserta tukang kebun, dan kamu yang akan menggantikan mengurus rumah ini. Untuk apa aku punya istri kalau malas-malasan."
Mulut Sabrina menganga sampai-sampai air liur hampir menetes. Matanya membulat sempurna, apa ia tak salah dengar? Membersihkan rumah sebesar ini, sendiri. Bisa encok pinggangnya nanti.
"Bawakan koperku ke dalam," titah Alex menuju ke rumah lebih dulu.
Sabrina menurut saja akan perintah Alex, seakan terhipnotis dan melupakan pesan yang sudah Tiwi ajarkan padanya. Melawan setiap perintah Alex yang menyusahkannya.
"Huh." Sabrina menghela napas berat, menghapus keringat dikening. Ia baru selesai membereskan pakaian ke lemari baju, dan sekarang ia harus membereskan baju dikamar Alex.
"Yang rapih, awas kalau sampai berantakan," ucap Alex pada Sabrina yang sedang melipat baju dan memasukkan ke lemari sang tuan.
Sedangkan Alex nampak bahagia mempunyai mainan baru, yang sepertinya akan jauh lebih menyenangkan. Alex kini merasa dirinya seorang raja, menyuruh Sabrina melakukan setiap keinginannya. Dan yang paling menyenangkannya adalah mengerjai gadis cupu, seperti yang sedang Alex lakukan saat ini.
"Ini terlalu manis, ganti!" bentak Alex.
Sabrina merasa letih, sudah kedelapan kalinya ia gagal membuat kopi untuk Alex. Di kerjai, sepertinya memang begitu. Sabrina pun membalas menjaili Alex.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Surati
ishhh Sabrina nih nyebelin. Ayo dilawan
2022-11-12
0
Rhiedha Nasrowi
kalo terlalu manis kasih garam biar asin😁😁
2022-05-05
0
Tiadayanglain
cewek nya kelewat oon
2022-04-19
2