"Apa? Jangan membuat lelucon." Karlina duduk disamping Alex, mencerna ucapan pria yang kini terlihat frustasi.
"Aku serius, Sayang." Alex mengusap wajahnya gusar.
"Ini nggak lucu Alex, kamu tega menghianatiku. Selama ini aku sudah sabar menunggu keputusanmu, tapi apa yang aku dapat sekarang. Hanya sebuah penghianatan." Karlina menangis merasa dihianati.
"Aku tak pernah menghianatimu, pernikahan ini tak pernah aku inginkan. Dan lagi Mami menikahkanku dengan gadis cupu."
Mendengar kata cupu. Karlina seketika tertawa, tandanya gadis itu bukanlah saingannya, kecantikan dan kemolekan tubuh hanya miliknya seorang. Pertanyaannya, kenapa Alex mau menerima gadis cupu itu? Apa gadis itu berlimpah harta? Karlina menjadi penasaran. Setelah menyekan air mata, Karlina kembali bertanya mengenai pernikahan Alex yang sangat mendadak.
Alex menelan salipanya kuat-kuat, tenggorokannya terasa kering. Harus dari mana dulu ia menjelaskan, pernikahannya adalah sebuah kecelakaan karena menodai seorang gadis. Gadis cupuk yang bukan levelnya sama sekali.
"Kenapa diam, aku tak sabar mendengar penjelasanmu."
"Kamu janji dulu nggak akan marah." Alex menatap lekat mata sang kekasih.
Menganggukkan kepala. Karlina berjanji tak akan marah lagi, karena gadis itu bukan lawan sepadan untuknya. Apalagi gadis itu cupu, pasti sangat jelek rupanya.
"Aku sudah menidurinya saat sedang mabuk." Alex memeluk kekasihnya, "jangan tinggalkan aku."
Karlina menghela napas berat. "Bagaimana rasanya gadis cupuk itu?" Karlina memberi tatapan kesal.
"Entahlah, aku terlalu mabuk waktu itu. Jadi tak ingat dengan rasanya."
"Bagaimana dengan bentuk tubuhnya, lebih seksi aku atau dia?"
"Jelas saja kamu, Sayang." Alex mendorong tubuh Karlina ketempat tidur. "Rindu."
Curahan rindu yang menggebu sedang terjadi antara dua pasangan dimabuk cinta itu yang seharusnya tak terjadi. Namun, Alex begitu candu pada kekasihnya yang memesona. Beberapa wanita yang pernah singgah, hanya Karlina yang menumbuhkan akan kecanduan dalam bercinta.
"Kamu terlalu seksi, Sayang. Aku ingin selalu seperti ini." Alex menyibak rambut tergerai yang menutupi pipi sang kekasih.
"Lantas, kenapa aku tak kamu nikahi?" Karlina mengelus dada berotot yang menjadi kesukaannya.
"Aku sedang berusaha membujuk, Mami," jawab Alex, tak yakin kalau Maminya mau merestui hubungannya dengan Karlina. Namun, ketidak yakinannya Alex tutupi dari wajah tampannya itu. Agar Karlina tak merasa kecewa.
"Aku tak sabar menunggu hari itu, menjadi nyonya Alexsander Wijaya."
"Sabar ya, Sayang." Alex mengelus rambut halus milik Karlina.
Suara getaran ponsel Alex terdengar diatas nakas, samping tempat tidur, menganggu keromantisan yang baru saja akan terjalin kembali. Dengan malas Alex membaca pesan tersebut.
[ Tuan muda, Mami menunggu di depan pintu apartemen ]
Mami! Alex meloncat turun dari kasur, memunguti pakaian yang berserak dilantai dan menuju kamar mandi. Betapa takutnya Alex saat mendengar kata 'mami' ancaman memotong pusaka berharganya masih terngiang ditelinga, dan ancaman itu bukan sekedar main-main.
Sebelum algojo datang menjemput, aku harus segera lari dari sini. Untungnya saja mami tidak menyusul kesini. Apa jangan-jangan ... ah, nggak mungkin mami berada di luar apartemen tempatku dan Karina. Bisa mati kalau gitu.
[ Tuan, Mami sudah mengetahui keberadaan Tuan muda ]
Pesan dari Rey lagi, benar-benar sial hidupku.
"Sayang, kenapa kamu begitu lama di kamar mandi. Ada apa? Jangan bilang lagi selingkuh sama si cupu lewat pesan." Karlina mengetuk pintu kamar mandi dengan kesal.
Alex keluar dengan baju yang sudah rapih, mengecup kening Karlina sekilas. "Aku harus pulang."
Karlina menahan tangan Alex. "Aku masih merindukanmu, bisakah kita makan bersama dulu disini." Karlina mulai merayu kembali.
"Tidak, Mami sudah menunggu depan pintu. Aku nggak mau kamu sampai kena masalah, dan Mamiku itu terlalu menakutkan."
Kenapa nggak cepat mati saja sih wanita tua itu, agar Alex bisa aku kuasai segalanya. Sepertinya ada yang harus secepatnya disingkirkan.
Alex mengibaskan tangan, menyadarkan lamunan sang kekasih.
"Pergilah, tapi kasih dulu cincin berlian yang tadi," pinta Karlina.
"Aku pikir kamu lupa."
"Nggak mungkin, yang ada kamu kasih si cupu, nanti."
Alex keluar dari apartemen Karlina. Ternyata benar yang dikatakan Rey, maminya datang. Dan auranya sangat menyeramkan, seperti dalam adegan film horor. Namun, ada untungnya juga, sang mami tak menyeretnya sampai masuk kedalam mobil.
"Mami, semakin cantik saja." Alex mengeluarkan jurus rayuan gombalnya sembari mengecup tangan maminya.
Bukannya menjawab. Tiwi malah menjewer telinga kanan Alex, terlalu geram yang Tiwi rasakan pada putranya itu.
"Sakit, Mi. Nanti telingaku copot bagaimana?"
"Biarkan saja, biar Mami ganti sama telinga Kambing sekalian. Sudah berapa kali Mami ingatkan, jangan pernah menemui wanita murahan itu lagi. Kamu sudah nikah dan punya istri, apa yang kurang dari Sabrina? Dia cantik, manis, baik."
"Tapi aku tak mencintai si cupu, Mi." Alex menggosok telinganya yang terasa panas. "Kalau menjewer telinga itu pelan-pelan, Mi." Alex masih bersikap seolah tak bersalah.
Tiwi mengertakan gigi, seandainya Alex itu adalah sebuah samsak, alat untuk olah raga tinju. Ia akan memukulinya sampai Tiwi merasa puas dan amarahnya tersalurkan.
"Rey, jalan." Mobil sedan silver itu melaju cepat sampai kerumah.
Tiwi keluar dari dalam mobil tanpa bicara sama sekali, emosinya benar-benar tak tertahan ingin segera diledakan. Alex mengekori Tiwi dari belakang, detak jantungnya berpacu cepat. Seolah akan mendapat rintangan yang menyulitkan didepan sana.
"Mi, jangan marah gitu dong," bujuk Alex.
Tiwi tak menjawab, membanting pintu kamar. Membuat Alex seketika terkejut dengan diamnya sang mami.
"Mami, buka pintunya. Oke, aku salah. Mami," pangil Alex menggedor pintu kamar.
Tiwi tak memberi respon juga, kini ia benar-benar marah. Perbuatan Alex kali ini menguras emosinya. Tiwi menangis, merasa gagal mendidik putra semata wayangnya itu.
Alex menatap tajam pada Sabrina yang baru keluar dari kamar, dikagetkan oleh sura dentuman pintu yang keras.
"Sini!" Alex menarik tangan Sabrina masuk kamar, menghempaskan tubuh gadis itu ke kasur, untungnya saja tempat tidurnya empuk, membuat tubuh Sabrina memantul. Namun tak membuat sakit.
"Kamu ngadu apa sama, Mami. Kenapa Mamiku bisa semarah itu kepadaku? Sampai-sampai mengacuhkanku, dan aku paling tak tahan jika Mami tak bicara seperti itu."
"A-aku, tak mangadu apa-apa sama Mami," bela Sabrina.
"Jangan berdusta, aku tahu seperti apa sikap gadis pemburu harta sepertimu. Heran, kenapa juga Mami bisa menyukaimu." Alex mengangkat dagu Sabrina, menilik wajah gadis itu cermat.
Seketika Alex terkesiap, melihat bibir Sabrina yang rasanya pasti manis sekali. Gadis ini juga memiliki mata indah, damai seketika memandang mata terang itu.
Tunggu! Gadis cupu ini berani menghipnotisku. Sial! Huh, sepertinya mataku bermasalah.
Alex mengucek matanya, menjauh dari Sabrina yang gemetar ketakutan. Tatapan Alex memburu seperti singa yang kelaparan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
lovely
dasar laki gila ada istri di rumah yg halal malah mau berzina dengan cewek jalang untung ktauan pleasee thour Sabrina pisain ma s Alex lucnutt 😠
2022-05-09
0
Rhiedha Nasrowi
terseponahh akuhh terseponahh 😂😂😂
2022-05-05
0
SᗩᖴI᙭ ᙅᗩᑎᗪᖇᗩ
mulai terpesona niyAlex
2022-03-17
0