" Azura...bangun....sudah jam 8 ".
" Iya om....".
Azura langsung duduk dan menguap, pandangannya masih kabur.
" Kau cuci muka dulu, aku akan menelfon pelayan untuk mengantarkan sarapan pagi kita ".
" Iya kak....aku ke kamar mandi dulu ".
" Hmmmm......".
Azura langsung pergi ke kamar mandi dan membasuh mukanya.
Awalnya ia ingin mencuci muka terus mandi, berhubung sudah jam 8 pagi jadi ia memilih untuk mandi.
Max sudah menunggu Azura keluar dari kamar mandi.
" Azura ngapain kok lama ".
Selang beberapa waktu pintu kamar mandi terbuka dan terlihat Azura mengenakan handuk dengan rambut yang basah.
Gleg...
Max menelan slavinanya dan langsung terkejut melihat Azura dengan tampilan rambut basahnya.
" Maaf kak...aku tadi mandi sekali, udah jam 8 soalnya, aku mau ganti baju dulu, masih ada baju kan...? ".
Max masih bengong menatap Azura tapi dengan tampang yang masih cool walaupun muka-muka bantal habis bangun tidur.
" Hello...kak Max...masih ada baju kan...? ".
" Owh...iya..cepat ganti bajumu terus sarapan pagi ".
" Yasudah...aku akan ganti baju dulu, kalau kakak Max lapar bisa langsung makan gak apa-apa ".
" Tidak, aku menunggumu ".
" Bentar ".
Ia langsung menuju kamar ganti dan bersiap-siap memakai baju, kali ini Azura tidak memoles wajahnya dengan bedak atau apapun, ia hannya menambahkan lipbalm di bibirnya.
" Ayuk om makan....".
" Hm....".
Max benar-benar terpesona berkali-kali dengan Azura, pagi inipun sama ...ia terpesona dengan wanita yang apa adanya dan tidak hoby dandan.
Ia tahu kalau Azura sebenarnya bisa dandan, tapi ia lebih memilih untuk berdandan saat ada acara saja.
" Kak....".
" Kenapa...? ".
" Aku jadi kesepian putri pulang kampung ".
" Ayahnya sakit, dia membutuhkan putri ".
" Emmmmm.. ".
" Kau bisa kesini atau kerumah kalau kau kesepian...nanti biar anak buahku yang menjemputmu ".
Tiba-tiba ponsel Max berdering.
" Aku angkat telfon dulu ".
" Iya...".
Max menjauh dari Azura dan pergi ke kamar ganti, ia tahu kalau Joni menghubunginya untuk memberi informasi yang sangat penting.
" Halllo ".
" Max....kita benar, dalang dari semua ini adalah Deni....dia merencanakan semua ini bersama kekasihnya, aku sudah menangkap Deni dan aku bawa ke ******* ".
" Bagus.....tunggu saja..aku akan kesana...bisa-bisanya dia melukai wanitaku ".
" Apa kau bilang...? ".
" Lupakan...kau jaga mereka jangan sampai lepas...aku akan kesana ".
" Baiklah ".
Kini Max keluar dan menghampiri Azura, raut wajah yang tidak seperti biasanya membuat Azura sedikit bingung.
" Kau tidak apa-apa...? ".
" Tidak....aku akan pergi sebentar, kau disini saja ".
" Aku pulang saja ya ".
" Kau masih mau pulang setelah kejadian tadi malam....! ".
" Tapi aku hannya tidak enak disini ".
" Diamlah...kau disini saja ".
" Kalau begitu aku ikut saja...aku bosan disini ".
" Jangan....! ".
" Ayolah ka...aku mohon...kau tega membiarkanku sendiri disini ".
" Azura ...aku harus pergi sekarang...ada sesuatu hal penting ".
" Kau lebih mementingkan urusanmu daripada aku ".
" Azura...bukan begitu...ish...kau ini....kau disini saja, aku tidak mau kau melihat semuanya ".
" Apa....? apa yang tidak ingin kalau aku melihatnya ".
" Aku ikut....aku mau ikut...kalau tidak yasudah...aku akan pulang sekarang ".
Ia langsung berdiri dan menuju pintu untuk keluar.
Kali ini Max diam karena pintunya hannya bisa di buka olehnya.
" Ayolah....kau diamlah disini,menurutlah padaku ".
" Kakkkkk ".
" Diam....! ".
Hiks...hiks....
Kini Azura menangis karena ia merasa kecewa dengan Max...kenapa ia selalu meninggalkannya sendiri.
" Maafkan aku ".
Max kini sudah memeluk Azura.
" Kenapa kau selalu meninggalkanku sendiri ....aku benci itu....".
" Baiklah...kau boleh ikut, berhentilah menangis ".
Tangannya mulai mengusap air mata di kedua pipi Azura.
" Kau ganti bajumu...".
" Aku seperti ini saja ".
" Ini terlalu biasa ....gantilah ".
" Baiklah..kau tunggu aku, kau tidak mandi...? ".
" Kau ganti baju dan aku akan mandi ".
" Baiklah ".
Kini mereka sama-sama sedang bersiap-siap untuk menuju tempat yang sudah Joni beritahu.
Max sejujurnya tidak ingin tahu ini semua, ia juga tidak ingin kalau Azura melihat sisi kejam dari Max.
Ia bahkan sudah menghabisi siapapun yang berurusan dengannya.
" Kita mau kemana om...? ".
" Kau nanti akan tahu, aku harap kau tidak akan marah padaku ".
" Baiklah...".
" Ayo....".
" Tunggu om...rambutmu itu berantakan yang samping "
Azura berusaha menggapai rambut milik Max akan tetapi ia tidak bisa karena Max lebih tinggi darinya.
" Kau menunduklah sedikit ".
" Baiklah ".
Laki-laki yang di depannya itu langsung menunduk mengikuti perintahnya.
Azura merapikan dan membelai lembut rambut Max.
Ia memegang pipi Max untuk menahan agar ia tidak banyak bergerak.
Deg...
Deg....
**Deg....
Deg.....
Kini jantung mereka saling** ****berdetak****.
Max menatap ke wajah Azura dengan tatapan yang tajam dan membuat Azura menelan slavinanya.
Dan untuk pertama kalinya Max langsung mendekap tubuh Azura dan mencium kening dan pipinya.
Azura yang mendapatkan ciuman dadakan dari Max langsung terkejut dan terpatung.
" Om ".
" Kau harus menjaga dirimu baik-baik...sebelum aku bersamamu ".
" Mangsutnya ....? ".
" Kita berangkat sekarang ".
.
.
.
Di mobil mereka saling diam sejak kejadian ciuman di apartement.
Biasanya Azura selalu berbicara untuk mencairkan suasana yang canggung, kini ia memilih diam.
Sebenarnya dia malu, kenapa dia menerima ciuman Max bukan malah menolaknya.
" Aku malu sekali, bisa-bisanya aku langsung hilang akan dan seolah menerima semua yang dia lakukan...ada apa denganku.
Ciuman itu, kenapa aku menyukainya...? Apa yang terjadi denganku....apakah karena dia sudah menolongku berkali-kali ...?
Om...kenapa kau melakukan itu, dan apa arti ucapanmu tadi ".
Azura hannya bisa berbicara dalam hatinya sendiri saat ini.ax masih fokus menyetir.
Mobil yang mereka tumpangi berjalan menuju sebuah ujung kota, disampingnya ada hutan dan di pojok depan sudah ada gedung tua dan lusuh Yaang sudah tidak terpakai.
" Kita mau kemana..? kenapa ketempat seperti ini ".
" Tunggu sebentar...".
" Baiklah ".
" Ayo....".
" Kita mau ngapain disini Om...? ".
" Ada sedikit urusan, tadi sudah ku bilang kau jangan ikut kan...? ".
" Tapi aku ingin ikut ".
" Yasudah...ayo...kau jangan melepaskan tanganmu ".
" Baiklah ".
Azura mengikuti max yang kini sudah mulai masuk ke dalam gedung, disana tidak terlalu gelap.
Azura melihat ada asisten Joni sudah ada disana, ia juga melihat beberapa orang yang tak lain adalah anak buah Max.
" Tangan mu dingin Azura...apa kau sakit...? ".
" Om..aku hannya takut ".
" Ada aku..apa yang kau takutkan..? ".
" Sebenarnya kita mau apa kesini ...? ".
" Kau akan tahu ".
.
.
.
" Max...dia sudah aku urus disana, non Azura...kau ikut kemari...? Max...? apa ini ".
" Jangan bertanya, dimana dia ".
" Ayo aku antar ".
mereka langsung menuju ke suatu ruangan, disana sudah ada laki-laki yang terikat dan meronta-ronta.
" Siapa dia ".
" Jon...kau awasi Azura ".
Kini Max melepaskan genggamannya dan langsung berjalan ke arah laki-laki itu yang tak lain adalah Deni.
" Kak...om Max mau ngapain...? kenapa kau tidak menyusulnya, siapa dia ".
"Max bisa mengatasi semuanya sendiri Azura ".
" Siapa laki-laki itu...? ".
" Dia orang jahat dan bejat yang sudah membuatmu hampir di perkosa kemarin malam ".
Azura terkejut dan langsung menutupi mulutnya.
" Dia.......? ,".
" Ya....dia bekerja sama dengan kekasihnya, dia juga dulu pernah berencana menabrak ibunya Max, untung Max langsung bergerak dan belum terlambat, kalau hari itu ia terlambat...ia sudah menjadi yatim piatu ".
Azura kali ini tidak dapat berbicara apa-apa, ia hannya tahu masalah yang sedang ia alami kemarin dalangnya adalah laki-laki itu.
" Hay...akhirnya kita berjumpa lagi ....harusnya dulu aku tidak melepaskanmu ".
" Cuih....kau menyukaiku seperti ini..apa kau laki-laki hah....!!! ".
" Tentu saja aku laki-laki, apa kau laki-laki yang tega menyuruh kekasihmu merencanakan semuanya pada kekasihku kemarin malam hah......!!!!!!! ".
Joni dan Azura yang mendengar perkataan itu langsung terkejut.
Senyum mengembang di sudut bibir Joni, ia tahu kalau Max saat ini sedang jatuh cinta.
Orang yang tidak pernah mengenal arti cinta, tapi sekarang ia sudah menemukan cintanya.
Azura hannya bengong mendengar perkataan Max.
" Kekasih....siapa kekasihnya...? siapa kak..? ".
" Kau...bukankah kau yang kemarin hampir diperkosa..."
" Aku........? ".
" Iya Azura...Max mencintaimu ".
" Tapi dia tidak pernah bilang padaku ".
" Ini kali pertamanya ia jatuh cinta selama 30 abat, bagaimana ia bisa mudah mengatakannya, kau tahu kan mangsutku ".
Azura hannya mengangguk.
Max melepaskan ikatan yang ada pada Deni.
Kini mereka saling berhadapan.
" Bagaimana..? ".
" Kau berani menculikku seperti ini...!!!! ".
" BUKANKAH KAU JUGA MENCULIKNYA DARIKU KEMARIN MALAM.....!!!! ".
Max langsung meluncurkan pukulan pada Dani.
Kali ini mereka saling memukul satu sama lain.
" OMMMMMMMM.......".
teriakan Azura saat Max mendapatkan pukulan dari Deni di pipinya.
Darah mengalir di sudut bibir Max.
" Kak...kau ngapain diam aja..bantu om Max....!!!! ".
" Biarkan saja...kau belum tahu siapa Max ".
" Ya Tuhan...bagaimana...dia terluka ".
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Jangan lupa like, coment, love, dan vote ya.
🙏🏻😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Ita rahmawati
thor...knpa msih di ulang² lg kt mangsut sm slavinany..kn udh di komen kmrin²...🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2022-10-14
0
Titin Pudyastuti
Figur Max di ceritakan spt kekar , berotot, jantan dan berkharisma bkn lelaki mandarin yg manis... jd gak nyambung cerita ma visual tokoh Max nya
2021-10-17
1
Cherly Febyy
Ini cewe nya kok rada oon ya..menyee bgt
2021-06-03
1