.
.
.
" dasar gadis tengil, ia kira kau siapa "
Max mencoba melepaskan pelukan Azura tapi pelukan itu semakin kencang.
Max terdiam sejenak, memandangi wajah gadis itu.
Melihat dengan setail dari ujung rambut sampai dagu runcing Azura.
" cantik "
Kata-kata yang tanpa sadar ia ucapkan.
Dipandanginya bibir mungil ranum milik Azura, Max menelan slavinanya.
Baru kali ini ia sampai menelan slavinanya di hadapan seorang perempuan, terlebih pada Azura saat ini.
Max merasakan ada yang menegang di bawah, dengan secepat kilat ia menarik tubuhnya dari pelukan Azura.
" SIALL.......!!!!! "
Azura yang kaget akhirnya terbangun dan masih membuka matanya dengan penuh, ia kaget melihat Max sudah ada di depannya.
"ommmmmmmm..... kau mau apa...!!! "
" emangnya aku mau apa hah...!!!! kau tadi yang memelukku, dasar gadis kecil "
" aku..."
azura malah mematung dan berusaha memikirkan apa yang barusan di katakan Max.
" om aku tidak memelukmu, kau jangan Ngadi Adi dech...."
" kau mana ingattttttt.... kau tidur dasar...!! "
Max berpura-pura membenarkan jas yang ia kenakan dan langsung saja pergi ke kamar mandi.
.
.
.
Max membasuh mukanya dan melihat ke arah cermin, sementara di bawah ada yang sudah menonjol dan meronta ingin keluar.
" Siallll....siallll....sialll...... ada apa denganmu max, bisa-bisanya kau nafsu melihatnya, lagipula dia sama saja seperti gadis lainnya...! "
Dibasuhnya lagi mukanya dan jemari itu menyibakkan rambut hitamnya kebelakang.
Max berusaha merilekskan dirinya adat yang di bawah kembali kimpes.
Sementara Azura masa bodoh dengan keadaan max dan peristiwa tadi, yang terpenting baginya ia tidak mengalami apa-apa.
" oh ya, ini jam istirahat, kenapa om pulang...? dan aku akan menghubungi putri "
Ia meraih ponselnya yang ada di meja dekat remote tv.
" hallo "
" hallo putri, put kau harus jelaskan semuanya....ada apa denganmu? siapa om max yang ku dengar kemarin? "
" iyaaa...aku akan menjelaskannya, aku ke balkon dulu "
" cepatlah....!!! "
" apa kau sudah makan? "
" agh....tidak usah menanyakan hal yang tidak penting, mana ada aku belum makan, aku baru mau menelfonmu ".
" owh...yasudah, aku kira kau belum makan ".
" cepatlah Azura......"
" apa...."
" kau mau aku cubit...!! "
" baiklah....sebenarnya aku sekarang ada di apartement put, lebih tepatnya apartement om max, aku juga tidak mengenalnya, hannya saja kejadian waktu aku pulang kerja kemarin dia menolongku, aku mohon kau jangan menceritakan pada siapapun, kau harus berjanji padaku "
" iya...aku berjanji Azura, lanjutkan...keburu bel berbunyi...cepett...."
" aku hampir di perkosa sama 6 preman waktu itu, aku takut put, andai kau tahu bagaimana keadaanku, bajuku robek dan pipiku lebam, bibirku juga terluka, aku benar-benar tidak bisa membayangkan andai malam itu tidak ada om max, ntah aku akan jadi apa...hikss....hiks..."
" ya Tuhan Azura.........kau serius....?? cup cup cup, jangan menangis, untung saja ada om max itu, bagaimana kalau tidak......harusnya kau putar balik lewat jalan lain ...".
" aku tidak kepikiran soal itu put, kau tahu kan aku panik, aku juga berfikir tidak akan terjadi apa-apa, aku benar-benar mungkin akan mati setelah kejadian itu out, tapi Tuhan mengirimkan om max untukku, aku berhutang banyak padanya"
" berarti...preman yang meninggal......."
teng
teng..
tenggg...
terdengar bunyi penanda kalau jam.istirahat sudah habis, putri merapikan kotak makan nya dan memasukkannya ke dalam tas.
" azura, aku mau kembali bekerja dulu, selepas ini kau pulang kan ke kontrakan, nanti aku menyusulmu, kau kabari aku saja ya...oke..."
" baiklah put...."
Tanpa Azura sadari ada sepasang telinga yang mendengarkan pembicaraannya dengan sahabatnya.
Max sembunyi di balik tembok yang memisahkan antara kamar dan balkon.
" curhatan anak labil...."
Ia menuju pintu mendengar bel berbunyi.
Pelayan seperti biasa mengantarkan makan siang hari ini karena max menghubungi bagi resepsionis.
Biasanya ia hannya meminta pihak apartemen mengirim makanan kalau ia sendiri yang menyuruh.
" azura...."
" iya om..."
" cepatlah...makan siang...! "
" iya om sebentar "
Azura langsung bergegas menuju meja makan dan menaruh ponselnya di ranjang.
.
.
.
" kenapa om.pulang cepat hari ini "
" kenapa? itu kantorku, terserah padaku lah...makanlah..."
" emmmmm...baiklah... kau makanlah juga om "
" aku juga mau makan, makanya duduk..!!! dari tadi aku menunggumu malah kau seenaknya membiarkanku kelaparan.."
" haaaaaaaaaaaa .... menungguku, ngapain menungguku, dia kan bisa makan sendiri, dasar om om gaje...."
Mereka berdua akhirnya makan siang bersama, hannya ada kebisuan di antara mereka.
Max sekilas selalu memandang ke arah Azura yang makan dengan lahap.
Ada sedikit senyum di sudut bibirnya, max merasa lebih tenang melihat Azura menikmati makannya, ia hannya tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya kalau tidak ada dirinya.
Max mengingat bagaimana dulu ia susah dan sampai sukses sekarang ini.
Ayahnya pergi meninggalkan ibunya karena himpitan ekonomi.
Mungkin sekarang ayahnya malu untuk menemuinya dan ibunya.
Max sangat membenci ayahnya, ia benar-benar masih ingat betapa sakitnya penderitaannya setelah di tinggal seorang ayah.
Max belajar sangat tekun hingga mendapatkan beasiswa dan prestasi yang sangat baik.
Hannya saja ia belum menemukan wanita tepat setelah perpisahannya dengan wanita matre itu.
" om....aku mau pulang..."
" bersiaplah, nanti aku akan mengantarmu pulang "
" makasih om "
Max hannya berlalu menuju kamar ganti untuk berganti pakaian.
Azura mengambil tas dan ponselnya, hannya itu yang ia bawa saat berada di apartement Max.
Ia memilih kemeja putih dan jaket abunya.
Max memakai pakaian yang santai dan tetap menampilkan karismanya.
Sementara Azura yang sedang duduk di tepi ranjang terkejut melihat Max keluar dari kamar gantinya.
Tanpa sadar ponsel Azura terjatuh kelantai.
" ya Tuhan....om Max tampan sekali...kenapa aku baru tahu kalau dia sangat tampan, tapi kenapa dia belum.menikah...? aku yakin kalau banyak wanita yang mau diluar sana.".
" ponselmu Azura..."
Azura masih mematung dan mengedipkan ke dua matanya berulang.
" aghhh....iya om, makasih..."
" lain kali hati-hati bagaimana kalau terkena kakimu ! "
" aku tidak sengaja om.."
" yasudah, ayo berangkat "
" baik om "
Azura berada di belakang max, seperti anak kecil yang sengikuti ayahnya.
Walaupun max berumur 32 tahun, tapi wajahnya masih terlihat sangat muda, bahkan banyak yang salah paham dengan umurnya karena tampang max yang begitu terlihat sangat muda.
Mereka sampai juga di lantai satu, hari ini adalah hari Sabtu, dan besok Max libur bekerja.
Azura masih berjalan sambil menengok kesana kemari dan tanpa ia sadari kehilangan jejak dari Max.
Azura bingung menengok kesana kemari.
" om...kau ada dimana "
gumamnya.
Ia masih menengok kesana kemari mencari keberadaan Max, kepala Azura sampai pusing karena sibuk mencari kesana kemari.
Sedangkan Max berada di resepsionis untuk keperluan pribadinya.
Max melihat Azura yang kebingungan hannya menggelengkan kepalanya.
" Dasar, aku disini saja dia tidak tahu "
Max berjalan menghampiri Azura, disisi lain karena hari ini weekend jadi agak padat karena letak apartement yang di samping pantai.
Azura hampir saja jatuh karena tersenggol seorang laki-laki yang sedang terburu-buru.
" ahhh....."
Shett.....
Dengan satu langkah lebar Max berada tepat di samping Azura dan langsung menggapai tangan Azura.
Azura langsung tertarik ke pelukan Max.
Bug....
Kepala Azura terbentur dada bidang Max, ia mencium aroma yang sangat harum di sana.
Karena Azura hampir terpental karena terbentur dengan dada Max, ia langsung meraih kepala Azura dan mendekapnya di pelukannya.
Mereka akhirnya berpelukan di depan umum, kejadian tadi benar-benar menguntungkan Max, bagaimana tidak...ia bisa memeluk gadis kecil yang berhasil membuatnya terangsang.
" hm...wangi sekali, siapa dia ".
Dengan pelan Azura berusaha melihat ke arah atas, ternyata ia berada di pelukan Max.
" lain kali hati-hati, aku sudah menyuruhmu mengikutiku bodoh...! "
" om ... aku tadi mengikutimu, tapi kau hilang tiba-tiba, aku jadi bingung dan kehilangan jejak...."
Max menggandeng tangan Azura dan lanjut ke tempat parkir mengambil mobilnya.
" sebaiknya seperti ini...! "
" baiklah...."
.
.
.
Setelah sampai dan masuk kedalam mobil, Azura hannya diam, ia masih merasa tidak enak atas kejadian tadi.
Max juga hannya diam dan menghidupkan mesinnya lalu melaju keluar dari area parkir.
" om..."
" hm..."
" apa kau tahu dimana tempatku tinggal? "
" tentu saja, kau tinggal di kontrakan daerah ********** yang tidak jauh dari tempat kau akan diperkosa kemarin...".
" oh..iya om "
Azura merasa sedih mendengar perkataan Max yang mengingatkannya kalau ia hampir saja diperkosa.
Max sadar dengan perkataannya dan merasa bersalah.
" apa yang ku katakan, harusnya aku tidak mengatakan hal itu "
Mereka hannya saling diam, sementara Azura menatap ke arah jendela memandangi jalanan.
Ia sedikit heran, sebenarnya Max ingin membawanya kemana, ini bukan jalan arah ia pulang, tapi ia berfikir positif...mungkin Max mengantarnya lewat jalan lain.
" om..."
" kenapa....? "
" kita mau pulang kan...?".
" tidak "
" om, kau mau membawaku kemana? "
" kau diam saja, apa kau tahu motormu kemarin sudah rusak ".
" benarkah? tapi aku pikir motorku masih bagus om "
" kau tidak percaya...? "
" ntahlah..."
.
.
.
Hampir 15 menit Max menyetir dan akhirnya ia membelokkan mobilnya di tempat dealer sepeda motor.
" om...kita ngapain kesini.....aku mau pulanggggg "
" bisakah kau tidak berteriak...? "
" aku mau pulang om...."
" turunlah ".
Mereka akhirnya turun, sementara Azura masih diam di depan pintu mobil.
Max menghampirinya dan langsung menggandeng tangan Azura.
" om aku tidak mau, mau apa kita kesini ".
" tentu saja membeli motor baru untukmu, apa kau pikir kita kesini mau makan !!! "
" om...ya tuhan...Azura tidak punya cukup uang, nanti biar Azura naik angkot saja kalau bekerja...."
" diamlah....!!!! kau bisa diam tidak Azura, telingaku benar-benar terganggu dengan omelanmu...!!! ".
" ommmm...kau benar-benar ".
" ikut aku dan jangan coba-coba melepaskan genggamanku, kau bisa merusak reputasi ku...!!! "
" terserahhh "
Azura akhirnya mengikuti max masuk kedalam.
Mereka berdua bergandengan tangan seperti layaknya kekasih, banyak yang terkejut karena Max datang dengan menggandeng seorang wanita.
" selamat siang tuan Max, ada yang bisa saya bantu "
Sapa salah satu karyawan di dealer tersebut.
" Carikan aku sepeda motor untuk wanita "
" mari tuan, ikut dengan saya, saya akan memperlihatkan beberapa motor koleksi kami "
" baiklah "
Mereka bertiga menyusuri beberapa motor, sementara Azura merasa tidak nyaman, semua menatapnya, ia menyunggingkan senyum sebagai jurus andalannya.
.
.
" siapa gadis itu, dia datang bersama tuan Max, dan tangan mereka bergandengan "
" ntahlah, selama ini aku hannya tahu kalau tuan Max tidak tertarik oleh wanita hahaha "
" hentikan bicaramu, dia bisa memecatmu dan membuatmu merana sampai ke akar-akar loe "
" iya kau benar, dia sangat tampan tapi kejam, aku masih penasaran siapa gadis yang dia gandeng itu "
Beberapa karyawan itu mengabadikan moment kali ini dan menfotonya.
.
.
.
" silahkan tua, anda bisa memilihnya untuk kekasih tuan..."
" baiklah, terima kasih "
" sepertinya dia memang kekasih tuan Max, buktinya ia tidak melakukan pembelaan apa-apa "
batin karyawan itu.
Sebelum Azura bicara yang tidak-tidak, max sudah sedikit meremas genggamannya memberikan pertanda kalau Azura harus diam kali ini.
" ini model Scoopy pengeluaran terbaru tuan, silahkan "
" ya...aku tahu, kau mau warna apa sayang...".
" haaaaaaaaaaaaa... sayang....? ingin sekali aku kotak kepalanya, lancang sekali ia memanggilku seperti itu , lihat saja apa yang akan aku lakukan.."
" ini bagus sekali sayang, aku menyukai semuanya "
Dengan manja Azura berpura-pura dan ingin mengerjai max.
" owh...dia berani juga "
pikir max.
" apa kau mau semuanya sayang...? aku akan mengambil semuanya untukmu "
Dengan mantap Max beralih merangkul pinggang Azura dan menariknya ke pelukannya.
" Wow...pemandangan yang mengerikan, aku tidak menyangka tua Max bisa bersikap seperti ini, beruntung sekali gadis ini, dia juga sangat cantik "
Sekali lagi karyawan itu hannya diam menikmati pemandangan yang langka hari ini.
" sayang...tidak perlu, kau hannya perlu membelinya satu saja untukku, itu sudah cukup ".
" baiklah....kau mau warna apa...? "
" aku kau warna merah sayang, aku suka warna merah "
Kali ini Azura mengucap dengan girang dan tanpa sengaja menikmati sandiwaranya memanggil Max dengan sebutan sayang.
" baiklah, aku mau warna merah, kau antar ke alamat ************** ".
" baik tuan "
Pelayan itupun pergi dan mengurus semuanya.
" sayang, tapi itu alamat siapa....? itu bukan alamat kontrakanku ".
Max hannya tersenyum tipis mendengar Azura tanpa sadar masih memanggilnya sayang.
" diamlah "
Selesai dari sana akhirnya Max mengantar Azura pulang, disana sudah ada anak buah Max dan monitor warna merah yang ia pilih tadi di dealer.
" makasih om..."
" untuk apa...? "
" motornya, aku janji akan menyicilnya dengan gajiku "
" tidak perlu, aku tidak akan menerima semua uangmu ".
" tapi ini sangat mahal om, bahkan lebih mahal dari motorku ".
" terima atau aku akan menyuruhmu tinggal di apartementku lagi "
" tawaran macam apa ini, semua hannya menguntungkanmu saja "
" hahahaha sudahlah, kau masuk "
Azura membuka pintu kontrakannya dan masuk kedalam, begitupun dengan Max yang ikut masuk kedalam kontrakan Azura.
Kontrakan itu lumayan, tidak terlalu kecil, sederhana, hannya saja di dalamnya cuma ada tv, almari dan kasur lantai yang tipis.
Max memandang sekeliling, ia merasa kasihan dengan keadaan Azura.
Lagi-lagi ia mengingat kejadian masa kecilnya dulu.
" om, kau duduk saja disini, nanti akau kan membelikan camilan untukmu ".
" tidak perlu, aku sudah menyuruh anak buahku membelikan makanan "
" terima kasih om, maaf kalau keadaannya seperti ini ".
" tidak apa-apa, apa kau tidur dengan kasur itu? "
" iya om..."
" aku akan menaruh tasku dulu "
" silahkan..."
Max masih melihat kesana kemari, ia tidak menemukan kelayakan di dalam kontrakan itu, menurutnya itu sangat buruk.
" Bagaimana bisa dia tinggal di tempat seperti ini, tidak ada apa-apa disini, ini buruk sekali "
.
.
.
.
.
🌺🌺🌺
jangan lupa like, love, dan votenya ya Kaka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Ita rahmawati
suka ciritany..tp visual cwony krg ccok mnurutku 😄
2022-10-13
0
Lidya Waney
harusnya jgn pake wajah Kim taehyung, jadinya kurang nyata krna diidolakan kaum wanita
2021-09-30
1
Mommy Gyo
3 like hadir thor mampir di karyaku cantik tapi berbahaya
2021-07-21
1