Beberapa menit kemudian saat ini Aziz mulai sadarkan diri.
''Aduh kepalaku sakit sekali...''
[Ting ~ Akhirnya Anda bangun juga, Tuan]
''Ah ini sungguh di luar akal sehatku, kurasa sebaiknya aku mulai merencanakan tujuan dan apa yang akan aku lakukan mulai dari sekarang...''
[Ting ~ Apakah Anda berniat mencari satu-persatu istri Anda Tuan]
''Hem... Kurasa iya, karena bagaimanapun juga mereka rela mati bersamaku, jadi aku harus mencari mereka bagaimanapun juga, meski itu sesuatu hal yang sangat sulit dan memerlukan waktu yang sangat banyak...''
[Ting ~ Tenang saja Tuan, saya akan selalu terus bersama Anda]
''Terimakasih system...''
[Ting ~ Sama-sama tuan]
''Baiklah system di mana saja Istriku yang tersisa saat ini...?''
[Ting ~ Di dunia ini atau lebih tepatnya di Bumi terdapat sepuluh istri Anda, di sembilan dunia lainnya masing-masing terdapat sepuluh istri Anda, jadi ada sepuluh dunia yang harus anda tempuh untuk mendapatkan kembali seratus istri Anda, yang mencintai Anda Tuan]
''Huh, bukankah itu terlalu banyak, tetapi jika memang mereka merupakan semua Istriku yang rela berkorban untukku, maka aku tidak masalah meski harus menempuh seluruh dunia dan alam semesta.''
''Baiklah di mana kesembilan Istriku lainnya yang berada di dunia ini system...?''
[Ting ~ Yang berada di negara ini hanya ada dua istri Anda, yang pertama sudah Anda nikahi tinggal satu lagi istri Anda, yang berada di negara ini, yaitu berada di Sumatra Tuan lebih tepatnya di Sumatra barat, Tuan]
''Oh, baiklah aku akan pergi ke Sumatra barat, tetapi sebelum itu aku harus mencairkan cek yang aku dapatkan ini.''
Setelah mengatakan hal itu Aziz segera bergegas mandi, selesai mandi ia berjalan menuju ke ruang makan.
Sesampainya di ruang makan Aziz melihat bahwa di sana tidak ada seorangpun, tetapi secara tiba-tiba saja muncul pria paruh baya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Joko Lian.
''Apakah kau sudah makan...?''
''Belum, karena itulah mengapa aku berada di sini.''
''Haha... Kau benar juga, baiklah ayo kita makan.''
Beberapa saat kemudian Aziz telah selesai makan, ia ingin bertanya kepada Joko mengapa di ruangan ini begitu sepi bukankah ini waktunya makan.
''Anu kenapa di tempat ini begitu sepi, apakah yang lainnya tidak ingin sarapan...?''
''Bukan, mereka semua sudah makan dari tadi sekarang mereka pergi karena memiliki urusan masing-masing.''
''Oh begitu, lalu mengapa anda masih di sini?''
''Aku, aku susah untuk bangun pagi-pagi, karena itulah mengapa aku baru sarapan sekarang.''
''Hm... Baiklah kalau begitu aku juga akan pergi, karena ada sesuatu hal yang harus aku urus.''
Setelah itu Aziz beranjak untuk pergi dari ruang makan tersebut.
(Bank)
Saat ini Aziz sedang berada di Bank karena ia ingin mencairkan cek yang ia miliki.
''Anu saya ingin mencairkan uang yang saya miliki, ini ceknya, saya akan ambil sepuluh juta tunai, sementara yang lainnya tolong transfer ke no rekening ini.''
(Note : Author belum pernah ke Bank ya guys, jadi maklum aja kalau hal ini salah, karena ini hanya dari imajinasi author saja) (^ ∆ ^)
''Baik Tuan, harap tunggu sebentar.''
Aziz duduk sebentar untuk menunggu cek yang ia miliki cair.
Beberapa saat kemudian nama Aziz dipanggil untuk mengambil uangnya.
''Tuan Aziz Septian.''
''Iya.''
''Ini uangnya Tuan, dan sisa uang yang lainnya sudah ditransfer, silahkan Anda lihat terlebih dahulu.''
''Baik.'' Setelah itu Aziz melihat uang yang berada di rekeningnya, saat uang tersebut sudah masuk ke rekeningnya, ia segera bergegas pergi dari Bank tersebut.
Beberapa saat kemudian, Aziz saat ini sedang berada tidak jauh dari bank sebelumnya, ia sedang memikirkan apakah ia langsung berangkat ke Sumatra atau izin dulu ke istrinya.
'Aku langsung berangkat ke Sumatra atau izin dulu, ya...?'
[Ting ~ Sebaiknya Anda izin dulu Tuan, agar nantinya tidak muncul sebuah masalah]
'Hm... Kurasa kau benar.'
'Baiklah aku akan pergi menuju ke... Istriku berada di universitas mana, ya. Aku juga tidak mempunyai no Handphonenya.'
[Ting ~ Istri Anda berada di universitas Langit Tertinggi, itu merupakan universitas kelas atas, yang hanya bisa di masuki oleh orang-orang kaya atau artis dan beberapa orang yang menggunakan beasiswa dengan nilai tertinggi saja yang bisa masuk, Tuan]
'Wow, ternyata Istriku memiliki status yang sangat tinggi, aku merasa diriku menjadi kurang pantas bersamanya.'
(Note : Status tinggi maksudnya adalah statusnya yang luar biasa atau golongan orang-orang kaya)
'Baiklah mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur, aku sekarang harus segera ke tempat kuliahnya.'
Setelah itu Aziz segera bergegas pergi menuju ke tempat istrinya berada.
Sesampainya di sana Aziz begitu terkejut, karena bangunan yang berada di depannya sangatlah besar dan begitu luas.
'System kau yakin bahwa ini universitas yang tadi kau bilang...?'
[Ting ~ Benar sekali Tuan]
'Gila...! Tempat ini sangatlah luas dan begitu indah.'
[Ting ~ Sebaiknya Anda segera bergegas untuk menemui istri Anda, sebelum ada lebih banyak yang memperhatikan Anda di sini, Tuan]
'Ah, benar juga.' Karena diperhatikan oleh banyak orang Aziz segera bergegas untuk menemui istrinya.
(Kantin, di Universitas Langit Tertinggi)
''Hei, Hana kau yakin menikah dengan suamimu saat ini...?''
''Iya emang kenapa.''
''Itu karena aku merasa kau tidak sebanding dengannya, dia itu hanya orang miskin dan wajahnya juga biasa saja, sementara kau itu cantik dan juga kaya, masa kau mau sih menikah dengannya...?''
''Aku setuju dengan yang dikatakan oleh Dinda.''
''Tuh, Mila saja setuju dengan perkataanku.''
''Kalian ini, aku yang memang ingin menikah dengannya, jadi kalian tidak usah bahas tentang hal itu lagi...'' Ucap Hana yang sudah bosan mendengar perkataan kedua temannya itu.
''Hana.''
Hana yang mendengar namanya dipanggil segera berbalik, saat ia sudah membalikkan badan sepenuhnya ia sangat terkejut, karena yang memanggil namanya adalah suaminya sendiri.
''Bagaimana kau bisa berada di sini...?''
''Ah, itu aku ingin mengatakan sesuatu, tetapi karena aku tidak memiliki no handphonemu, makanya aku langsung berangkat ke sini.''
''Oh begitu, jadi ada apa sampai kau harus datang menemuiku...?''
''Aku ingin mengatakan bahwa aku akan pergi ke Sumatra, selama beberapa hari karena ada kerabatku yang meninggal dunia, jadi aku ingin meminta izin kepadamu apakah aku boleh pergi ke sana.''
''Kau boleh kok pergi ke sana, aku juga akan ikut denganmu kalau begitu.''
''Eh, tidak usah lagi pula itu hanya sebentar saja, lagi pula pendidikanmu lebih penting daripada harus ikut denganku.''
''Tidak masalah aku bisa absen sebentar.''
''Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri lagi pula seperti yang aku katakan sebelumnya pendidikanmu lebih penting.''
________________<>________________
...Halo semuanya jangan lupa Klik Like+Comment+Rate+Favorite agar kalian tidak ketinggalan, sampai bertemu kembali....
...Oh ya Comment lah biar lebih ramai Spam juga boleh asal tidak berkata kasar....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dayat
jangan lah merendah kawan
2022-03-22
2
La Hija Apple Moon
blm apa apa uda mendasari pernikahannya dgn suatu kebohongan.... 😟
2022-01-05
3
Bang Oyiib
👣👣👣
2021-12-01
1