haii semoga berkenan di hati.
lanjut ya my lope lope...
wkwkwk
lanjut...
"Heii pembunuh kenapa bukan kau yang mati saja kenapa harus winda."Bentak Samuel sambil menarik rambut Hesti.
"Awww sakit tuan." lirih Hesti.
"Karena kamu hidup ku selalu kena sial, dasar wanita tak berguna." ucap Samuel sambil menyeret Hesti keluar dari dalam kamar tersebut.
Ia menyeret Hesti hingga ke depan dan menginjak tangan hmHesti, Samuel saat ini tengah di selimuti emosi yang tak bisa di kendalikan lagi.
"Wanita pembawa sial,sejak aku bertemu kamu hidup ku selalu sial."ucap Samuel sambil menarik Hesti agar berdiri menatap nya.Ia menarik rambut belakang kepala Hesti,hingga yang empunya meringis kesakitan.
"Wanita pembawa sial kenapa kau tak mati saja."hardik Samuel.
Entah kekuatan dari mana Hesti merasa emosi, mendengar perkataan perkataan Samuel yang menyakit kan seperti Ibu Tiri nya.
Ia melepas paksa tangan samuel dan menatap tajam kearah nya.
"Cukup cukup, apa kau bilang aku pembawa sial?Iya memang aku pembawa sial, puas kau kenapa tak kau bunuh saja aku!Aku juga tak mau hidup di dunia ini lag." Bentak Hesti dengan air mata yang mengalir di pipi nya.
"Bunuh aku, supaya aku menyusul ibuku dan tunangan mu agar kau puas."tambah nya lagi.
Samuel naik pitam karena Hesti membentak nya,ia pun menampar Hesti secara membabi buta.
plak
plak
plak
plak
Hingga Hesti pun jatuh tersungkur dan darah keluar dari sudut bibir nya,pandangan nya berkunang Hesti akhir nya jatuh pingsan.
Samuel yang belum puas menganiaya Hesti, meskipun ia pingsan Samuel menyeret nya masuk ke dalam kamar mandi dan menyiram nya dengan air dingin.
Ia keluar kamar mandi dengan masih menyalakan shower,tubuh Hesti menjadi pucat dan pipi nya membiru karena pukulan bertubi dari Samuel.
Tak lama Hesti merasa kedinginan, ia tak tahu sudah berapa lama ia berada di bawah guyuran air.Ia pun memaksakan diri keluar dari kamar mandi dengan tertatih.
Air mata nya tak henti mengalir, hatinya dan tubuh nya sakit entah sampai kapan ini semua akan di alami nya.
Ia naik ke atas ranjang tanpa mengganti pakaian nya, Hesti meringkuk di atas ranjang.Pipi nya sudah tak berbentuk lagi, bengkak dan membiru dan sudut matanya juga sedikit membengkak karena kena ujung jari besar Samuel.
" Bunda bawa Hesti, Hesti sudah tak kuat menjalani ini semua." lirih Hesti.
Tanpa pikir panjang Hesti berjalan ke arah dapur mengambil pisau dan kembali ke kamar nya,sesampai nya di kamar nya Hesti mengunci pintu ia duduk di atas ranjang dan sambil menangis.
Keputusan nya sudah bulat, ia akan mengakhiri hidup nya sekarang,Hesti memotong nadi tangan nya tak lama pandangan nya menjadi kabur dan ia pun pingsan.
Samuel yang sedang mencoba meredam emosi nya dengan minum alkohol di kamar nya terkejut,karena tadi ia membiarkan Hesti berada dalam kamar mandi dalam keadaan pingsan dan shower posisi menyala.
Ia bergegas kembali ke kamar Hesti dan mengecek keadaan nya,sampai nya di depan kamar Hesti ternyata pintu terkunci.Ia berpikiran pasti Hesti sudah sadar dan mengunci pintu nya.
samuel kembai ke dalam kamarnya dan mandi,ia merasa tubuh nya sangat lengket.Setelah selesai ia beranjak naik ke atas ranjang nya dan hendak tidur.
Namun hatinya merasa tak tenang seperti sesuatu akan terjadi,ia memastikan kembali sebenar nya apa yang di lupakan nya tapi seperti nya tak ada.Ia memaksakan mata nya untuk terpejam tapi tak bisa Samuel memutuskan bangun dan akan menyuruh Hesti menyiapkan makan malam.
Hebat kan Samuel, setelah menganiaya Hesti tanpa rasa bersalah tapi malah akan menyuruh nya menyiapkan makanan.
Ia menggedor kamar hesti agar Hesti bangun,namun nihil sama sekali tak ada suara yang keluar dari kamar tersebut.
Samuel yang tersulut emosi langsung mendobrak pintu kamar tersebut,netranya membulat manakala melihat keadaan di depan mata nya sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments