Calon mantu ganteng

"Via, ini minumnya ya. ya udah dimakan gih somaynya mumpung masih anget. Mau dikasih sambelnya tidak?" ucap Riri sambil menyuguhkan minum dan somay kepada Via

"Iya kak aku mau sambelnya yang banyak." jawab Via yang segera pengen melahap somay yang ada di hadapannya

"Jangan banyak-banyak ntar kepedesan!" seru Riri

"Tapi aku maunya yang pedes banget kak." Via yang sedikit agak manja

"Ya udah ini aku tuangin, masih kurang gak? Ni aku kasih punyaku." Riri yang sebenarnya gemes melihat Via yang hobby banget makan

"Boleh kak. Tuangin saja semua!" celetuk Via

"Hahh, yakin nih. Pedes banget lohh." ucap Riri namun tetap menuangkan semua sambel

Akhirnya tanpa aba-aba Via langsung menyantap somay super pedas karena ditambah dengan 2 bungkus sambel. Hanya hitungan berapa suap Via sudah kelihatan memerah bibirnya.

"Hahhh pedess pedess.. air mana air!" teriak Via sambil mengambil minumannya

"Ahhh, masih pedes. Kakak aku minta minummu." Via yang masih kepedesan langsung mengambil minuman Riri yang hanya tinggal separo botol kaleng.

"Haahhh... kakak masih pedes. Habis nih minumnya... hahhh haaahhh." Via yang masih mengipas-ngipas mulutnya dengan tangan

Riri yang melihat Via masih kepedesan lalu bergegas ke dapur mengambil minuman.

"Nihh, diminum!" ucap Riri yang membawa botol dan segelas air minum.

Viapun langsung mengambil minuman di tangan Riri dan meminumnya sampai habis.

"Sudah ku bilangkan sambelnya pedes." seru Riri

"Ihh, biasanya kalau aku beli somay, sambelnya gak pedes-pedes amat." sahut Via

"Ya udah sini punyamu!" seru Riri

"Pedes ini kak!" celetuk Via

"Sini punyamu aku campur punyaku biar gak pedes. " Riri yang menuangkan somay Via di piring yang juga dia bawa tadi terus dia tuangkan juga somay punyanya.

Setelah dicampur saos kecap beserta bumbu kacangnya Riripun menyantap somay itu. Setelah dirasa tidak terlalu pedas Riripun mulai berlahan melahap somay itu.

Ihh, kak Riri, kok dimakan. Terus aku makan apa dong?" gerutu Via

"Kamu masih mau?" tanya Riri yang diangguki Via

"Ya sudah sini aku suapin!" Riri yang mulai menyendok somay hendak memasukkan sendoknya ke mulut Via

"Tapii kak..." ucap Via yang ingin protes

"Buka mulutmu!" ucap Riri pula yang tidak mau dibantah

Akhirnya Viapun mau tidak mau membuka mulutnya. Sampai akhirnya karena enaknya disuapi dan menyuapi Via lupa kalau dia justru menghabiskan semua somaynya. Namun riri cukup senang karena dia sudah bisa sedekat ini dengan Via.

"Kak, kakak kenapa gak makan somaynya?" tanya Via dengan polosnya

"Ehmm, kamu kannn...! Ehmm kamu kan tadi habis kuliah pasti laper kan? Aku tadi dah makan lagian kalau bukan karena pesanan Vera aku ogah beliin." jawab Riri asal daripada malah nanti Via tidak enak hati, nanti mewek lagi

"Oya kok kak Andy di sini? Memang di rumah sakit siapa yang jaga kak Vera?" tanya Via

"Ehm katanya mamanya dah datang sih. Makanya Andy pulang. Pulang ke sini soalnya lebih dekat ke rumah sakit. Terus rencana kita mau jenguk sekarang. Ya udah yukk kita berangkat keburu malam." ucap Riri

Rumah sakit AA

"Tanteee!" seru Via

"Ehh ponakan tante apa kabar? Lama gak ketemu yahh. Tante kangen sama kamu Via." sahut mama Vera yang kemudian langsung merangkul Via

"Tante sih pergi-pergi mulu. Ehh om kemana Tante kok gak ikut?" tanya Via

"Om kebetulan lagi ada tugas dari kantor gak bisa dipending karena ada proyek. Mungkin besok atau lusa baru datang." jawab mama Vera

"O iya Via, kamu dapat salam lohhh dari Rian ponakan tante yang dulu pernah ikut main ke rumahmu. Katanya kapan-kapan dia pengen main. Kangen sama kamu. Ciee.. ponakan tante kayaknya sudah ada yang naksir." celetuk mama Vera

"Ihh tante apaan sih kita cuma teman kok." jawab Via sambil tertawa

"Teman tapi mesra juga gak papa kok? Tante dukung deh. Apalagi kan Rian itu orangnya cakep, baik, pinter, tajir melintir lagi hahahaha." mama Vera dan Viapun akhirnya tertawa bersama tanpa memperdulikan di sebelah Via ada seseorang yang mulai kepanasan bukan karena tidak ada AC nya namun kepanasan melihat sang pujaan hati malah asyik ngobrolin cowok lain.

"Ehemm... ! Mamaaa... Viaaaa!" seru Vera

"Sudah belum cipika cipikinya. Tidak lihat apa ada orang selain Mama dan Via di sini?" ucap Vera yang geram melihat Mama dan Via yang malah asyik ngobrol berdua

Mama dan Viapun spontan langsung diam. Hal seperti ini bukan untuk pertama kalinya terjadi. Memang mama Vera dan Via begitu dekat. Sebenarnya begitu juga dengan Vera dan Via. Namun Vera menjadi orang yang lebih tegas dengan Via. Sifat Vera memang menurun dari Papanya.

"Tante ini somay pesanan Vera tadi. Tidak tahu deh sama dokter boleh apa tidak. Yang penting dah dibeliin daripada rewel, hehe... ini juga buat tante juga." ucap Andy yang langsung mengisi keheningan sebelum suasana menjadi panas.

"Oh ya andy, terimakasih ya sayang. Kamu perhatian sekali dengan Vera. Maaf ya kalau jadi nyusahin kamu." ucap mama Vera yang selalu mengerti bagaimana cintanya Andy pada anaknya.

"Tidak kok tante. Lagian tadi itu yang beli Riri karena Vera maunya somay favoritnya. Kebetulan Riri jemput Via di kampus dan sekalian lewat gitu tante hee." sahut Andy sambil cengengesan melirik Riri

"Oya baik banget kamu Riri mau beliin somay untuk Vera. Terimakasih ya." ucap mama Vera menatap Riri

"Iya tante sama-sama." jawab Riri

"Mama, kenalin Riri ini pacarnya Via." celetuk Vera sehingga membuat mamanya langsung mengaga dan semua yang di tempat itu hanya saling pandang

"Ihh kak Vera tahu darimana lagi?" gerutu Via

"Ahh... masa? Beneran via? Sama babang tampan ini? Gak nyangka Via bisa dapat cowok cakep kayak Riri. Riri sadar kan ya suka sama Via? Gak merasa dipelet gitu?" ucapan mama Via yang akhirnya membuat semua tertawa

"Ihh tante apaan sih! Masa Via pake pelet. Ikan kali tante dikasih pelet, huhh." gerutu Via sambil mengerucutkan bibirnya

"Ihh ponakan tante main ngambek saja. Tante cuma bercanda kok sayang. Kalau tahu Riri ini pacar kamu ngapain tante jodohin kamu sama Rian. kalau sama Riri, Rian mah kalah telak. Tante pasti dukung kamu sama Riri. Tante kan juga senang punya calon mantu ganteng ganteng srigala hee." ucap mama Vera yang hobi mbanyol

Akhirnya merekapun ngobrol satu sama lain. Dan seperti biasa. Riripun juga kena berbagai wejangan dari Vera dan mama Vera soal hubungannya dengan Via. benar- benar keluarga yang posesif.

Episodes
1 Datang ke Kampus
2 Datang ke kampus2
3 Mencari Kos
4 Hari Pertama MOS
5 Awal Perkenalan
6 Hujan Deras
7 Biar aku yang tanggungjawab
8 Aku tahu Kau Mencintaiku
9 Kencan Berdua
10 Tolong jangan bilang
11 Siapa sebenarnya Cirril?
12 Kapan Jadiannya
13 Aku ingin mengutarakan isi hatiku
14 Brengsek
15 Marsha
16 Marah besar
17 Aku sayang kamu
18 I Love You too
19 Calon mantu ganteng
20 Jangan menggodaku
21 Kuliah apa Pacaran
22 Masa lalu kembali muncul
23 Jangan mematahkan hati
24 Kalau aku hamil
25 Rendy
26 Apa yang sebenarnya terjadi
27 visi dan misi
28 Minta maaf
29 Sebaiknya kita usut dulu
30 Identitasku disamarkan
31 Percaya sama aku
32 Tolong Via
33 Aku menyesal
34 Ikhlas apa nggak
35 Siapkan Pelatih
36 Masih Tahu diri
37 Mengaga Menatap Kagum
38 Miss you Baby
39 Tamat sudah hidupnya
40 Kado Perpisahan
41 Rasa rindu yang semalam menghilang
42 Aku mengaku kalah
43 Cinta pada pandangan pertama
44 Aku bakal punya pacar
45 Kenapa dia bisa ada di sini
46 Gara-gara kakak
47 Dia cemburu
48 Dari mata turun ke bibir
49 Senyam senyum
50 Kita diem-diem aja
51 Minta kepastian
52 Wisuda
53 Foto berdua
54 Marah
55 Patah hati
56 Dia pantas mendapatkannya
57 Kado
58 Pangeran ketemu Putri
59 Ulang tahun
60 Salah Paham
61 Kalau itu maumu
62 Pernikahan
63 Ngambek
64 Aku sudah punya mobil sendiri
65 Pindahan
66 Melepas Rindu
67 Kebersamaan
68 Hamil
69 Menangis
70 Kita Putus
71 Kamu cantik
72 Memiliki Perasaan Yang Sama
73 Siuman
74 Pernah Berteman
75 Menghilang
76 Bunga dan Surat
77 Aku Khawatir
78 Ada Yang Janggal
79 Tersenyum Puas
80 Vendra dan Andin bertemu
81 Temukan Cirril
82 Ini Jebakan
83 Cirril diculik!
84 Melepaskanmu
85 Biar Aku Saja
86 Menikah Dua Bulan Lagi
87 Lamaran
88 Pernikahan
89 Hamil
90 Lahiran
91 Ulang Tahun
92 Akhir
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Datang ke Kampus
2
Datang ke kampus2
3
Mencari Kos
4
Hari Pertama MOS
5
Awal Perkenalan
6
Hujan Deras
7
Biar aku yang tanggungjawab
8
Aku tahu Kau Mencintaiku
9
Kencan Berdua
10
Tolong jangan bilang
11
Siapa sebenarnya Cirril?
12
Kapan Jadiannya
13
Aku ingin mengutarakan isi hatiku
14
Brengsek
15
Marsha
16
Marah besar
17
Aku sayang kamu
18
I Love You too
19
Calon mantu ganteng
20
Jangan menggodaku
21
Kuliah apa Pacaran
22
Masa lalu kembali muncul
23
Jangan mematahkan hati
24
Kalau aku hamil
25
Rendy
26
Apa yang sebenarnya terjadi
27
visi dan misi
28
Minta maaf
29
Sebaiknya kita usut dulu
30
Identitasku disamarkan
31
Percaya sama aku
32
Tolong Via
33
Aku menyesal
34
Ikhlas apa nggak
35
Siapkan Pelatih
36
Masih Tahu diri
37
Mengaga Menatap Kagum
38
Miss you Baby
39
Tamat sudah hidupnya
40
Kado Perpisahan
41
Rasa rindu yang semalam menghilang
42
Aku mengaku kalah
43
Cinta pada pandangan pertama
44
Aku bakal punya pacar
45
Kenapa dia bisa ada di sini
46
Gara-gara kakak
47
Dia cemburu
48
Dari mata turun ke bibir
49
Senyam senyum
50
Kita diem-diem aja
51
Minta kepastian
52
Wisuda
53
Foto berdua
54
Marah
55
Patah hati
56
Dia pantas mendapatkannya
57
Kado
58
Pangeran ketemu Putri
59
Ulang tahun
60
Salah Paham
61
Kalau itu maumu
62
Pernikahan
63
Ngambek
64
Aku sudah punya mobil sendiri
65
Pindahan
66
Melepas Rindu
67
Kebersamaan
68
Hamil
69
Menangis
70
Kita Putus
71
Kamu cantik
72
Memiliki Perasaan Yang Sama
73
Siuman
74
Pernah Berteman
75
Menghilang
76
Bunga dan Surat
77
Aku Khawatir
78
Ada Yang Janggal
79
Tersenyum Puas
80
Vendra dan Andin bertemu
81
Temukan Cirril
82
Ini Jebakan
83
Cirril diculik!
84
Melepaskanmu
85
Biar Aku Saja
86
Menikah Dua Bulan Lagi
87
Lamaran
88
Pernikahan
89
Hamil
90
Lahiran
91
Ulang Tahun
92
Akhir
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!