Sesampainya di rumah Riri tidak bisa tidur sama sekali. Dia hanya berguling ke kiri dan ke kanan. Dia selalu kepikiran dengan Via. Ada rasa takut di hatinya jika Via malah berpaling darinya karena sikap Marsha kemarin.
"Apa yang harus aku lakukan.. shiitt semua gara-gara Marsha. Apa yang sudah kamu lakukan pada Via?!" gumam Riri
Kemudian Riri beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil hp nya untuk chat Via. Namun setiap chat Riri tidak dibalas satupun padahal jelas terlihat chatnya sudah dibaca penerima pesan.
"Argghhh... siaaaall! Gue sudah bersusah payah ajak jalan dia seharian malah jadi begini." Riri yang mulai mengepalkan tangannya
*B*ro, dimana loe?
^^^*G*ue sekarang di rumah karena Via yang jaga malam, besok pagi gue ke sana lagi^^^
*O*hh.. gimana keadaan Vera daann... Via?
^^^*V*era tadi dah bisa tidur kok. Memang mungkin butuh waktu lama buat penyembuhan. Yang penting bagi gue Vera bisa sembuh itu sudah cukup. Besok orang tuanya datang. Jadi tergantung dari mreka. kalau Via ehmm.. ?^^^
*V*ia kenapa,bro? Apa dia masih nangis?
^^^*A*da yang pengen gue ceritain sama loe bro^^^
*A*pa?
^^^*V*ia tadi malam curhat sama Vera^^^
*C*urhat apa?
.....
Kemudian Andypun menceritakan ketika dia hendak tidur dia mendengar Via menangis. Saat mau bangun Vera ternyata sedang mengintrogasi Via. Andy akhirnya tidak jadi bangun dan berpura-pura tidur karena Via mulai menceritakan bagaimana perlakuan Marsha di toilet. Bagaimana dia menjambak rambut Via, mengata-ngatai Via j****g dan mengancam Via. Marsha yang mengatakan kalau Riri suka sama dia, sering jalan dengannya.
******* ! kurangajar Marsha!
Andy, sudah cukup gue diemin Marsha!
Loe siapkan operasi!!!
DEGG
"Operasi?!" gumam Andy
ttuttt
"Baru kali ini gue lihat dia marah besar. Tamat riwayat loe Marsha!" lirih Andy setelah tahu Riri memutus sambungan telepon
"Halo, siapkan operasi! Besok pagi semuanya harus diserahkan ke saya. Saya mau sedetail-detailnya!" ucap Andy dengan orang di seberang sana
Pagi hari...
"Kakak, aku pulang dulu ya karena aku ada kuliah pagi?" ucap Via sambil merapikan isi tasnya
"Iya, tidak apa-apa dek. Andy juga dah otw kok. Nanti siang juga Mama datang ke rumah sakit. pagi ini mama baru siap-siap dulu." jawab Vera
"Oke kak. baik-baik ya!" ucap Via berpamitan keluar ruangan
Ketika sampai di depan rumah sakit. Sebuah mobil menghampiri Via. Via yang menunggu ojek online memang terlihat memantau melihat layar hp nya. Sampai tidak menyadari kalau seseorang mendekatinya.
"Via, ayo ikut aku, aku antar kamu!" Riri yang langsung menggandeng tangan Via selepas keluar dari mobil
"Arhhh, kak Riri!" Via yang terkejut melihat Riri datang dan langsung menggandengnya ke mobil
"Tapii.. kak akuu..! seru Via berusaha berbicara dan menghentikan Riri
"Cancel saja... !" dengan nada tidak bisa dibantah
"Kakak, ojolnya sudah di depan sana!" Via yang merasa tidak enak dengan ojol yang sudah berhenti di belakang mobil Riri
"Pak, maaf ya kami akan cancel. Ini uang tips buat bapak. Anggap ganti rugi dari kami. " Riri yang masih menggandeng tangan Via kemudian berhenti di samping Bapak ojol sambil memberikan berapa lembar uang
Bapak ojolpun hanya terbengong sesaat dan begitu saja menerima uang tersebut yang jumlahnya berkali lipat dibanding yang seharusnya dia terima. Sedang Riri dan Via langsung pergi dan masuk ke dalam mobil.
"Sudah dicancel, Via!" nada Riri yang masih tidak bisa dibantah
"Ehh.. ehmm iya kak sudah." jawab Via yang bingung antara masih ingin marah tapi melihat sikap Riri yang seperti ini membuat Via menciut
"Aku antar kamu ke kos lalu ke kampusmu. Kamu nanti masuk jam 9 kan? Jadi kita masih ada waktu 2,5 jam. Kamu siapkan dulu keperluan kamu kuliah nanti habis itu kita pergi dulu. Temani aku sarapan." ucap Riri sambil menyetir mobil tanpa menatap Via
"I-iya kak." ucap Via lirih karena sekarang dia merasa sedang dikawal yang harus menurut tidak bisa dibantah
Setelah 15 menit sampailah mreka di depan kos Via. Riri memarkirkan mobilnya di tepi jalan depan kos Via karena halaman rumah kos Via tidak begitu luas.
"Aku tunggu 20 menit ya. Siapkan barang-barangmu. Kita akan langsung pergi." ucap Riri sambil melepaskan sabuk pengaman Via
"Hahh...! 20 menit? akhh.. umm.. " Via yang hendak menggerutu karena sepagi ini tiba-tiba dia harus menuruti semua permintaan Riri
"Untung tadi aku sudah mandi, karena badanku lengket semalam tidak mandi. Huhh.. padahal sebenarnya aku ingin mandi lagi biar segerr... tapi 20 menit mana cukup. hhuuhh!" gerutu Via sambil berjalan ke kamarnya
Didalam kamar Via kemudian langsung menyiapkan buku-buka kuliah hari ini dan kemudian dia memoles wajahnya dan berganti baju karena dia tidak membawa apapun kemarin. setelah selesai diapun keluar menghampiri Riri.
"Sudah!" tanya Riri yang melihat Via masuk mobilnya
"Jelas sudahlah kak. Kalau belum mana mungkin aku sudah di sini!" gerutu Via yang akhirnya membuncah keluar
"Iya maaf!" sahut Riri dengan nada lembut sambil sedikit tersenyum. Sedangkan Via masih muka ditekuk dan bibir yang mengerucut
Kemudian mereka melajukan mobilnya menuju arah belakang kampus menuju area persawahan.
"Kita sarapan di sini yah. Kamu mau juga kan?" Riri yang menghentikan mobilnya di sebuah warung yang halamannya agak luas untuk parkir mobil
Melihat dimana sekarang dia berada, Via membelalakkan matanya. Tempat makan favoritnya. Via selalu lewat tempat ini namun belum pernah dia ke sini. Entah kenapa sepertinya Riri sangat hafal dengan makanan favoritnya. seakan semua bukan lagi kebetulan tapi benar-benar sesuatu yang pasti.
"Ayo turun kenapa bengong?" Riri yang membuka pintu mobil namun Via belum juga membuka sabuk pengamannya.
"Eh iya kak" nada lembut Via yang jelas menunjukkan bahwa moodnya sudah bagus kembali
"Kamu duduk sana! Aku pesankan dulu makanannya." ucap Riri sambil menunjuk tempat duduk paling pojok belakang namun berada di pinggir jendela
Viapun menuruti kemana riri menunjuknya tadi. Dari jendela dia melihat pemandangan sawah yang begitu luas terhampar. mengingatkannya pada kampung halamannya. Dan dia juga bahagia ketika berada di tempat yang selama ini dia mimpikan untuk berkunjung menikmati makanan kesukaannya.
"Bagus ya pemandangan di sini?" ucap Riri menyapa Via yang sedang tersenyum melihat hamparan sawah dari jendela
"Ehh ehmn kakak?!" Via terkejut melihat Riri sudah duduk disampingnya. Biasanya Riri selalu duduk didepannya saling berhadapan. Tapi entah kenapa pagi ini Riri begitu berbeda. Sampai-sampai dia agak sedikit bergeser karena dia merasa Riri berada sangat dekat dengannya.
Tapi sebenarnya tak hanya Via yang jantungnya mulai berdegup kencang. Namun Riripun berusaha untuk menahan rasa canggungnya duduk di sebelah Via. Dia berusaha sedekat mungkin dengan Via tanpa membuat suasana terasa canggung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments