Ruang rapat masih kosong saat Rara masuk. Terasa sepi dengan udara yang sedikit dingin karena ac yang telah di posisi on.
Dengan cekatan Rara memindahkan minuman yang di sediakan nya.tak lupa sebotol air mineral dan camilan di setiap kursi. setelah memasatikan semua beres ia berbalik ke arah pintu.
Kreeeat
Pintu terbuka dari luar hingga sesosok lelaki tampan berkulit putih masuk dengan elegant.ia menyunggingkan senyum penuh kelicikan. menatap Rara dengan tatapan lapar.
Rara yang merasakan sinyal bahaya menunduk hormat dan berjalan cepat ke arah pintu.tapi berhubung lelaki itu berdiri di depan pintu maka mau tak mau ia harus melewati nya.
" Siapa sangka putri bisa menyembunyikan permata di ruangan OB,ck ck,sayang sekali' gumamnya tapi masih cukup kuat bagi pendengaran Rara.ia berpura pura tak mendengar tetap saja membuka pintu tapi tangan nya di cekal kuat.
"Apa kau tak mau naik golongan Rara?" dari mana lelaki ini tau namanya ,ini pasti kerjaan mbak mia pikir Rara.
"Maaf pak pekerjaan saya masih banyak saya permisi!" pamit nya sopan sambil berusaha menepis tangan nya yang di cekal itu.
"Hmm, merpati ya,bagus ini menarik" katanya lagi
ia berpikir Rara akan seperti gadis gadis lain yang memakai strategi untuk bisa merangkak ke ranjang hangat nya. tapi tangan Rara di lepas kan ketika pintu terbuka menampil kan beberapa wajah tak asing bagi Rara. itu adalah asisten ceo yang masuk untuk mempersiapkan rapat bersamaan dengan beberapa orang lagi yang bisa di pastikan para pemegang saham yang akan mengadakan rapat bulan ini.
"Hmm.....
Seperti ter tangkap basah lelaki tadi berusaha menenang kan pikirannya yag sempat buyar apalagi tatapan penuh curiga dari sang asisten membuat nya salah tingkah. Rara mengambil kesempatan itu untuk pergi dari ruang rapat tak peduli dengan tatapan penuh arti dari lelaki itu yang melihatnya hingga punggung nya tak lagi tampak.
hufff
Rara yang merasa lega segera turun ke lantai bawah dengan Lift khusus pekerja. untuk menghilangkan keresahan hatinya ia bersenadung kecil.
ting...
pintu lift terbuka lebar memudahkan rara lewat. Si jalan ia bertemu dengan boim yang sedang mengepel lantai koridor .
" Hai cantik perlu di bantu ngak?" sapanya ramah
"ngak perlu im ,sori aku duluan ya!" jawab Rara tampa menghentikan troli nya ia menyebarkan senyum manis nya.
" Jangan membunuh ku dengan senyuman ra ,aku nggak kuat!" gombalnya
" Kalau nggak kuat biar aku aja" kata paijo yang mendekat
" Untuk Rara mati pun aku rela kok, ya kan ra..eeh Rara,Raranya mana jo?" Baim baru nyadar kalau gadis itu telah tak ada di depannya.
" Baru nyadar lo,ikan nya udah pergi noh!" ejek Paijo
" hmmm biar in sirik aja lo!" balas Baim
" siapa ya yang beruntung dapatin si Rara,susah amat dapatin nya im" keluh Paijo lagi padahal bukan hanya dirinya yang mengincar Rara tapi gadis itu tak bergeming sedikit pun.
" nah lu tau,ikut cara gue incar aja ikan laen dari ikan nirwana tuh kita nggak bakalan sanggup!" Seperti dirinya yang kini berbalik arah mengincar uti gadis seprofesi nya yang cukup imut tapi berisik.
" Ia juga sih udah berapa lelaki yang gugur ya,kayaknya gue nyerah deh!" keluh Paijo oa sudah cukup lelah mengejar bayang bayang Rara.
" hehehe kita senasib bro!" mereka seolah akur hingga ber tos ria.
Di sisi lain Rara kembali melihat Romi dia sedang duduk di depan pintu ceo dengan santai tapi raut wajahnya terlihat suram. meskipun gugup Rara tetap melangkah melewati koridor khusus pekerja dengan santai.
tapi pikirannya sendiri benuh dengan pertanyaan yang menbingungkan.
" ini dudah hampir dua bulan kenapa juga kakak ada di sini apakah dia masih menawarkan sahamnya pada presdir perusahaan ini,bukan presdir tapi Ceo yang merupakan sahabat kakak,apa pengacata belum mengajukan pembelian?" pikirnya.
" Apa masih perlu menunggu sebulan lagi mungkin ya agar uang nya terkumpul?" tutup nya lagi.
greepp
Rara memutar tubuhnya ketemu ka tangan lentiknya di tarik seseorang.ia memang selalu di jahili oleh teman se profesi nya yang lain hingga ini tak mengherankan lagi.tapi tubuh Rara menegang ketika berbalik.
Tatapan penasaran di tujukan pada dirinya oleh lelaki yang harus ia hindari ia ingin lari tapi tubuhnya kaku seperti di paku di lantai.ketika matanya bertemu dengan mata teduh Romi hatinya masih saja berdebar kencang bagai larian seekor kuda yang sedang di pecut.
"Siti?" Tanya Romi,di matanya ada secercah kerinduan yang dalam ketika bertanya
"Siti kan?" tanyanya lagi dengan susah payah Rara mengeleng pelan ia kelihatan gugup.waktu terasa berhenti bagi Rara.
"Siti kakak tau ini kau,Kenapa menghindar?"
Romi menarik tubuh Rara ke dalam pelukan nya. Rara memberontak sebentar. tapi ia kalah dengan nalurinya sendiri.ia begitu rindu dengan pelukan Romi.bau khas tubuh Romi menenang kan hingga, ia terlena mengenang masa masa indah nya dulu.
tak terasa Rara menangis tapi ia membalas pelukan Romi.di hirupnya aroma Romi dalam dalam sebelum ia melepas kan pelukan nya kembali.
" Temui kakak di cafe antara yang ada di persimpangan jam lima nanti ya,Adek bisa?" Rara menetralkan detak jantung nya kembali insting nya mulai bekerja.
"Tak bisa aku sibuk?"
"Ayolah dek kakak kangen sama kamu,ada banyak hal yang pengen kakak ceritakan,bisa ya?" pintanya lagi.Rara menunduk menhhindari kontak mata langsung ia takut tak bisa menahan diri,lemahh
"Jangan tergoda Rara, kau bukan Siti lagi kau Rara!" guman Rara kecil.mrngiat hatinya ya g lemah hanya gata gara tatapan Romi saja betapa lelaki ini masih mampu memporak perandakan hati Rara dalam sekejap.
"Pokoknya kakak tunggu di kafe itu ya.pergilah bekerja lagi,jangan lupa jam lima oke?" kata Romi sambil mengusar rambut Rara dengan gemas
lagi lagi Rara kalah kakinya seolah berjalan sendiri tanpa ia sadari.ketika ia sadar tiba-tiba saja ia sudah jauh ketuka ia berbalik Rimi masih di sana memandangnya dengan senyum yang tak bisa di baca .
Dari jauh Romi terlihat melambaikan tangan nya sembari memberi kode dengan mengembangkan jari menunjukan lima mungkin untuk mengingatkan Rara akan jam lima.
"Sial Rara janfan kau hiraukan dia palungan dia msu menanyakan soal saham yang di brkukan iti,bodoh kau Rara!" pikir Rara dengan bodohnya.
"Jangan mau ketemuan Rara,ka bida jatuh ke perangkapnya lagi!" keluhya tak jelas hatinya kini bercabang.di satu sisi ingin sekali ia bertemu mata dengan Romi merasakan kembali hangat nya pelukan seperti tadi.
Di sisi lain ia ingin tau apa yamg akan di tanyakan oleh lelaki itu. akan lah Rara luat mendengar keluh kesah Romi akan kah, dia luluh dengan permintaaan Romi nanti?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Komisah Izah Izah
like
2021-01-12
0
Jeon_Rani
Aku hadir ka
Semangat up terus😘
Jangan lupa feedback ya🤗
2020-12-09
0
wati
sdh bagus kk , cma hurup y byk yg salah, lnjut
2020-12-09
2