Berkali-kali Dre menghubungi nomor Hp Oliv tapi sama sekali tak tersambung. Sedangkan malam semakin larut. Sekarang sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Dre kehabisan sabar menunggu Oliv yang tak kunjung pulang. Mau bertanya pada siapa? Dre sama sekali tak mengenal teman-teman Oliv.
Di sini Dre menyadari kesalahannya. Seharusnya dia membiarkan Oliv membawa teman-temannya ke rumah biar dirinya mengetahui siapa teman Oliv, siapa nama mereka, di mana mereka tinggal. Kalau tau teman-teman Oliv, otomatis Dre tidak akan kesulitan mencari gadis itu di saat seperti ini.
Mutar-mutar tidak jelas keliling Kota, tapi hasilnya nihil. Dre kewalahan, kekhawatiran pada Oliv mulai muncul dalam dirinya. Takut kalau terjadi apa-apa pada gadis itu. Sedangkan dirinya tak tau harus mencari kemana.
Dre menepi. Berhenti sebentar di sebuah Toko untuk membeli air mineral.
Sejak memasuki Toko, Dre dari tadi di perhatikan anak muda penjaga Toko. Anak muda yang terus saja mengamati wajahnya. Membuat Dre bergidik, pikiran jahat mulai datang. "Jangan-jangan nih bocah h*m* lagi. Dari tadi liatin gue kayak liat lauk aja." Dre yang mulai risih.
"Berapa?" Tanya Dre, menanyakan harga air mineral botolan yang dia pegang.
"Lu Abangnya Oliv, kan?" Tanya pemuda itu mengagetkan.
Dre mengernyitkan dahi. Kenapa pemuda itu bisa menyebutkan hal demikian.
"Bang?" Panggil pemuda yang merupakan--Javin.
Dre mengangguk, "iya."
"Wah! salam kenal ya, Bang. Namaku Javin, mudah-mudahan kalau jadi ntar Abang ini bakal jadi Abang ku juga." Javin cekikikan.
Dre hanya geleng kepala dengan wajah tanpa ekspresi.
Seketika Dre teringat pada Oliv. Mungkin pemuda ini bisa membantu, pikirnya.
"Javin, lo mau bantu gue gak?" Tanya Dre.
"Bantu apa, Bang? Apa sih, yang enggak buat Abang ipar." Javin terkekeh.
"Oliv sampai sekarang belom pulang."
"Apa?" Javin melotot dengan mata yang hampir jatuh.
"Iya, gue minta lo bantuin gue nyariin Oliv. Lo pasti tau rumah temen-temen Oliv."
"O--oke! Oke! Ayo, Bang! Tau!!!" Javin sangat panik. Lalu bergegas keluar dari Toko di ikuti Dre.
Sebelum berangkat Javin berpamitan dulu pada ibunya.
*
"Aku biasanya nungguin Oliv sampai di jemput Mang Ojol dulu baru pulang, Bang. Tapi tadi gak sempet soalnya buru-buru gara-gara sakit perut." Cerita Javin pada Dre, kini mereka berada di dalam mobil.
"Lo tau gak siapa temen Oliv?"
"Tau, Bang."
"Coba telepon, tanyain Oliv ada di sana, gak?"
"Oke-oke."
Beberapa menit kemudian.
Javin cengar-cengir.
"Napa, lo?" Dre heran.
"Gak ada kuota, Bang." Javin tersenyum getir.
"Astaga! Hp bagus doang."
"Minta hotspot boleh, ya?"
"Sana-sana. Tu Hp gue, hidupin sendiri." Dre mulai kesal.
Akhirnya tersambung, Javin menghubungi Sally. Dan di loud speaker.
"Sall, Oliv ada di rumah elo, gak?" Tanya Javin
"Gak ada, Vin. Emangnya kenapa?"
"Oliv belom pulang sampai sekarang, kira-kira lo tau gak dia kemana?"
"Gak tau gue, Vin. Tapi tadi dari jauh gue liat Oliv sama Laras di depan gerbang pas gue udah pulang."
"Laras?"
"Ituloh, temennya Naomi."
"Oh iya, tau."
"Jangan-jangan Oliv di apa-apain lagi? Soalnya tadi siang Oliv berantem sama Naomi."
"Ok. Makasih ya, Sall."
"Iya, Vin. Gue bantu tanyain ke temen-temen lain, deh. Ntar gue kabarin elo."
"Oke. Siap, Sall."
*
"Bang? Jadi menurut Abang gimana?" Tanya Javin pada Dre.
Tanpa menjawab pertanyaan Javin, Dre memutar arah menuju Sekolah Oliv. Sangat ngebut, Javin terlihat panik dengan kecepatan laju mobil Dre.
"Bang. Kita mau kemana?"
"Sekolah. Ntah mengapa, tiba-tiba gue dapat firasat kalau Oliv ada di sana."
*****
Sesampai di Sekolah.
Sepi.
Tak ada penjaga. Mungkin sudah pulang.
Suasana mencengkram di tambah semilir angin yang berhembus.
"Bang? Abang yakin Oliv di sini? Sepi banget. Lagian ngapain Oliv di sini kerajinan amat sekolah sampai malam." Javin yang merasa ketakutan.
Dre hanya diam. Fokus membuka gerbang yang di kunci, menggunakan batu.
Suara batu yang di hasilkan sangat berisik.
Hingga tiba-tiba, muncul sosok hitam tak kelihatan wajahnya dari dalam gerbang. Sontak Dre dan Javin berteriak sekencang-kengnya.
"Woiiii!!! Berisik!"
Ternyata itu adalah penjaga Sekolah--Pak Wen, yang terbangun dari tidur karena suara batu dari Dre. Dia memakai sarung menutupi kepala dan badannya karena dingin.
"Astaga! Pak Wen?! Bikin kaget aja!" Teriak Javin.
Dre masih mengatur napas karena kaget.
"Ngapain kamu malem-malem kesini, Vin? Mau sekolah?" Tanya Pak Wen.
"Anu, Pak."
"Ana anu ana anu. Sonoh pulang! Gangguin Bapak istirahat aja!"
Pak Wen berlalu.
"Pak! Tunggu!" Panggil Dre.
Pak Wen kembali menemui mereka.
"Ada apa, Dek. Mau ketemu siapa malem-malem gini?" Tanya Pak Wen.
"Gini, Pak. Adik saya belum pulang dari tadi siang. Aku mau nyariin di dalam, bisa gak?"
"Adiknya siapa namanya, Mas?"
"Oliv."
"Oliv?" Pak Wen heran. Mengingat ingat.
Dre dan Javin mengangguk.
"Oh iya, Bapak inget. Tadi Bapak liat Oliv pergi ke belakang sama Laras. Terus Bapak ke toilet sebentar, terus pas Bapak balik ke sini Bapak liat Laras dan temen-temennya berjalan pulang sambil cekikikan. Pas Bapak tanyain mana Oliv, Laras bilang udah pulang." Pak Wen mengelus-elus dagunya.
"Yaudah, Pak boleh saya masuk? Saya mau cari adik saya." Dre bersikukuh.
"Demi kesejahteraan dan keselamatan bersama, kalian boleh masuk." Ucap Pak Wen gagah.
Pak Wen membukakan gerbang yang sengaja di kunci dari luar. Membiarkan Dre dan Javin masuk. Dirinya pun ikut serta mencari Oliv. Mereka di bekali senter untuk mempermudah pengelihatan.
"Oliv!"
"Oliv!"
Teriak Dre, Javin, dan Pak Wen bersaut-sautan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Yudi
ntah kenapa kata2 pak Wen mengingatkan sama film kartun "keluarga Pak Somad" film dudung 😂😂😂 jangan2 authornya juga suka filmnya? (sok tau akunya) lanjut thor 🤗😁semangat terus up nya💪
2021-03-11
3
Ikhe Parlina
lanjut....
smga cpat ktmu oliv nya
2021-03-10
2
Ina Nuriyanti W
lanjut y kak....
2021-03-10
1