Sepulang dari Kantor, Dre mengajak Oliv ke Pusat Perbelanjaan, membeli keperluan Oliv. Secara gadis itu tidak punya apa-apa hanya menyisakan baju yang kini melekat di tubuhnya.
"Beli semua yang kau perlukan."
Oliv sumringah mendengarnya, terlihat sangat girang.
Sampailah mereka di dalam, sangat ramai orang berlalu lalang membawa barang belanjaan mereka. Tempat yang luas, serta berbagai keperluan ada di sana. Baju-baju, serta sepatu-sepatu yang tersusun rapi menyambut mereka saat masuk Mall.
Oliv mulai memilah baju yang sesuai untuknya, mengambil beberapa helai, memamerkan pada Dre. Pria itu hanya garuk-garuk kepala, bingung. "Perasaan semua sama saja, hanya beda warna. Cewek memang selalu aneh."
Wanita kalau sudah belanja sangat lama. Memilih warna, memilih bentuk, memilih ukuran. Akh! membuat yang menunggu di serang rasa kebosanan.
"Ini bagus, gak?" Tanya Oliv menenteng baju minim dan transparan berwarna merah muda. Menunjukan kepada Dre, Seketika Dre menelan ludah melihatnya. Oliv terbahak-bahak.
"Bocah! Tau apa dia dengan baju itu?" Celetuk Dre, pikiran nakal mulai membayangi otak.
Oliv masih terbahak-bahak, dia memasukan baju itu dan baju-baju lainnya ke dalam keranjang, tidak lupa beberapa pakaian dalam, handuk, dan beberapa sepatu ikut di masukan. Kapan lagi bisa sepuasnya berbelanja!
"Bang Dre!" Panggil Oliv, isyarat dia sudah selesai, dan ingin melakukan pembayaran. Segera Dre menghampiri, memberikan uang merah yang berjumlah sangat banyak. Oliv bertambah sumringah.
Merasa semua keperluan sudah lengkap, Dre dan Oliv berjalan meninggalkan Mall, dengan menenteng beberapa tas belanjaan, yang isinya semua keperluan Oliv.
Beberapa pasang mata memperhatikan mereka Tatapan aneh, dan sinis. Oliv yang masih terlihat belia berjalan beriringan dengan seorang pria sangat nampak lebih dewasa darinya, membawa banyak barang belanjaan.
"Akh! Biasa, anak muda jaman sekarang hobinya maen sama om-om!" Terdengar sangat mengganggu telinga, saat Dre dan Oliv melintas di depan mereka.
"Ho'oh, bisa jadi itu selingkuhan. Jaman sekarang udah biasa anak-anak belia jadi simpanan."
Dre yang merasa panas telinga mendengarnya, menghampiri kedua wanita paruh baya itu. Seketika wajah mereka menjadi pucat, Dre sudah ada di depan mata.
"Bu, kalau ngomong jangan sembarangan. Mulutnya tolong di jaga, jangan asal menuduh. Ibu-ibu ini kenal saya? Kenal gadis itu?" Dre menunjuk Oliv yang berada tak jauh darinya.
Kedua ibu-ibu itu menggeleng. Suasana di sana menjadi sedikit ramai. Banyak mata memperhatikan mereka.
"Kalau tidak kenal, kenapa menjudge orang seakan sudah tau segalanya? Apalagi kalian ini sudah tua, bijaklah dalam bicara."
Kedua ibu itu hanya terdiam, saling senggol satu sama lain.
Dre berlalu, dengan wajah yang masih terlihat kesal, di ikuti Oliv di belakangnya.
"Abang! Tunggu!"
Dre masih saja melangkah, langkah yang besar menunjukkan kalau dia masih emosi.
"Abang! Udah. Pelan-pelan aja jalannya, capek aku!"
*****
Mereka sampai di rumah, rumah yang luas untuk Dre yang hanya seorang diri. Tapi sekarang, ada Oliv yang akan menumpang di sana.
"Taruh saja barang-barang mu, nanti aku akan mencari ART untuk mengurus kebutuhan mu."
Oliv mengangguk, segera masuk ke kamar ingin segera merebahkan diri yang penat sehabis berkeliling di Mall.
Terasa ada kebahagiaan di hati Oliv, terbebas dari Bibi Maureen dan Paman Daniel yang selalu mengoceh tak tentu waktu. Disini, tak ada lagi orang yang akan memarahi, memukul, dan mencaci makinya dengan perkataan kasar. Sangat lega terbebas dari itu semua.
"Aku sangat beruntung memiliki Abang Dre," Ucap Oliv, memejamkan mata. Kemudian terlelap.
*****
Oliv terbangun, melihat jam di dinding menunjukan pukul 08.00 malam. Rasa letih membuat dia tidur sangat lama. Sekarang perutnya meronta-ronta minta di isi. Oliv berjalan keluar kamar.
"Bang Dre!" Suaranya menggema di ruangan itu.
Tak ada jawaban,
Hening.
"Bang!?" Oliv mengetuk pintu kamar Dre. Sekali, dua kali, sampai ke tiga kali masih tak ada jawaban.
"Kemana, sih?" Oliv terlihat kesal. Segera dia mengambil gawai, mencari nomor Dre dan menelponnya.
Terhubung....
Yang menjawab adalah seorang wanita,
"Pulsa anda tidak mencukupi untuk me..."
Segera Oliv mematikan telepon, tak ingin mendengar suara wanita itu yang pasti akan menyebutkan sisa saldo pulsanya. Menyebalkan.
Tak cukup sampai di situ, Oliv mengirim pesan melalui aplikasi berwarna hijau.
[Bang Dre, dimana?]
Lama sekali, tak ada tanda centang. Jangankan centang dua, centang satu pun tak muncul. Yang ada hanya lambang Jam di sana.
"AAAARRGGHHHH!!!" Oliv berasa mengeluarkan tanduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
hheeehh Oliv Oliv...🤦🤦
2021-04-27
2
Sabarita
Thor syuuuuukkkkaaaaa bingit
2021-02-28
2
💫Sun love 💫
😈😈😈👿👿👿👿
2021-02-12
1